Part 6

188 19 0
                                    

Aku membuka mataku, dan seperti biasa senyum hangat bunda bak pemandangan indah yang menyapa ku di pagi hari ini.

"Selamat pagi sayang." Sapa bunda pada ku.

Aku tersenyum kemudian memeluk bunda, kebiasaan ku dari lama yang selalu kulakukan setiap hari. Ini seperti vitamin dan penyemangat hari-hari ku.

"Shila, cepet mandi nanti terlambat." ucap bunda.

Aku melerai pelukan ku sembari mengangguk cepat kemudian beranjak menuju kamar mandi untuk menyelesaikan ritual pagi ku. Sedangkan bunda, aku yakin sudah turun duluan untuk menyiapkan sarapan pagi kami.

Tak butuh lama, aku sudah keluar dari kamar mandi dengan seragam yang sudah rapi melekat di tubuhku.

Ku sisir rambutku dan ku biarkan tergerai. Karena aku memang tak terlalu PD untuk menampakkan wajah ku yang biasa saja seperti ini.

Setelah selesai mengikat tali sepatuku, aku beranjak mengambil ransel dan tak lupa notes kecil yang terletak di atas nakas.

Aku keluar dari kamar, dan menuju ke meja makan yang sudah berisi Ayah, bunda dan tak lupa kak arfan yang sudah menyambut ku dengan hangat. Seperti biasa, dia akan menarik bangku milikku untuk mempersilahkan aku duduk disana. Dia memperlakukan aku layaknya seorang Putri istana.

"Silahkan princess." ucap kak arfan.

Aku tersenyum kemudian duduk bersebelahan dengan kak arfan yang berseberangan dengan ayah dan bunda.

Setelah mengucapkan doa bersama, kami pun mulai menyantap sarapan kami diiringi canda tawa yang selalu terjadi jika kami sudah berkumpul bersama. Tidak apa, jika aku tidak bisa menambah lelucon yang mereka katakan, aku hanya akan mendengar dan tersenyum sebagai balasannya.

15 menit berlalu dan kami sudah menyelesaikan sarapan kami.

"Yuk dek." Ajak kak arfan setelah aku selesai meneguk habis air minum ku.

Aku mengangguk, kemudian beranjak mengecup kedua punggung tangan ayah dan bunda.

"Semangat belajar Princess nya ayah."

Aku mengangkat jempol memberi jawaban pada ayah. Jika kalian ingin tahu, itu adalah Kalimat yang selalu ayah katakan ketika aku akan berangkat ke sekolah.

Aku bergegas keluar dari rumah, mengejar kak arfan yang memang sudah mendahuluiku.

Kak arfan memakaikan helm padaku saat aku sudah dihadapannya. Kemudian mengulurkan sebelah tangannya padaku, berniat membantuku untuk menaiki motor matic nya.

Setelah duduk di boncengan dengan nyaman, aku menepuk pundak kak arfan mengisyaratkan jika aku sudah siap.

"Pegangan Princess." Titah kak arfan.

Aku tersenyum tipis kemudian memeluk perut kakak kesayangan ku ini.

Aku teringat dulu, saat aku tak ingin berpegangan padanya. Dia marah padaku, Tapi lebih tepatnya bisa dibilang dia merajuk bukan marah. Saat ku tanya alasannya, dan jawabannya membuat aku tertawa dalam hati.
"Pegangan dong dek, nanti kalau kamu jatuh gimana? Kakak kan gak mau adek kesayangan kakak ini kenapa-napa." Itulah yang dikatakan kak arfan dulu dan menurutku itu sangat menggemaskan.

Aku senang memiliki kakak seperti kak arfan, dia baik dan perhatian. Dia tidak pernah lalai dalam menjagaku tapi yahh..  Mungkin hanya satu, dan itu hanya akan terjadi di sekolah. Menurutku itu bukan termasuk kesalahan kak arfan, karena itu semua keinginanku.

20 menit berlalu, kami sudah sampai pada halte. Seperti biasa, kak arfan akan menurunkan ku disana seperti sekarang ini.

Aku menulis pada notes kecil ku, dan ku sobek lalu ku berikan pada kak arfan.

Diary Of Si BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang