Part 13

588 112 3
                                    

Hidup. Sebuah kata sederhana yang ketika semasa kecil dulu ia pahami sebatas kegiatan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, karena ketika seseorang dinyatakan tak memiliki kehidupan lagi maka indikasi pertama adalah menghilangnya fungsi pernafasan itu sendiri.

Di usianya kini, Krystal akhirnya memahami hidup bukanlah sebatas menyerap dan mengeluarkan udara melalui lubang hidung. Hidup adalah hidup, dimana bukan hanya menghitung perputaran jarum jam dari angka dua belas untuk kembali lagi di angka yang sama atau menunggu berjalannya dari hari senin hingga hari minggu, lebih dari itu semua. Ada asa yang diperjuangkan, ada harapan bahwa hari ini akan lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini.

Krystal menutup krim wajah lalu menaruhnya kembali di tempatnya. Ia menatap lurus bayangan yang terpantul di cermin. Krystal melihat seorang perempuan berusia dua puluh tiga tahun, rambut coklat kemerahan bergelombang terurai mengelilingi wajah ovalnya. Sepasang mata perempuan di depannya masih nampak bengkak karena menangis setiap malam. Bibir itu juga sedikit terlihat kering karena lupa menggunakan lipbalm. Perempuan di dalam cermin mengangkat sebelah tangan dan menyentuh permukaan pipinya. Untunglah masih terasa lembut, namun entah apa yang akan terjadi pada satu hingga dua tahun ke depan pada kulit ini jika perempuan itu masih tetap seperti sekarang. Hanya diam meratapi nasib tanpa melakukan apapun untuk merubah keadaan.

Krystal mendengus, pantas saja suaminya memilih perempuan bermarga Hwang itu. Aku kalah jauh dari perempuan itu, atau perempuan-perempuan lainnya yang akan berdatangan nanti untuk berebut perhatian Amber. Krystal tak dapat terus berdiam diri, ia membenci posisinya yang hanya dapat duduk dan menunggu keajaiban datang. Ada yang harus dirubah, mulai detik ini. Pernikahan mereka memang berbeda dengan pernikahan pasangan lainnya, tapi tetap hanya ia yang menjadi Nyonya Amber saat ini. Meski Ambet tak mencintainya sebesar Krystal mencintai pria itu bukan berarti ia tak berhak untuk memperjuangkan hubungan mereka.

Setelah berganti pakaian, Krystal keluar dari kamar dan turun ke bawah berniat mencari Han Ahjussi untuk mengantarnya ke salon kecantikan. Benar, memperbaiki penampilan menjadi pilihan pertamanya. Laki-laki adalah makhluk visual, dari sanalah Krystal berpendapat ia harus nampak lebih menarik dari sebelumnya. Namun belum sempat krystal menuruni seluruh anak tangga Lee ahjumma telah menghadangnya di ujung tangga. “Maaf Nyonya, Tuan memerintahkan saya untuk meminta anda tetap tinggal di rumah, meski untuk mengunjungi Honeybear.” Ujar Lee Ahjumma dengan perlahan.

Pada mulanya Krystal tak memberikan respon apapun, ia hanya menatap kosong pada barisan anak buah Lee Ahjumma yang berdiri berjajar di belakang wanita paruh baya itu. Beberapa detik kemudian, barulah Krystal mencerna kalimat Lee Ahjumma namun tetap tak dapat memahami maksud perintah Amber yang memintanya tak keluar dari rumah. Krystal ingat jelas, pria itu yang memaksanya mengelola Honeybear. “Amber menghubungimu?” Tanya Krystal ragu sekaligus tak percaya, mereka sepasang suami istri tapi berkomunikasi melalui asisten rumah tangga. Lee Ahjumma tak menjawab, ia hanya menunduk sebentar memahami nada tersinggung dalam ucapan krystal.

krystal mendecak, ia berjalan menuju pesawat telepon namun gerakan tangannya terhenti di atas angin begitu melihat kabel yang tak terpasang pada tempatnya. “Apa lagi ini?” desis krystal, ini keterlaluan! Pengabaian serta sikap dingin masih dapat ia maafkan tapi kali ini keterlaluan. Amber telah mengekang kebebasannya. Dengan gusar, krystal menadahkan tangannya pada Lee ahjumma, “Pinjamkan aku ponselmu!” “Untuk apa Nyonya?” krystal tahu ia sudah bersikap tak sopan pada Lee Ahjumma tapi ini sangat mendesak, setelah masalah pengurungan ini selesai sesegera mungkin krystal akan meminta maaf pada Lee Ahjumma dan membeli ponsel baru tentunya. “Aku harus menghubungi pria gila itu, sebenarnya apa rencananya kali ini?” 

Ia hanya ingin kau menikmati hari mu bersamaku dan Ibu.” krystal menoleh ke sumber suara dan menemukan Sa Eun baru saja memasuki ruang keluarga bersama nenek. “Ko-mo?” panggil Krystal terkejut, bagaikan mimpi di siang bolong mendapat kunjungan keluarganya sendiri.

Breakable HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang