Chap 2 : Kekesalan

8 0 0
                                    

Asalamu'alaikum....
Gimana kabar kalian readers? Sehat?
Masih semangat bacanya gak?
Yaudah lanjut yuk guys...

Bismillah......
------------------------------
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

"Ali, bagaimana perkembangan perusahaan ayahmu itu?" tanya Aisyah kepada Ali yang sedang duduk santai disebelah Fahri.

"Alhamdulillah. Lancar, bun" balas Ali sembari tersenyum hangat kearah ibu mertuanya lalu meminum teh manis yang sudah tersedia diatas meja dihadapan mereka bertiga.

"Syukurlah...." balas Aisyah sambil memgangguk-anggukan kepala lalu ikutan meminum teh manisnya.

"Andai aja Farid mau ngurusin perusahaan Wijaya Kusuma Group, pasti bakalan meningkat drastis karena Farid itu anak yang genius" gumam Fahri yang dibalas anggukan oleh Aisyah yang berada tepat disebelahnya.

"Nanti juga dia pasti mau kok. Sabar aja" kata Ali santai lalu melirik kerah Andini yang sedang berjalan kerah mereka bertiga, Aisyah, Ali dan Fahri.

"Mah,, simuka batu itu kemana lagi, mah?" tanya Andini kepada Mamahnya sambil duduk dan celingukan mencari keberadaan Farid yang membuatnya heran karena biasanya jam segini Farid sudah rapi dengan pakaiannya walaupun mereka tidak tahu apa pekerjaan Farid dan kali ini Andini masih belum melihat Farid.

"Andini!" geram Ali yang kesal karena  Andini tak ada hormat-hormatnya kepada Farid yang statusnya adalah KAKAK KANDUNG Andini. Kurang ajar.

Andini yang jarang akur dengan Farid, kehebohan yang selalu terjadi diantara dua kakak beradik yang satu ini adalah hal yang sangat memusingkan. Hal yang sangat menyebalkan dan juga hal sangat membosankan. Andini yang cerewet dan Farid yang dingin membuat mereka selalu berbeda pendapat. Seperti Andini yang selalu berusaha untuk menjodohkan Farid dengan wanita-wanita kenalannya. Wanita-wanita cantik nan berkelas yang selalu membuat Farid risih. Wanita-wanita cantik nan manja. Wanita yang jauh dibawah standar Farid. Itulah salah satu hal yang membuat Farid dan Andini selalu berdebat dan adu mulut dari dulu sampai sekarang. Ya.....sampai sekarang.

"Hehe,, iya iya suamiku sayang. Maaf mah, maksudnya kak Farid kemana? Kok belom nongol nongol sih, ma?" tanya Andini ulang sambil larak lirik kira kanan mencari keberadaan kakaknya hanya dengan satu alasan. Mengenalkannya dengan wanita pilihannya.

"Cielah sayang-sayangan, jadi cemburu bunda" kata Aisyah sambil berdiri lalu pergi ke dapur dengan langkah terhenti karena Andini mengoceh tak jelas.

"Dah tua masih aja cemburuan" oceh Andin kepada mamanya yang tengah menatapnya kesal, "Biarin,," balas mama nya lalu melangkah pergi ke dapur dimana disana sudah ada suaminya yang tengah makan dimeja makan.

"Ish si mamah, mah. Anak nanya malah pergi. Jawab dulu kek" dengus Andini sambil bersungut sebal.

"Cape kali, sayang" kata Ali sambil mengelus puncak kepala Andini

"Siapa yang cape, yang?" tanya Andini yang telmi. KATANYA. Lalu Ali pun tersenyum dan langsung menunjuk kearah dapur dimana Aisyah kini berada bersama dengan ayah mertuanya Ali.

Beginilah keadaan rumah pak Andi yang selalu harmonis. Baik itu keluarga pak Andi dan istrinya Aisyah, ataupun para putra putrinya yang telah berumah tangga. Hanya Farid saja lah yang belum menikah padahal usianya sudah tak muda lagi.

"Ck, Farid Masih tidur kali." jawab Fahri sekenanya lalu mengajarkan tubuhnya di sandaran sofa dengan santai nya sembari meminum teh hangat dengan sangat santai.

"Ishh, kak Fahri. Andin itu nanyanya tuh ke mama bukan ke kak Fahri!" kata Andin tak terima karena bukan mamanya yang menjawab membuat Fahri tersedak teh manisnya. Padahal kan mau mamanya maupun kakaknya yang jawab itu sama aja. Yang penting bawa informasi. Batin Ali.

Cool Bad Alim GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang