Chap 8 : Katanya

3 0 0
                                    

Asalamu'alaikum...
Gak bosen-bosen nih saya ngingetin kalian para Readers buat ngasih tanda bintang sama komentar dikolom yang udah tersedia.

Oya kalo kalian mau tahu tentang cerita Andini dan Ali, kalian bisa baca yang judul ceritanya 'ANDINI ; A Story Zaman Now'. Itu asli hasil karya SiMu, kok. Sebenernya sih yang dua lagi juga karya SiMu cuman yang lainnya gak ada sangkut pautnya sama cerita ini. Nah, kalo yang tadi Emull sebutin judulnya itu ada. Bahkan mungkin beberapa part nyambung sama cerita itu. Author cuman ngingetin doang kok. Kalo kalian mau ngerti and tambah ngerti, mending kalian baca cerita yang itu dulu, baru yang ini. Tapi kalo enggak juga gak papa sih.... Author mah cuman nyaranin aeee

Yaudah deh daripada kalian tambah penasaran trus gak mau lama-lama baca pesan dari saya mending kita lanjut baca ceritanya yuk...

Antum Hamasah baca ceritanya ya😊

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Rasulullah SAW bersabda : "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku!" [H.R Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.].

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Apa iya gadis itu sahabatnya Mega? Apa benar gadis itu sekolah disitu juga? Tapi apa urusanku memikirkan gadis itu? Apa peduliku? Siapa dia bagiku? Apa artinya dia bagiku? Oh,, dia hanya bagaikan tiang listrik yang berdiri dijalanan tanpa teman bagiku. Kejam? Ya sebutlah aku kejam karena membandingkan manusia dengan barang. Tapi aku adalah aku. Aku tak peduli apa kata orang. Yang aku pedulikan adalah bagaimana caranya agar aku bisa membalas budi akan jasa kedua orngtuaku.

Ahh aku rasa aku memang benar-benar butuh istirahat setelah badanku pegal-pegal karena melawan para preman yang menyakiti gadis itu. Bagaimana mungkin aku bisa terus memikirkan gadis itu? Senyumnya. What? Senyum? Dia jarang tersenyum sama sepertiku. Oh ayolah Mulyani itu memang gadis yang datar dan dingin.  Dan ia memang beda dari gadis lain yang selalu genit bila bertemu denganku. Tapi dia.... Dia bahkan selalu menyuruhku pulang dari rumah Dirga. Kakaknya.

Benar. Gadis itu selalu mengusirku secara tak sengaja. Berbagai alasan yang ia berikan agar aku pulang. Mulai dari Dirga yang sibuk, cape,  gak ada dirumahlah, lagi kerumah mertuanyalah, jangan malem-malem takut jadi fitnah lah, dll. Tapi aku tahu semuanya hanya modus karena sebelum aku kerumah Dirga, aku selalu menanyakan keberadaannya. Tapi jika dipir-pikir lagi, aku pernah melihatnya tersenyum. Kapan? Saat aku bertemu dengan nya untuk yang pertama kalinya. Dan tentu saja senyuman itu ia tunjukan untuk kakaknya.

Mulyani Abdullah Sajad.

Satu nama gadis yang saat beberapa jam lalu berputar-putar dalam pikiranku. Apakah aku mencintainya? Benarkah aku sudah membuka hati lagi untuk seorang perempuan? Tapi dia bahkan lebih muda dari adikku Andin. Tidak, tidak! Aku pasti sudah sangat lelah karena aku beberapa hari ini aku kurang tidur. Yah itu pasti. Tapi........

Ahhhh sudahlah aku tidak ingin memikirkan tentang gadis itu lagi. Aku harus tidur. Ya, tidur adalah pilihan terbaik disaat kita lelah. Bukan malah memainkan wanita. Tentu saja.

Akupun memejamkan mataku untuk tidur. Tidak lupa membaca do'a memohon perlindungan kepada Allah Swt. dikala aku tertidur, supaya aku terhindar dari godaan syetan. Perlahan-lahan aku pun terlelap dalam tidur dan melayang kedunia mimpi......mimpi yang indah bersama gadis pujaan hati.

Tunggu...........
Pujaan hati? Aku pun membuka kembali mataku dan mengacak rambutku frustasi. Ya, aku benar-benar frustasi. Kenapa gadis itu kembali terngiang dalam benakku?

Akupun bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu lalu akupun shalat  Istikharah untuk meminta petunjuk tentang masa depanku dikemudian hari bersama dengan seorang wanita yang kelak akan menjadi ibu dari anak-anakku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cool Bad Alim GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang