Chap 3 : Dia Siapa?

5 1 0
                                    

Asalamu'alaikum......
Hy guys, gini ya gini,,, kan disini itu ada beberapa kata-kata kasar yang seharusnya gak dikatakan oleh muslimah. Itu ana tulis karena ana ingin menceritakan kisah Kids Zaman Now guys,, maklumin yaa

Dan, satu lagi. Tempatnya dan nama-nama tempat nya ngarang guys, alias gak ada ditempat aslinya. Namanya juga ngarang kok.

Cerita ini tuh cuman fiktif belaka, bila ada kesamaan nama tokoh, tempat dan waktu tolong dimaklumi ya. Tapi kalo jalur ceritanya tenang aja, author belum pernah nemuin cerita yang kayak punya author ini.

Yuk lah lanjut baca......

----------------------------------------------------
Mega prov

Sebel, marah, jengkel, gak suka, kesel dll. Itulah yang gue lihat dari tingkah sahabat gue yang paling dingin, datar, dan gak tersentuh dan yang paling-paling dan paling gak punya hati. Wkwkwk, gak lah maksud gue tuh Mulyani, guys. Iya dia. Siapa lagi temen cewek yang cuek nya ngalahin gue? Siapa lagi kalo bukan adiknya kak Dirga.

Yups, sejak tadi keluar dari kantin dia cemberut mulu. Kenapa ya? Entahlah. Tapi yang pasti jarang banget dia cemberut kayak gitu, apalagi tadi mood dia itu lagi baik baik aja. Apa karena tadi ada  Sakti, yah?

"Mull, kamu kenapa sih? Kok cemberut mulu? Ngomong sama aku dong, Mull. Aku kan sahabat kamu" kata gue sambil menggenggam tangan sahabat terbaik gue.

Mulyani menatapku dengan pandangan teduh sembari tersenyum lembut kearah ku. Aku tahu aoa arti senyuman itu. Suasana hatinya sedang merana. Atau mungkin sahabatku itu merindukan keluarganya. Mungkin saja bukan? Kami, maksudku aku dan Mulyani sudah beberapa tahun ini tinggal di apartemen milik ayahku. Ya, milik ayahku. Mulyani tak tahu jikalau apartemen itu milik ayahku. Aku tak pernah memberitahukannya. Yang tahu akan hal itu hanya Monika. Sahabatku yang paling menyebalkan.

"Aku gak papa kok, Ga. Kamu tenang aja. Aku cuman kangen sama keluarga aku dirumah" balas Mulyani sambil balas menggenggam tangan gue dan tersenyum lembut kearah gue. Gue gak tahu apa yang ada di pikirannya, tapi aku tahu bahwa dia memang benar merindukan keluarganya. Begitupun denganku yang sangat merindukan moms and daddy yang ada di negeri orang.

Benarkan apa dugaan ku bahwa Mulyani juga merindukan keluarganya? Juga? Ya juga. Kami sama-sama jarang bertemu dengan keluarga kami. Seperti ku yang ditinggal jauh oleh moms dan dady yang pergi keluar negeri untuk urusan bisnis selama beberapa bulan. Bahkan mungkin tahun.

"Gue juga kangen bokap sama nyokap dan adik gue ples kakak cewe gue, Mull" balasku sambil menaiki motor ninja hitam ku lalu duduk manis diatasnya sambil menopang dagu membayangkan keadaan mereka sekarang. Apakah mereka baik-baik saja atukah bagaimana? Semoga saja mereka baik-baik sahaja. Aamiin.

(Mega Ayudia Putri. Putri tunggal dari pasangan William dan Ratna. Ayahnya yang bekerja diluar negeri ditemani mamahnya yang juga ikut bekerja untuk membantu suaminya membuat Mega harus tinggal dirumah tantenya. Sang kakak daripada mamahnya. Ketimbang tinggal bersama kerabatnya, Mega justru lebih memilih untuk tinggal diapartemen milik ayahnya bersama seorang sahabat yang selalu menemaninya.)

"Hmm" balas Mulyani sambil merogoh tas punggungnya lalu mengambil handphone layar sentuh miliknya. Ya iyalah layar sentuh,jaman sekarang mah udah gak jaman pake hp jadul kelles....wkwkwk.

Selalu seperti itu, simple datar dan tak berperasaan. Itulah sifat sahabatku yang satu ini. Tak punya persaan dan tukang bikin orang naik darah. Sifatnya yang dingin dan hanya sibuk baca buku selalu membuatku dan dua sahabatku yang lainnya kesal. Bagaimana tidak kesal jikalau setiap di ajak bicara Mulyani selalu mengatakan ' emang ada manfaatnya?' sembari menaikan sebelah alisnya. Dan, jikalau sudah nanya sama dia itu harus siapin mental sama fisik agar gak marah dan kesal. Sebab, jika sudah bertanya kepadanya atau mengajaknya bicara pasti selalu diceramahin dan dimarahin. Pasti. Tapi walaupun begitu, dia itu bagaikan guru bagi aku, Gabriella dan Monika. Dia yang selalu mengajarkan dan menasehati kami. Karna dirinya jugalah yang telah membuatku menjadi seperti ini. Seorang gadis muslimah. Ya walaupun agak bad girl juga sih, hehe.

Cool Bad Alim GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang