Asalamu'alaikum,,, masih semangat bacanya?
Yaudah yuk lanjut, keburu kalian bosen--------------------------------------
Farid PROV
Jam setengah dua dini hari. Aku masih membuka mataku lebar-lebar. Pikiranku jauh menerawang dan memikirkan kejadian sepulangnya aku dari rumah bang Dirga.
Kenapa? Kenapa harus seperti itu? Tidak bisakah tunggu sampai aku membuka hatiku kembali?
Oh ayolah,,, aku benar-benar frustasi dengan keadaan ini. "Arrgghh...." teriakku frustasi. Untungnya kamarku ini kedap suara, jadi tidak akan ada yang tahu jika aku berteriak. Ditambah lagi ruang kamarku sangatlah besar. Ya besar. Sangat besar. Mungkin cukup menampung seluruh pakainnya si Andin yang bajunya punya ruangan khusus.
Sebenarnya bukan masalah besar bagiku jika aku hanya dijadikan CEO, tapi kenapa harus dijodohkan? Aku juga bisa cari jodoh sendiri. Oh baiklah, moodku benar-benar kacau sekarang. Tahukah kalian perasaanku saat ini seperti apa? Kacau sob, kacau.
Bagaimana tidak, sepulangnya aku dari rumah bang Dirga ayah dan bunda beserta kakak dan adikku sedang menungguku diruang keluarga. Dan waktu itu ayah bilang kalo aku harus segera menikah. Jika tidak, ayah tidak akan jadi untuk menjadikan aku CEO diperusaannya. Tapi bukan itu masalahnya, masalahnya adalah jika aku tidak menemukan atau membawa calon istri kerumah, ayah yang akan memilihkannya untukku.
Dipilihin jodoh? Gerrrr,, ogah. Dulu saja sempet ada beberapa cewek yang bunda dan Andin kenalkan kepadaku. Jelas aku tolak mereka semua, selain mereka genit, mereka juga tak tahu malu dan kebanyakan dari merek yang berbusana minim. Sebenarnya dari salah satu wanita yang bunda dan Andin pilihkan untukku ada yang berhijab, tapi sayangnya aku tak tertarik karena aku pernah melihatnya berkencan dengan pria yang bukan mahramnya. Untung saja saat itu aku belum meneriamanya untuk menjadi calon istriku. Ralat, lebih tepatnya adalah aku tak memilihnya untuk disandingkan denganku. Bagaimana jika pilihan ayah adalah wanita yang super manja seperti adikku? Atau dia selalu berkencan dengan pria-pria lain diluaran sana? Atau bahkan lebih parahnya lagi, bagaimana jika suka keluar masul club setiap malam? Atau bergonta-ganti pasangan kencan? Kacau!!!
Jangan tanya kenapa aku bisa tahu, jelas aku tahu semua tentang mereka-mereka yang bunda dan Andin kenalkan kepadaku. Aku memiliki banyak mata-mata, jadi mudah untukku mengetahui kepribadian mereka. Bukannya aku kepo. Aku hanya ingin tahu kepribadian wanita yang bunda dan adikku kenalkan kepadaku. Tapi syukurlah semuanya tidak ada yang menarik hatiku. Sama sekali tidak.
Oke, dari pada kalian bingung apa yang dikatakan keluarga aku, aku bakalan ceritain semuanya sama kalian.
Flashback
"Farid. Sini dulu sayang, mama mau bicara" kata bunda sambil menepuk kursi yang kosong disebelah bunda. Mama? Ketularan si Andin ini mah.
"Ada apa, bun? Kok pada ngumpul gini sih? Apa kak Azizah sakit ya?" tanyaku membrondong perkataanku. Sempat ada perasaan yang tak enak melanda batinku. Takut-takut jikalau ayah setuju akan salah satu wanita pilihan Bunda. Bukan karena apa, tapi memang aku belum ada niatan untuk mempersunting seorang wanita untukku jadikan sebagai istri.
"Bukan, Farid!" haha si abang marah gue ngatain istrinya sakit. "Lalu?" tanya gue gak sabaran. Iyalah gak sabar gue kan cape habis dari rumahnya bang Dirga, badanku pegal-pegal dan mengantuk karena belum tidur dari semalam ditambah, lagi tadi aku ditubruk adik bang Dirga yang..........dingin nan datar.
"Farid, kamu kan udah besar. Umur kamu juga udah duapuluh tujuh, jadi kamu itu udah dewasa......" perkataan bunda terpotong sama ocehan Andin yang langsung dipelototi oleh Ali-suaminya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Bad Alim Girl
SpiritualWARNING!!! Ini bukan kisah nyata. Ini hanya fiktif belaka! Jika ada kesamaan nama tokoh, dan latar cerita mohon dimaklumi. Tapi satu hal yang perlu kalian tahu,, kisah ini MURNI CIPTAAN AUTHOR!!!! Ingat ya,,, ini cerita ZAMAN NOW yang banyak mengand...