part 5

6 1 0
                                    

"non,non Aya kenapa?" seru pembantu Aya yang sudah bekerja selama puluhan tahun dengan orang tua Aya,

"Gak papa kok mbok,Aya baik baik aja nanti aya mau ada pertemuan dengan klien jadi mbok gak usah buat makan malem buat aya," seru Aya kepada mbok Minah sambil berlalu menuju kamar

Aya menghempaskan tubuh lelahnya sambil memperhatikan kamarnya,kamarnya sudah berbeda bukan kamar yang nyaman dengan hiasan warna warni dan beberapa foto yang terpajang di sudut sudut kamar

Namun kamar ini sekarang kosong,gelap dan sunyi tak ada hiasan warna warni,tak ada foto foto kebahagian,ruang ini begitu hampa sama seperti hati sang pemilik.

Aya melihat jam yang melingkar di tangannya lalu ia bergegas untuk bersiap siap menjalankan peran nya selanjutnya. Peran yang seharusnya belum di emban oleh gadis usia 17 tahun sepertinya.

Harusnya ia masih bermain bersama teman teman seusianya, nonton bioskop atau melakukan kegiatan yang sesuai dengan usianya,namun tidak bagi Aya walaupun usianya masih 17 tahun dia sudah dituntut untuk menjalankan kewajiban sebagai orang dewasa ini semua karena tragedi itu tragedi yang merenggut seluruh kebahagiannya.

Malam ini Aya tampil dengan elegan,dan terlihat lebih dewasa dari pada usianya, inilah Aya jika di sekolah dia adalah gadis remaja yang tak terkenal bahkan tak terlihat, tapi jika diluar dia adalah wanita dewasa dengan sejuta pesona dan tatapan tajam yang seolah olah mampu membunuh lawan bicaranya.

"Selamat malam Mrs raya," sapa seorang laki laki paruh baya dan seorang wanita seksi yang Aya taksir usianya sekitar 40 tahunan

"Malam juga Mr andarianto,"ucap Aya dengan senyum tipis andalan nya,

"Jadi bagaimana dengan kerja sama kita kali ini?saya sudah membaca berkas yang anda kirimkan ke email saya."ucap Aya tanpa basi basi setelah mempersilahkan Mr andarianto dan sekretarisnya itu

"Syukurlah jika anda sudah membaca berkas kerja sama kita, karna anda sudah membaca berkasnya saya langsung saja pada intinya, saya ingin membangun sebuah apartemen di Lombok namun perusahaan saya mendapat sedikit kendala pada bagian perizinan dan keuangan,"ucap mr andarianto

"Lalu anda menginginkan apa dari perusahaan saya?" Ucap Aya tanpa rasa takut sedikit pun .

"Saya ingin perusahaan anda mau membiayai berjalan nya pembangunan apartemen ini dan saya juga ingin anda membantu perizinan nya," ucap mr andarianto ragu ragu karena tatapan Aya yang begitu menusuk.

"Lalu apa untungnya bagi perusahaan saya  selain menjadi pemegang saham terbesar?" Ucap Aya dengan seringaian diwajah cantiknya, inilah kelebihan Aya ia mampu membuat lawan bicaranya tersudut dengan gaya bicaranya yang tegas dan tatapan mata yang tajam.
 
"Selain itu perusahaan anda juga akan mendapatkan bagian 30 % dari keuntungan yang kita dapatkan,bagaimana apakah anda berminat dengan penawaran kerja sama kita?" Kata Mr andarianto dengan waspada waspada takut klien nya ini tidak menyetujui penawaran nya

"Penawaran yang menarik" ujar Aya dengan senyuman angkuh yang membuat siapa saja pasti bergidik ngeri mendapatkan senyuman itu.

"Jadi bagaimana apakah anda bersedia bekerja sama dengan perusahaan kami?" Ujar Mr andarianto

"Baiklah saya setuju dengan kerja sama ini jadi kapan mulai penanda tanganan kontraknya ?" Ujar Aya dengan nada angkuh andalan nya

"Baiklah sekertaris saya akan mengatur itu semua dan jika sudah selesai saya akan langsung mengirimkan nya pada anda" ujar Mr andarianto dengan senyum mengembang

"Baik jika tidak ada yang akan dibahas lagi saya ijin permisi karna masih banyak urusan lain," ujar Aya seraya bangkit  dan menyalami Mr andarianto dan sekertaris nya .

"Ya hati hati Mrs raya,semoga kerja sama kita ini bisa berjalan dengan lancar" balas Mr andarianto dengan senyum tulus.

Aya terpaku melihat senyum Mr andarianto senyum hangat khas seorang ayah kepada putrinya tiba tiba saya Aya merasakan sesuatu yang menyesakan dadanya,sebuah perasaan rindu yang sangat dalam pada sesosok ayah dalam hidupnya.

Setelah selesai dengan segala urusan nya Aya segera kembali kerumahnya,karna ia tidak ingin membuat mbok Minah orang yang sangat ia sayangi khawatir kepadanya , bagi Aya sekarang mbok Minah adalah segalanya buat dia hanya mbok Minah yang dia punya sekarang. Dan hanya mbok Minah yang dia percaya saat ini

Gelap dan hampa itulah yang aku rasakan saat memasuki rumah yang besar ini, tak ada keceriaan seperti dulu canda tawa serta pelukan disetiap kedatangan nya. Tak terasa air mata itu muncul lagi setiap Aya mengingat kenangan nya bersama kedua orang tuanya

" Non? Non Aya baru pulang? Mau mbok buatin makan malem atau mau disiapin air hangat buat non Aya mandi?" Tanya mbok Minah seraya mendekati Aya sang majikan yang sudah iya anggap seperti anaknya sendiri.

Tak ada jawaban dari Aya ia masih saya termenung dengan segala dipikiran  nya sampai sampai ia tak menyadari kedatangan pembantunya tersebut.

"Non? Kok non Aya nangis ada apa non? Apa ada yang nyakitin non? "Tanya mbok Minah sambil menyentuh pundak Aya

Hal itu sontak saja membuat Aya menoleh dan langsung menghambur ke pelukan sang pembantu.

"Mbok. Aya kangen,Aya kangen papah,Aya kangen mamah hiks hiks, kenapa sih mereka begitu jahat sama papah dan mamah, apa salah papah sama mamah mbok apa? Kenapa mereka jahat banget sama kita " kata Aya disela sela tangisan nya .

Mbok Minah yang mendengar segala curahan hati majikan nya pun ikut sedih karena selama ini majikan nya nya selalu menutupi kerapuhan nya dengan sikap yang tak tersentuh namun mbok Minah sadar seberapa kuat pun Aya berusaha terlihat tegar Aya tetap lah Aya gadis remaja yang polos dan butuh kasih sayang.

"Non Aya gak boleh gitu,non Aya harus kuat ,non Aya harus bisa terima semuanya non semua ini udah takdir non, dan kita tidak bisa menyangkalnya," ucap mbok Minah sambil mengelus rambut indah Aya dengan sayang.

"Tapi Aya gak rela mbok, Aya akan buat mereka semua menyesal karena udah buat papah sama mamah ninggalin Aya,Aya gak akan biarin mereka bersenang senang diatas penderitaan papah sama mamah" ucap Aya dengan mata merah dan emosi yang meluap serta seringaian licik dan cerdik yang tak pernah ia tunjukan kecuali pada  musuhnya di dunia bisnis
 

Mbok Minah hanya bisa menghela nafas saat mendengar ucapan Aya,karna ia tau Aya bukan lah gadis yang menyerah begitu saja jika menginginkan sesuatu dan ia hanya bisa berharap semoga Aya tindak melakukan hal hal yang tak terduga .

"Yaudah sekarang non naik keatas dan istirahat besok non kan masih harus bersekolah" ujar mbok Minah dengan perhatian yang sangat besar

Aya hanya mengangguk sebagai jawaban, tetapi sebelum ia meninggalkan mbok Minah Aya berbalik dan melihat mbok Minah masih setia menatapnya dengan tatapan yang penuh perhatian dan khawatir.

"Mbok, makasih ya udah mau ngerwat Aya dan gak ninggalin Aya, Aya minta jangan pernah tinggalin Aya, Aya sayang sama mbok," ucap Aya sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya yang terletak di lantai atas

"Mbok gak akan pernah meninggalkan non, mbok juga sayang sama non aya " ucap mbok Minah dalam hati sambil melangkah menuju dapur untuk mengambil air minum dan kembali ke kamar.








To be continue....

Jangan lupa vote dan komen gengs

😚😚Kecup manja buat para rider hehehhee

Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang