Belati yang Sama

24.7K 1.6K 17
                                    

Setelah sampai di tempat tujuan, kami langsung menuju ke toko buku yang namanya sangat terkenal. Aku berjalan bergandengan dengan Ummi, sedangkan Mas Izhar di belakang kami. Dia seperti jadi bodyguard kami.

Dahulu ketika aku masih sekolah, aku sering mengunjungi toko buku. Berlama-lama di dalamnya hanya untuk membaca saja. Jika ada novel yang menarik, barulah aku beli.
Dari kecil aku memang senang membaca, terutama novel. Dahulu aku menyukai teenfic, mungkin karena sesuai umur. Seiring berjalannya waktu, jadi berubah. Aku menyukai novel yang bertema religi dan romantis. Hehe.

Dari novel sebenarnya kita bisa mengambil pelajaran. Seorang penulis pasti akan menyisipkan nilai-nilai yang baik di dalam tulisannya. Dari dulu aku senang membaca karya Tere Liye, karena karyanya selalu diselipkan nilai kehidupan yang sarat akan makna.

Aku memilih berpencar dengan Ummi dan Mas Izhar. Ummi ke bagian parenting, sedangkan Mas Izhar ke bagian anak. Dan aku ke bagian novel.

Aku mengambil satu novel dan membaca sinopsisnya. Di sana diceritakan seorang CEO muda, tampan berumur 25 tahun menikah dengan bawahannya. Aku mengerutkan kening, memangnya ada ya seperti itu di dunia nyata.

Aku pernah bertemu dengan CEO, beliau adalah boss dari ehm, tidak perlu ku sebut namanya. Saat itu aku sedang menemaninya ke acara ulang tahun pernikahan bossnya, aku dikenalkan oleh CEO tersebut. Dan ternyata beliau sudah berkepala 5.

Aku lebih suka novel yang membumi, sesuai realita dan keadaan pada zamannya. Sehingga aku yang membacanya tidak berangan-angan untuk bisa mendapatkan seorang laki-laki kaya tujuh turunan, CEO, muda, dan juga sempurna.

Tidak jauh dari tempatku ada novel religi. Itu adalah seri kedua, yang filmnya sudah booming beberapa hari lalu. Aku sudah pernah baca bagian pertama, namun yang kedua belum. Di novel pertama aku sangat terkesan dengan tokoh yang disajikan. Sampai-sampai aku belum bisa move on dari karakter tersebut. Hanya saja kekurangannya, si penulis mendeskripsikan tokoh laki-laki sangat sempurna. Baik, saleh, bacaan Qur'annya bagus, pintar, menikahi gadis cantik dan kaya raya. Memangnya ada ya di kehidupan nyata laki-laki seperti itu. Kalaupun ada mungkin sudah sold out dan memiliki anak istri. Atau mungkin, Allah tidak mengizinkan aku bertemu dengan laki-laki seperti itu.

"Ini untuk Mbak." Kepalaku langsung menoleh ke sumber suara dan langsung membalikkan tubuh. Tangannya terulur seraya memegang benda persegi berwarna merah muda.

"Buat saya?" tanyaku memastikan. Aku meraihnya ragu. Itu adalah Al-Qur'an bersampul pink bintik-bintik putih, dengan hiasan kancing dan tali.
Mas Izhar mengangguk, "di dalamnya terdapat panduan tanda tajwid, Mbak bisa lebih mudah membacanya."

Aku menelan salivaku dengan susah payah. Mungkin dia pernah mendengar aku sedang membaca Al-Qur'an dengan terbata-bata.

Selain banyak nilai kehidupan yang bisa ku ambil dari novel, aku juga berpikir akan suatu hal. Tentang membaca Al-Qur'an. Sebisa mungkin aku akan membaca satu hari satu juz. Mungkin bagi seseorang yang sudah lancar, hanya butuh waktu satu jam saja. Tetapi aku membutuhkan waktu 2 sampai 3 jam. Oleh karenanya aku cicil membacanya setiap selesai salat fardu.

Aku sempat berpikir, jika aku bisa membaca novel satu hari satu buah. Lalu kenapa aku tidak bisa membaca Al-Qur'an satu hari satu juz. Aku sudah diberi waktu oleh Allah 24 jam, masa untuk menyisihkan 2 jam saja tidak bisa. Sisa 22 jam lagi waktu, semuanya pasti untuk urusan duniawi. Jika salat adalah saat hamba berbicara dengan Allah, maka membaca Al-Qur'an adalah saat Allah yang berbicara langsung pada hamba melalui firman-Nya.

Sesibuk apapun kita, jangan sampai melupakan Al-Qur'an. Jika tidak bisa membacanya satu hari satu juz, cobalah untuk setengah juz. Jika tidak bisa juga, cobalah membacanya satu lembar. Jika satu lembar masih tidak bisa, bacalah satu ayat. Jika satu ayat juga tidak bisa, tutuplah Al-Qur'an. Kemudian pandangilah dalam-dalam dan coba renungkan. Dosa apa yang telah dilakukan sehingga kita dijauhkan dari Al-Qur'an.

Imam Kedua (Tersedia di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang