Gerakan tanganmu seakan menuntunku untuk mengikutimu
-AlsyaAUTHOR POV
Lebaran Idul Fitri baru seminggu yang lalu, dan sekarang waktu yang sudah di tetapkan untuk melakukan tes ujian pembagian kelas.
"Teh, bangun udah jam lima. Kamu ada tes kan hari ini?" suara lembut wanita itupun membuat Alsya terbangun dari tidurnya.
"Iya mah" Alsyapun bangkit berdiri dan mengambil handuk lalu berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.
Meskipun rumah yang bisa dibilang sederhana, disini memiliki tiga kamar. Satu kamar orang tua Alsya, satu untuk abang dan adiknya Alsya, satu lagi tentu kamar Alsya sendiri. Semua kamar memiliki kamar mandi sendiri. Bedanya kamar Alsya sendiri di atas dan disebelah itu adalah ruang kerja ayahnya dulu dan sekarang sudah disulap menjadi perpustakaan yang hanya dipakai oleh Alsya. Jadi pada intinya lantai atas hanya khusus untuk seorang Alsya.
Rumah sederhana ini juga memiliki ruang tamu yang hanya terdapat empat sofa, dua sofa yang hanya cukup untuk satu orang dan dua sofa yang cukup untuk tiga orang dan tidak lupa meja kaca yang terdapat di tengah.
Tidak jauh dari ruang tamu terlihat ruang keluarga yang terdapat satu televisi berkukuran 36in, terdapat satu meja kayu dan sofa yang cukup untuk lima orang.
Terlihat seorang wanita sedang berkutat serius dengan wajan dan sodetnya, membuat bunyi yang sedikit terdengar aneh di telinga di tambah dengan aroma sedap yang membuat siapa saja lapar dalam sekejap.
"Mah? Masak apa?" tanya Alsya saat sudah duduk di meja makan, dan melihat mamanya sedang serius mengaduk sesuatu.
"Ini masak sayur sop sama ayam goreng" jawab wanita itu tanpa menoleh sedikitpun ke arah Alsya.
Beberapa menit menunggu, Alsyapun tersadar akan jam yang semakin berjalan.
"Mah, sekarang jam berapa?"
"Enam lewat mungkin" jawab wanita itu yang dengan senang hati menaruh makanan di meja makan.
"Makan yang banyak, ngerjain soalnya jangan cepet-cepet. Teliti lagi" ucap wanita itu dengan serius.
"Iya"
Perlahan Alsya menaruh nasi yang memang porsinya satu centong saja, kuah sop dan ayam. Alsya termasuk anak yang mengerti akan keadaan. Dia tidak pernah mengeluh jika makanan itu tidak seleranya. Bisa dibilang makanan apapun pasti dimakan asalkan memang benar itu makanan dan yang pasti halal.
"Kalo udah selesai taro di westafel ya, mama mau pergi sebentar" yang hanya di balas anggukan.
Karena merasa sudah cukup kenyang, Alsya bangkit berdiri dan mencuci alat makan yang tadi dia gunakan. Membereskannya dengan rapih yang pasti kering dan bersih. Selesai dari semua itu, Alsya berjalan menuju pintu utama tidak lupa membawa tas yang sudah di siapkan oleh dirinya di sofa ruang tamu.
Ada yang ketinggalan nggak ya? monolog Alsya dalam hati dengan tangan yang sibuk membuka tas. Alhamdullilah nggak ada, ucapnya lagi.
Pelan tapi pasti, Alsya berjalan dengan hati yang entah kenapa merasa senang. Pertama karena ini hari pertamanya masuk sekolah walaupun hanya tes biasa dan yang pasti dia sangat menginginkan memakai seragam SMPnya dulu, sebelum memakai seragam putih abu-abunya. Kedua karena dia tidak sabar bertemu dengan Mita, ketiga karena dia ingin segera berkutik dengan bolpoin, kertas dan pikirannya.
Tanpa disadari, Alsya sudah sampai di ujung komplek perumahannya. Dengan sigap Alsya memberhentikan angkot yang sudah berjarak tidak jauh dari tempatnya berdiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALKEN
RomanceApakah pantas seseorang sepertiku memiliki mu? Kamu yang bahkan tidak tahu bahwa aku hidup diantara milyaran manusia. - Alsya Qilla Mungkin sebagian orang berfikir memiliki kekuasaan dan kekayaan itu menyenangkan, bahkan bisa mendapatkan segalanya...