- L o n d o n -
kedua kalinyaMalam tiba.
Mereka sudah di rumah seminggu setelahnya dan demi menyambut kepulangan Jean dari rumah sakit, Paman Jeim membuat roti strawberry keju kesukaan Jean, tak lupa pula membeli es krim durian chocochips.
Setelah meninggalnya Papa, Paman Jeim kini yang mengurus Jean dan Justin. Segala hal Paman Jeim lakukan demi mereka berdua.
Tentu saja agar mereka bahagia.
"Justin, kau melihat Jean?"
Justin yang baru sampai di meja makan hanya menggeleng dan menatap ke arah kamar Jean. "Entah. Sepertinya dia di kamar."
"Baiklah, Paman akan memanggilnya."
Pemuda itu menarik celemeknya dan segera berjalan menuju kamar Jean. Kamar Jean tampak sangat gelap. Paman Jeim meraba-raba tembok demi mencari tombol untuk menyalakan lampu kamar Jean.
"Jean makan malam sudah—astaga."
Betapa terkejutnya Paman Jeim ketika menemukan Jean tergeletak di lantai. Mulutnya berbusa.
Di tangannya ada sebuat pembasmi serangga dan sebuah buku catatan yang sepertinya baru saja ia tulis.
7 Oktober. 7.10 PM.
Jean pergi. Papa pasti akan bahagia. Musim gugur tampak bagus. Di mana aku bisa mendapatkan es krim dan roti itu? Entahlah, mungkin sebentar lagi.
Goodbye, London—yang kedua kalinya.Untuk Papa dan segala kebahagiaannya.
Jean pergi.[fin.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Singularity | ✔
FanfictionJean tidak bodoh, dia hanya kurang pandai mengingat. Dan Jungkook terlalu buta untuk melihat kenyataan bahwa Jean tak berbeda dengan Justin. Mereka sama, mereka adalah anaknya. Copyright © 2018, bubblesyoon.