Part 4

13 7 0
                                    

«Adam»

        Sesampainya di rumah cinta adam pun membunyikan klaksonnya sampai seorang satpam membuka gerbang megah itu.

        Adam pun menurunkan kaca mobilnya, "Pagi mas adam", sapa satpam itu begitu ramah padanya.

"Pagi pak", ucapnya menjawab sapaan satpam itu dan mobil adam memasuki halaman rumah cinta.

"Non cinta udah nunggu di dalem mas, katanya mas masuk aja", ucap satpam itu menyampaikan pesan dari cinta.

"Oh ya udah pak saya masuk dulu ya", adam langsung bergegas masuk kedalam dan menemui cinta.

"Assalamu'alaikum", ucap adam seraya melangkahkan kakinya menuju kamar nia~ibu cinta.

"Wa'alaikumussalam", cinta mengalihkan pandangan nya ke ambang pintu kamar, "Eh dam, sini masuk", lanjutnya.

"Tante nia kenapa?", tanya adam pada cinta dan mendudukkan tubuhnya di kasur empuk disebelah tempat nia berbaring, nia pun terlihat lemas sehingga tak sanggup rasanya ingin berbicara dan menyapa adam.

"Aku juga gak tau dam. tadi pagi waktu aku service mobil, bik ima telfon katanya mama pingsan jadi aku panik dan buru buru pulang naik taksi", jelasnya pada adam.

"Ya udah sekarang kita ke rumah sakit aja", adam pun bangkit dari duduknya, "Ayo tante biar saya gendong", lanjutnya yg perlahan mengangkat tubuh ina dan membawanya masuk ke dalam mobil.

(30 menit kemudian)

   Setelah memarkirkan mobilnya adam kembali menggendong ina masuk ke dalam.

"Selamat pagi pak adam", sapa suster yg bertugas di bagian administrasi.

"Kamar yg kosong dimana sus?", tanya adam sedikit tergesah.

       Dengan cepat suster mengecek daftar kamar yg belum terisi, "Ruang mawar nomor 24 lantai dua pak", lanjutnya.

"Terimakasih sus", adam pun segera membawa nia melalui lift pribadi yg tak sembarang orang memasuki nya.

"Dam kamu masih sanggup gendong mamah?", ucap cinta khawatir jika adam kelelahan.

       Ia hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan langkahnya, setelah lift terbuka seperti sudah hafal dengan cepat adam menemukan ruangan yg di tuju, di dalamnya sudah terdapat 3 suster dan satu dokter khusus keluarga adibrata.

"Zi tolong periksa tante gue ya", ucapnya sembari meletakkan nia di kasur empuk berwarna putih.

"Ok dam, kamu jangan khawatir", jawab dokter ezi dan langsung memeriksa nia.

          Nama panjangnya adalah M.alfarezi, di rumah sakit orang memanggilnya dokter farez jika di luar rumah sakit orang kerab memanggilnya ezi, ia dokter kepercayaan keluarga adibrata yg sangat handal, walau ia se usia dengan adam namun keahlian nya sebagai dokter tak di ragukan lagi.

"Gimana zi?", tanya adam setelah melihat ezi mengakhiri pemeriksaan nya.

"Darah tinggi nya naik asam lambung nya juga kumat, dan sebaiknya beliau di jaga jangan sampai banyak pikiran karena jika sekali lagi darah tinggi nya kumat beliau bisa terkena stroke", jelas ezi yg di angguki oleh adam.

(Tok tok tok)
Terdengar suara ketukan pintu yg memotong pembicaraan mereka, "permisi dok maaf saya mengganggu", ucap yulfi asisten ezi.

"Iya fi silahkan masuk, ada apa?", tanya nya pada sang asisten. 

"Di ruang sebelah ada pasien kecelakaan dok", lapornya pada ezi.

"Ok fi kita kesana", ucapnya pada yulfi, "Dam maaf, saya permisi dulu ya", lanjutnya permisi pada adam.

"Ok ok makasih banyak ya zi", adam pun menjabat tangan ezi.

"Sama sama", ia meraih jabatan tangan adam.

"Terimakasih dok", ucap cinta dan menyatukan kedua tangannya di bawah dagu.

"Iya sama sama", ia pun membalas dengan menyatukan kedua tangannya.

"Ayo fi", ajaknya pada suster itu, dan bergegas menuju ruang sebelah yg di ikuti yulfi di belakangnya.

          Sesampainya di ruang itu ia melihat seseorang yg sepertinya ia kenal, ia pun mendekatinya dan meraih pundak orang itu secara perlahan.

"Ava?", ia mengerutkan kening nya, "Kamu ngapain disini?", lanjutnya heran.

"Dokter farez, Dok tolong dok anak rusing saya mengalami kecelakaan saya mohon dok sembuhkan dia", ucap ava dengan khawatir.


"Ok ok kalau begitu, sebaiknya kamu tunggu di luar dulu biar anak ini saya yg tangani, ya?", ucapnya lembut pada ava dan coba menenangkan.

"Baik dok, saya mohon tangani dengan baik ya dok", ucap ava yg mulai meneteskan air mata.

"InsyaAllah saya akan melakukan yg terbaik va", ucapnya begitu menenangkan hati ava, "Sudah, kamu jangan nangis lagi lebih baik kamu berdo'a untuk kesembuhan nya", ucapnya sembari mengusap air mata ava, "Saya masuk dulu", lanjutnya dan mengelus kepala ava.

"Ehhmm", suara yulfi mengalihkan perhatian mereka, "Maaf dok saya duluan", lanjutnya dan langsung memasuki ruangan itu dan menangis di balik pintu, kenapa dengannya? Ada apa? Ya, yulfi diam diam memendam rasa pada ezi hingga dia tak sanggup menyaksikan betapa perdulinya ezi pada ava, walaupun ia juga wanita cantik yg berhijab tapi entah mengapa ezi lebih respect pada ava yg menurut nya berbeda dari gadis lainnya.

"Ya allah, kuat kan hati hamba mu ini...jangan biarkan syaitan menguasai hati hamba dengan rasa cemburu", rintih nya dengan air mata yg menetes perlahan, ia pun langsung menghapus air matanya setelah melihat ezi akan memasuki ruangan itu.

°°°

Haii haii haii
Assalamu'alaikum semuanya ava balik lagi ni dengan kisahnya yg semakin rumit, dengan siapakah hatinya akan berlabu?
Jangan pernah bosan menunggu cerita selanjutnya ya ;*
Jangan sungkan kasi vote and comment nya ya:*
Terima kasih udah mau mampir.

MenggapaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang