Sekolah Berhantu (Bagian 14-20)

2.7K 116 1
                                    

BAGIAN 14

Aku mencoba memandang ke sekeliling. Aku menyadari saat itu diriku sedang berdiri di sebuah tempat menyerupai sebuah daerah hutan. Aku menyebut demikian karena di kiri kananku berjejeran penuh dengan pepohonan. Di depanku tampak berkabut dan udara disana dingin menusuk tulang. Sementara di atas kepalaku juga tampak gelap bagaikan tak berlangit.

"Tempat apa ini?" Ujarku sambil melipat tanganku di dada, mencoba mengusir dingin. Uap panas tampak keluar dari mulutku saat aku berbicara. Bisa dibayangkan betapa dinginnya tempat aku berada itu.

Aku memutar badan, melihat ke belakang tempatku berdiri. Ternyata sama berkabutnya. Saat itu aku baru menyadari sesuatu.

"Dimana aku? Mengapa tak ada siapapun disini?" Kataku lagi. Uap panas berhembus dari mulutku. Aku mendekapkan tangan semakin kencang, daerah ini sangat dingin. Mestinya daerah hutan tidaklah dingin.

"Halo, tempat apa ini? Apa disini ada orang?" Aku mencoba berteriak sambil memandang ke sekeliling. Hening. Sunyi. Tak ada suara apapun. Gemerisik daun tertiup angin pun tak terdengar sama sekali.

Aku memberanikan diri berjalan. Kepalaku menengok ke kiri dan kanan setiap kali aku melangkah. Kabut yang menghalang di depan tersibak setiap kali aku berjalan.

"Halo, apa ada orang disini?" Suaraku tampak bergema di tempat itu. Tetap tak ada jawaban. Tetap hehing. Tetap sunyi. Di tempat itu seperti tak ada kehidupan sama sekali.

Jalan yang kulewati berupa jalan setapak seperti di daerah hutan umumnya. Aku tetap berjalan, ingin mengetahui lebih lanjut tempat ini dan apa jawaban yang terkandung di dalamnya seperti yang dikatakan Eyang tadi.

"Eyang," Mendadak aku teringat kepada nenek tua tadi. "Astaga. Bagaimana kalau aku tak bisa keluar lagi dari tempat ini?"

Wajahku mendadak menjadi pucat. Aku merasa seperti dijebak. Seperti terperangkap. Aku memutar badanku. "Tidak! Aku tidak bisa keluar dari sini."

"Bahaya!! Kenapa tak terpikirkan olehku sebelumnya?" Aku semakin panik. "Bagaimana ini? Masakah aku harus terperangkap disini selamanya?"

Aku memutuskan untuk berlari ke tempatku tadi berasal. Siapa tahu disana aku bisa mendapatkan petunjuk untuk bisa kembali ke duniaku semula. Di sekolah baruku.

Namun baru saja aku menjejakkan kakiku di tempatku tadi berdiri, mendadak aku menyadari, suasana di depan mataku tidaklah seperti yang tadi kulihat. Tempat itu telah berubah.

Tidak. Bukan berubah. Tapi kabut di depanku tersibak dan aku bisa melihat apa yang ada disana. Sebuah kolam.

Sebuah kolam seperti terbentang luas di depanku. Tunggu. Itu bukan kolam. Itu danau. Kolam tidak seperti itu. Kolam tidak ada tumbuhan di sekelilingnya. Ya, aku yakin itu danau. Danau berair biru yang tenang.

Aku mencoba mendekat. Pikiranku untuk mencari petunjuk agar bisa kembali ke duniaku tersisihkan oleh kehadiran danau tersebut. Aku melangkah pelan mendekati danau di depan mataku.

"AAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!" Sebuah suara jeritan nyaring membuatku terlompat kaget saat aku sudah berada beberapa meter di depan danau. Pemandangan di depan mataku kembali berubah. Danau yang tadinya tenang dan tak ada siapapun disana, kini berubah. Setidaknya ada dua orang yang berada di tempat itu. Dua-duanya wanita.

Wanita yang satu berpakaian serba putih hingga ke mata kaki dan wanita yang satunya...

"Astaga!" Mataku terbelalak saat menyadari siapa wanita yang satunya itu. "Bu Dina..."

BAGIAN 15

"AAAHHHH......" Suara jeritan itu kembali terdengar. Aku bertanya apa suara itu berasal dari wanita di depan mataku itu. "JANGAANNNN...... AAAAKKKKHHHHHHH......"

Sekolah Berhantu (Tidak Tamat - Telah diterbitkan dalam Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang