BAGIAN 26
Belum lagi pemandangan mengerikan tersebut hilang dari pandangan mataku, aku dikejutkan oleh kejadian lain di depan mataku.
"Aku tidak mau, Mi... Jangan paksa aku!" Terdengar suara seorang anak kecil sedang meratap.
Saat aku memperhatikan lebih jauh lagi, anak itu sedang duduk di sebuah bangku dengan meja bundar di depannya. Seorang wanita dengan rambut pirang berdiri di sampingnya."Saya tidak mau tahu!" Tangan wanita itu memuntir telinga anak lelaki itu.
"Aduhh, Mami... Sakit... Jangan...." Anak lelaki itu kembali meratap ketika telinganya dijewer wanita yang dipanggil maminya itu.
"Mau minum atau tidak?" Wanita itu membentak anaknya sambil kedua matanya melotot besar.
Anak lelaki itu tidak menjawab, hanya mengernyit kesakitan. Wajahnya wajah seorang keturunan Tionghoa.
"MAU MINUM ATAU TIDAK?!!" Wanita itu membentak.
"Tidak, Mami. Aku tidak mau." Anak itu mengeluh.
"HIHHH!!!"
"Aaaahhhh.... Sakit, Mami... Ampun... Ampun..." Anak lelaki itu menjerit kesakitan saat tangan mamanya melepaskan telinga yang dipuntirnya dan digantikan dengan ditariknya rambut di samping telinga anak itu. Dengannya dia menarik anak itu hingga berdiri dari duduknya.
Mau tak mau anak lelaki itu berdiri juga dari duduknya dengan mengikuti jambakan maminya di rambutnya. Tahu-tahu...
PLAAKK!!!
"Aaaahhhhh!!" Anak itu menjerit dengan kepala terputar ke belakang. Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Bersamaan dengan itu jambakan di rambutnya dilepas dan anak lelaki itu jatuh mendeprok di lantai.
Dengan pandangan nanar akibat tamparan yang keras di pipinya itu, anak itu masih belum menyadari saat tangan maminya kembali bergerak ke arah wajahnya. Direnggutnya dagu anak lelaki itu, sehingga anak itu kembali menjerit kesakitan.
"Aaahhhh.... Aaaggghhhh...." Dengan dagunya yang ditekan wanita yang lebih dewasa itu, mulutnya menjadi terbuka. Air mata mulai menetes membasahi matanya. Kepalanya menggeleng-geleng.
"Aaa...ngggaannnn....." Tampak anak itu bersusah payah berusaha untuk berkata.
"MAKAN INI!!" Dengan sebelah tangannya yang masih bebas, wanita itu memasukkan beberapa butir tablet dari genggamannya ke dalam mulut anak lelaki itu.
"Maa....Gleeekkkk...." Anak itu masih mencoba berkata saat air dari gelas yang terletak di atas meja sengaja ditenggakkan masuk ke dalam mulutnya. Belum cukup sampai disana, wanita itu menjambak rambut anak lelaki itu dan mendongakkan kepalanya. Akibatnya obat yang berada di mulutnya menjadi tertelan masuk!
"Mamiii... Uhhhuukkkk.... " Anak lelaki itu memegang lehernya saat jambakan wanita itu terlepas. "Aku... Aku tidak kuat, Mami... Obat ini keras..."
"Keras apanya? Sudah sakit-sakitan, tak tahu diri!!" Wanita itu malah membentak balik anaknya.
"Mamiiii... Aku.... Hoooeeekkk...." Terdengar suara muntah dari anak lelaki itu. "Hhooooeeekkkkkk!!!"
Bersamaan dengan itu anak itu memuntahkan sesuatu dari dalam mulutnya. Suatu cairan yang langsung membasahi lantai dengan warna merah. Dari mulutnya yang tadi memuntahkannya juga menetes cairan merah yang ternyata adalah darah itu.
"Hooeeeekkkk!!!" Kembali anak itu muntah dan darah segar kembali menyembur dari dalam mulutnya, menyemprot beberapa jauh di depannya.
"Ma...mi...aku... aku... tak...ku...at...." Anak itu memandang lemah ke ibunya yang berdiri dengan tersenyum sinis. Kedua tangannya terlipat di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Berhantu (Tidak Tamat - Telah diterbitkan dalam Novel)
HorrorKepindahan Adam ke sebuah sekolah baru di daerah Cibubur, Bogor, tak hanya membuatnya menyibak misteri yang telah lama tersembunyi di sekolah tersebut, tapi sekaligus juga menyeretnya ke dalam sebuah petualangan mistik nan berbahaya. Dengan kemampua...