Sekolah Berhantu (Bagian 8-13)

3.2K 111 2
                                    

BAGIAN 8

"Cepat pasangkan tanganku!!" Suara sosok itu terdengar bagaikan sedingin es. Datar namun tak ada getaran sama sekali. Nadanya sangat terasa menekan sekali.

"Aku tidak mau. Jangan ganggu aku!" Teriakku dalam hati. "Aku mau belajar. Pergi!"

"Eeerrgggghhhhhhh!!" Sosok bertubuh hitam itu menggeram kesal, sepertinya marah. Matanya menjadi merah seperti bara api. Rambutnya yang tadinya gondrong tak beraturan, kini telah berdiri seperti duri landak. Gigi taringnya mendadak keluar dari dalam mulutnya.

"Awas kau!!" Teriaknya penuh amarah. Bulu kudukku semakin merinding mendengar kata-katanya.

"Jangan..." Pintaku padanya. Keringat dingin telah mengucur membasahi wajah dan leherku saat itu.

Mendadak sosok bertubuh hitam itu melemparkan potongan lengan buntung yang dipegangnya, tepat ke arah wajahku. Lengan buntung itu seperti terbang dengan kelima jari yang bergerak-gerak tepat di depan mataku, gerakannya seperti ingin mencakar. Darah menetes tiada henti ketika lengan tersebut terbang.

Menghindar! Aku harus menghindar! Menghindari lengan terbang itu! Tapi lengan itu terbang dengan cepat, bahkan sangat cepat! Tertuju ke arahku!

Sangat cepatnya lengan terbang itu melesat, kini di depan mataku yang terbelalak tak berkedip menatap kejadian itu, jari telunjuk dan tengahnya menusuk tepat seperti ingin mencongkel kedua biji mataku!

Aku harus menghindar! Tidak, tidak bisa! Jaraknya sudah sangat dekat! Terlalu dekat! Aku...

"TIDAAKKK!!!! JANGAANNNN!!!! AAAAAAAHHHHHHH!!!!!" Aku berteriak sekencangnya saat lengan terbang itu menyerangku! Kucoba untuk tidak menutup mata untuk mengetahui apa yang akan terjadi pada diriku. Apapun yang terjadi, baik atau buruk, aku sudah siap!

Aku sudah siap dengan apapun yang akan terjadi padaku saat itu. Namun, lengan terbang itu hanya melintas masuk dan menghilang tak bersisa bagaikan diserap ke dalam wajahku.

Ketika aku memandang ke depan, sosok bertubuh hitam itu juga telah menghilang, tak ada lagi disana. Kosong, seperti tak pernah terjadi apapun.

"Adam," Terdengar suara yang menyadarkanku saat itu. Aku tersentak bangun.

"Kamu baik-baik saja?" Sebuah tepukan ringan di pundak membuatku menengok. Saat itu aku masih berada di dalam kelas, semua temanku memandangku dengan berbagai wajah yang bingung, heran, dan ingin tertawa.

"Kamu baik-baik saja, Adam?"

Tepukan ringan yang berasal dari guruku membuatku tersadar dari semua yang baru saja kualami. Masih dapat kurasakan keringat dingin di tengkuk dan keningku yang mengucur. Baru kusadari kalau saat itu aku sedang terengah-engah.

"Kamu kenapa?" Guruku menatapku dan bertanya dengan lembut kepadaku. Namanya Pak Budi.

"Ma... Maaf, Pak. Tadi..." Aku terdiam. Aku tak boleh melanjutkan dan membiarkan orang lain mengetahui kalau aku bisa melihat makhluk halus.

"Tidak apa-apa, Pak." Lanjutku. Jantungku masih berdegup kencang saat itu. Kupandangi teman-temanku satu persatu. Semuanya memandangku tak berkedip.

"Coba, kamu ikut saya sebentar." Kata Pak Budi yang langsung berjalan ke arah pintu.

Aku pun berdiri dan mengikuti langkah Pak Budi yang telah berjalan keluar kelas. Beliau menungguku di depan ruang kelas, di balik pintu. Aku berdiri tepat di depannya.

"Saya hanya ingin bertanya. Jawab yang jujur ya." Pak Budi berkata setelah melirik ke arah kanan dan kiri sekilas. "Kamu bisa melihat alam gaib ya?"

Sekolah Berhantu (Tidak Tamat - Telah diterbitkan dalam Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang