😖

134 15 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

Pagi ini, Bomi sedang menyisir rambut ikalnya.

Dan saat itu juga, Sunmi datang memasuki kamar sang adik.

Sunmi duduk diranjang Bomi, sambil menatap adiknya yang sibuk dicermin.

"Kata Ibu, kemarin kamu pulang diantar sama Nyonya Byun. Emang dia siapa??" Tanya Sunmi to the point.

Bomi menoleh, berjalan menghadap kakaknya sambil tersenyum-senyum manis.

"Emm... dia itu calon mertua ku kak" jawab Bomi malu-malu.

Sunmi membelalak matanya kaget. Dan setelahnya dia tersenyum.

"Beneran?? Jadi dia ya ibunya Baekhyun??" Tanya sang kakak.

Dan Bomi mengangguk malu-malu.

Keduanya pun tertawa lepas karna perkataan Bomi.

.
.
.
.
.
.

Seperti biasa.
Bomi pulang naik angkot.

Hari ini Bomi kedapatan tempat duduk paling belakang.

Dengan serius Bomi membaca-baca buku kesukaannya.

Hingga sebuah klakson dari belakang berbunyi keras.
Dan refleks Bomi melihat kearah orang yang tadi sibuk mengklakson.

Dan terlihat lah Baekhyun yang menggendarai Motornya tepat dibelakang angkot.

Baekhyun memberi isyarat agar Bomi berhenti saat ini juga.

Dan untungnya Bomi mengerti.

Bomi berteriak "Pinggir Pak".
Dan tak lama angkot yang ditumpanginya menepi dan berhenti.

Setelah nya Bomi turun, setelah membayar biaya angkot.

Angkot tersebut sudah melaju.
Menyisakan Baekhyun dan Bomi dengan posisi Bomi berdiri ditrotoar. Dan Baekhyun dihadapan Bomi yang sedang duduk dimotor kebanggaannya.

"Hai Baek" sapa Bomi manis.

"Hai Bom.. Ehh kamu tau gak, pas pulang tadi, aku terus cariin kamu"

"Benarkah?? Kok aku gak tau??"

"Ya makanya aku kasih tau".

Bomi tertawa manis.

"Bom, aku kan pernah Ramal kamu, kalau kamu bakal naik motor aku. Kamu ingat??"

Bomi menganguk

"Ingat, kenapa??"

"Jadi Bantu aku ya."

Bomi menatap Baekhyun heran.

"Bantu apa??"

"Bantu mewujudkan ramalan ku" ucap Baekhyun, dengan tampang sok PD nya.

Bomi melipat tangannya, terlintar dipikirannya untuk menjahili Baekhyun.

"Kalau aku nya gak mau. Gimana??" Goda Bomi dengan wajah jahilnya.

"Ya berarti kamu sudah ingkar janji" jawab Baekhyun enteng.

Bomi terkekeh.

"Jadi mau naik motor aku??"

"Mau"

"Aku yang suruh atau naik sendiri??"

"Ya disuruh lah"

"Oke....oke....."

"Bomi, mau menerima tumpangan naik motorku??" Lanjut Baekhyun menawarkan.

Dibalas anggukan Bomi.
Dan gadis itu pun menaiki jok belakang.

Bomi sudah duduk di jok motor Baekhyun.

"Nanti kita jalan-jalan sebentar ya" tawar Baekhyun.

"Kemana??"

"Ada deh... pokoknya cuman kita berdua"

Bomi mengangguk paham.

Tapi Baekhyun belum menjalankan Motor miliknya.

Membuat Bomi menatap Baekhyun keheranan.

Tapi seakan mengerti.
Agak ragu-ragu Bomi melingkarkan tangannya diperut Baekhyun.

Tapi terhenti saat Baekhyun mengintrupsi

"Ehh jangan peluk dong"

Bomi refleks  melepaskan pelukannya dari tubuh Baekhyun.

"Iya. Gak dipeluk kok" lirih Bomi. Yang tadinya tersenyum, kini merengut lucu.

Sedangkan Baekhyun sudah tersenyum-senyum. Dan langsung ngomong:

"Jangan peluk, jika memang kamu gak mau memelukku"

Mendengar itu, senyum Bomi kembali.

"Aku mau kok"

Tanpa ragu-ragu, Bomi memeluk erat perut Baekhyun.

"Oke, Yuk"

Dan motor Baekhyun pun berjalan membelah jalan.

.
.
.


Hari itu adalah hari pertama kali aku naik motor sang panglima tempur.
Gak tau mau kemana.
Itu sih terserah dia.

Sore itu, saat bersama Baekhyun. Jika ada alat yang bisa mengukur kebahagiaan.
Aku pasti jadi orang paling bahagia sedunia.











........
.
.
.
...
.
.
.
.
.




























TBC

Dia, Baekhyun Ku (Baekhyun X Bomi) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang