Dia, Baekhyun Ku (Baekhyun X Bomi) [END]

🙋

Happy Reading

.

.

.

.

Sesuai keinginan Bomi. Mereka akhirnya jalan-jalan, meski jam pulang sekolah belum berbunyi

"Kita mau kemana?" tanya Baekhyun

"Kerumah kamu. Aku mau ketemu bunda"

"Bunda gak ada, dia pulang nanti sore"

"Ya udah. Kita jalan-jalan aja dulu" ucap Bomi sebal

"Iya..Iya"

.

.

.

.

Baekhyun membawa Bomi jalan ke pasar tradisional.
Agak aneh sih, pergi kepasar. Tapi karna bareng Baekhyun Bomi sih enjoy aja.

"Ini tuh pasar daerah kekuasaan milik Changmin Hyung. Aku kenal baik sama dia, jadi kalo kamu mau teriak-teriak disini juga boleh"

"Gak mau"

"Kalo gitu, kamu bilang 'aku sayang sama kamu' juga boleh"

"Bilang kesiapa?"

"Ke aku"

"Aku maunya kamu duluan"

"Bilang ke siapa?"

"Ke aku lah"

"Bilang apa??"

"Aku sayang kamu."

"Yahhh, kamu udah duluan bilang nya".

Bomi tersenyum geli.

Pembicaraan mereka memang konyol sih, tapi kalo Bomi nya senang gimana dong?.

Jadi setelah selesai membeli beberapa belanjaan (karna Bomi yang minta) merekapun pulang ke rumah Baekhyun.

Karna hari juga udah mau sore, berarti Bundanya Baekhyun sudah pulang dong.

.

.

.

.

Saat ini mereka sedang perjalanan pulang.

"Bom, kalo bunda nanyak kamu dari mana bilang aja dari mesir ya"

"Biar apa?"

"Biar bunda gak percaya"

"Ishh kirain kenapa"

"Kamu juga kalau bunda nanyak kekamu, kamu pura-pura bisu aja"

"Kok gitu?"

"Ya biar bunda nanyak, 'kok bomi diam sih'?"

"Ya terus?"

"Jadi nanti aku bilang, ' ya soalnya aku yang suruh bunda' dan aku yakin bunda pasti bilang 'kok mau disuruh-suruh?"

"Ya aku tinggal bilang aku dipaksa bunda"

"Ya aku jawab lagi. Maafkan aku bunda"

"Aku yakin bunda pasti gak akan maafin kamu"

"Yahh pasti aku akan dikutuk jadi batu"

"Trus batunya aku buang kesungai"

"Trus batu jelmaanku itu hilang"

"Trus aku pasti bakal sedih"

"Trus kamu bakal cari batu itu"

"Trus ketemu deh"

"Trus kamu kantongi deh batunya"

"Lhoo, biar apa?"

"Biar gak sakit peyutt"

Hahahaha.....

Keduanya tertawa konyol, merasa aneh akan pembicaraan absurd mereka.

.

.

.

.

To Be Continue