Gadis itu masih tetap duduk dengan melipat kedua tangan dilututnya sedangkan kepalanya hanya bisa menunduk ditangannya sambil sesekali melihat sinar rembulan yang begitu indah di malam ini, tapi tidak dengan hatinya. Ditambah dengan angin semilir yang membuat suasana di sekitar halaman rumah begitu dingin dan sepi, hanya suara hewan-hewan kecil di malam hari yang menemaninya.
Pikirannya tertuju kepada kejadian yang terulang kembali antara dia, sahabat, dan orang yang ia cintai. Ia sungguh tidak menyangka, keadaan yang dibenci olehnya bisa terulang kembali dan membuat luka di hatinya tumbuh kembali.
Hatinya sangat hancur malam ini, hanya ada air mata yang menetes membasahi sebagian lengan bajunya. Hanya ada rasa kesal, benci, emosi, dan tidak ada lagi kata cinta di hatinya. Baginya cinta itu adalah luka, luka dan luka. Dan sahabat itu palsu semua.
Pikirannya begitu kacau sehingga dia tidak sanggup untuk memulai hidupnya lagi, didalam hatinya sempat ada niatan untuk mengakhiri semuanya tapi gadis itu masih mempunyai satu tujuan untuk hidupnya yaitu SUKSES. Tekadnya begitu kuat apalagi ia ingin menunjukkan kepada orang-orang terdekat dia yang paling ia cintai termasuk sahabatnya bahwa ia bukanlah lagi orang yang lemah. Yang selalu mengalah demi kebahagiaan sahabatnya, yang demi ikhlas melepas orang yang ia cintai hanya untuk sahabatnya.
Hampir 3 jam Shinta masih tetap duduk dengan pikiran yang begitu kacau dan masalah yang begitu banyak , sepertinya takdir memang harus membawa ia melalui semua ini. Tapi dalam hatinya, Ia yakin tuhan tidak akan memberikan cobaan yang begitu berat padanya. Karena tuhan tau batasan seorang hambanya. Yang harus ia lakukan saat ini adalah bangun, hapus air mata, dan mulai tunjukkan kepada semua orang yang telah meremehkannya dan melukai hatinya.
Yang jelas saat ini, ia hanya butuh seseorang yang bisa mengerti keadaannya, siapapun itu. Bagi shinta, ia lebih memilih orang yang jujur terang-terangan bilang kalau ada yang benci kepadanya, bukan orang yang mempunyai topeng atau muka dua. You know lahh..
************
Cahaya dari luar jendela membuat gadis mungil itu membuka matanya yang sembab karena hampir semalaman dia tidak tidur dan hanya menangis. Pagi ini dia tidak terlalu bersemangat untuk ke sekolah dan sudah memutuskan bahwa shinta tidak sekolah hari ini. wajahnya terlihat pucat. yang sinta butuhkan hari ini yaitu menyegarkan pikirannya kembali dari hal-hal yang telah melukainya.
Dirumah ia hanya menghabiskan waktunya dengan melamun. Orang tua Shinta sudah mencoba menanyakan berulang kali kenapa Shinta bersikap aneh seperti ini . Kenapa Fawaz tidak menjemputnya hari ini, kenapa semalam Fawaz tega membiarkan anak tercintanya harus menunggu di luar semalaman. Tetapi pertanyaan mamahnya ia abaikan begitu saja. Mamah shinta orang yang begitu pengertian, dia tau bahwa anaknya membutuhkan waktu untuk sendiri, dan biarlah shinta yang bicara sendiri kepadanya apa masalah yang terjadi.
Kaki yang terayun-ayun didalam air dan tangan yang memegang pinggir lantai kolam, dan mata yang tertuju pada satu titik tetapi dalam pikirannya terdapat begitu banyak masalah yang menimpanya, Namun Shinta masih saja tersenyum.
Setelah Shinta menyegarkan pikirannya kembali dengan cara berendam di kolam renang. Ia hanya mempunyai satu tujuan hari ini. Ingin bertemu seseorang yang telah membuat keadaannya bisa seperti ini. Seseorang yang telah mengubah Shinta untuk bisa melupakan Fawaz, seseorang yang sudah membuat Shinta nyaman kepadanya.
"aku mau ketemu sama kamu hari ini di cafe deket rumahku. Sekarang!" Ujar Shinta di telepon.
Hayyyyy semuaaa salam kenal yaa😂😂 aku baru pertama nih di cerita teenfiction wkwk
Btw ini sebenarnya untuk prolog aku ambil dari salah satu bagian jadi bukan awal yaa..
Awal ceritanya ada di hal abis ini yaa😄Semoga kalian suka dengan cerita ini, karena syifa juga masih banyak kekurangan. Jadi tolong buat semuanya kasih saran dan masukan yang membangun yaa. Jangan lupa kasih bintangnya wkwk. Comment dan follow dulu yak!..

KAMU SEDANG MEMBACA
ALL FAKE
Novela Juvenil"Semua orang begitu palsu, mereka bertopeng, dan bermuka dua. Aku benci itu." Tegas shinta Namun Masa lalu tetaplah masalalu. Seburuk apapun masalalu, tetaplah harus kita syukuri. Sama halnya dengan seorang gadis remaja bernama shinta yang mempunyai...