💕Reynad 10

30 3 1
                                    

••Aku hanya penikmat senyummu, Bukan pemilik apalagi penyebab••

-yoshiAN

Malam ini Reynad sdah bertekat untuk memulainya lebih dahulu. Dia berdiri dipintu kaca blakonnya sambil menimang nimang sang hp nya. Saking gugupnya sampai tangan dan dahi ikut berkeringat. Entah apa yg membuatnya gugup sampai segitunya padahal dia tdak melakukan tindakan kriminal.

Kemampuanya untuk menelpon Sesil akhirnya pun terlaksana. Dengan gemetar dia menempelkan benda persegi itu ke telinganya. Sesil membang memberika efek yg luar biasa padanya. Lalu nada sambungan mulai terdengar dan Reynad menutup matanya karna merasa gugup.

"Hallo" suara lembut dari ujung sana membuat jantung Reynad semakin bergedup kencang. Sesil menyambutnya dengan sangat lembut, tdak seperti biasanya saat disekolah.

"Hai" jawab Reynad gemetar
Memalukan mememang.

Sesil terdiam terkejut bahwa orang yg diujung sana adalah cowok yang sering mengganggunya dan sering membuatnya jengkel di sekolah. Diapun meruntuki kebodohanya karna tdak sempat melihat nama ID Caller di layarnya, karna terlalu asik bermain gitar. "Oh kenpa Rey?" tanyanya tenang, karna malas berdebat dengannya.

"Cuma pengen denger suara lo ajh" jawab Reynad polos. Mungkin kalo cewek yg menggemarinya akan membalasnya dengan lontaran kalimat manis juga, tapi bagi Sesil itu adalah kalimat teraneh yg pernah ia dengar dari Reynad.

Heran knpa Reynad tiba tiba tdak seagresif disekolah. Sesil sempat mengira bahwa tingkah agresif Rey hanyalah sekedar keisengan sjah, "Lo abis kejedot tembok ya?, gaje bgt dah" sembur Sesil sebal.

"Ya Allah, Kayaknya klo aku lg baik itu salah ya, Ses dimata lo" desah frustasi cowok dusebrang sana.

"Aneh tau, Tiba tiba telpon cuma bilang itu"

Reynad mengulam senyumnya, terkadang suara Sesil terlihat mnja dan terkadang terdengar kesal, "jadi klo gue telpon gue harus bilang gimana?"

Sesil beranjak dari kasur dan menaroh gitarnya yg sempat berada dipangkuannya dan menarohnya di samping kasurnya, dan meluruhkan tubuhnya dikasur, "apa kek, jangan yg ngga penting begini"

"Ses.."

"Ya..?"

Reynad menarik nafas meyakinkan dirinya lagi," gue kangen lo"
Akhirnya, setelah cukup lama cowok itu mengutarakan isi hatinya dengan sangat manis dan tdak seagreaif biasanya. Karena memang benar adanya kalau dia sedang kangen dengan Sesil meski tadi siang mereka sempat bertengkar akibat minuman Haid Dinda diminumnya dan sahabatnya.

Sesil mendengarnya, akan tetapi sesil merasa bingung knpa tiba tiba Rey berkata sperti itu, akan tetapi entah mengapa senyum terukir di bibir Sesil.

"Sering ketemu juga, kan lo yg sering bgt gangguin gue yakali lo kangen gue aneh bgt dah lu" ucap Sesil sambil tersenyum.

"Iya juga si tapi kan entah knpa gue tiba tiba kangen lo gitu" ucap Rey polos.

"Serah lu dah.."

"Okh udah dulu ya Ses..Good night?" ucpa Rey

"Hmm" jawab Sesil, lalu langsung mematikan telepon.

Setelah mematikan sambungnya pda Rey, sesil langsung menaruh Hp nya ke dan langsung tidur.

Sedangkan dilain sisi Reynad sedang jingkrak gembira sekali karna Sesil menjawabnya tdk dengan marah marah...

"Gila gila Sesil jawabnya manja bgt anjir..., gue mau tidur ah, mau mimpiin beb Sesil" ujar Rey sambil memasuki kamarnya dan tidur di kasurnya.

°•••••••°

Ulangan
Siapa yg tdak malas mendengar kalimat tersebut. Mungkin hanya murid pintar dan cerdas saja yg tidak masalah dengan hal itu. Mereka bertiga pun terkejut saat sewaktu ketua kelas mereka mengumumkan bahwa hari ini ada ulangan PKN pagi tadi. Baru menginjak kelas langsung mendengar ulanagn mendadak, siapa yg tdak kaget.

Pak Yuda si guru yg terkenal galak dan disiplin tdak pernah absen untuk mencramahi Reynad. Cowok itu melirik kedepan untuk memastikan bahwa pak Yuda sadh melewati bangkunya. Reynad mendengus sebal.

"Psst" desis Reynad kearah Candara yg sedang membaca soalnya. Cowok itu kalau sdah serius, lalat nempel saja tdak digubris samapai orang mengira bahwa dia adalah manusia bukan sampah. "Psst"

Dipukulnya bahu Dimas, "panggil temen lo goblok, dipanggil nggak nyahut. Udah kyak sampah aja dia." geram Reynad.

"Candra yg ganteng?" panggil Dimas riang.

Baru saat Candra menoleh kearahnya, Reynad langsung memberikan gerakan nomor lewat jari jarinya, "Can, nomer 1 sampae 20."

"Candra menempelkan kertasnya pda sisi mejanya agar memudahkan Reynad dan Dimas untuk menyontek. Sdah menjadi rutinitas distiap ulangan PKN yg menjadi sasaranya adalah Candra, karna cowok itu senang sekali dengan pelajaran yang menyangkut tentang politik atau pembahasan tentang negara Indonesia. Justru sebaliknya Reynad malah sangat tdak menyukai pelajaran ini, akan tetapi jka pelajaran yg lainya Reynad lh yg paling pintar.

" A,d,c,a,a,b,a,d,c,b,c,c,d,b,a" gumum Reynad. "Lima lagi mana?"

"Bentar" gemas Candra melihat Reynad yg tdak sabaran.

"Lama amat"

"Sabar asu"

"Reynad lihat ke kertasmu jngan lirik kanan kiri!!, aneh saya sama kamu, klo pelajaran yg lainya kmu cerdas tapi knpa sama pelajaran saya ko ga bisa!!" tegur pak Yuda, sambil cramah.

Sesil yg mendengar crocosan dari Pk Yuda pun tertawa lirih, karna merasa senang Rey di tegur Pk Yuda.
"Rasain lo hehe" batin Sesil bahagia.

Reynad yg ditegur malah tersenyum tanpa merasa bersalah. Lagi pula kalu pk Yudalah yg salah, sdah tau mau ulangan malah tdak bilang dari jauh jauh hari. Kalau begitu kan Reynad bisa belajar terlebih dahulu, klo bisa meminta jawaban dari kelas lain yg sdah lebih dahulu ulangan sebelum kelasnya.

"Can, cepetan" desak Dimas.

"Iya bentar"

Dua menit kemudian......

"Can, cepetan udah mau bel govlak," desis Dimas gemas.

"Entar dulu, Gue perlu konsentrasi."

Sesekali Dimas menggerutu. Cowok itu membuka buku cetaknya yg tepat berada di bawah laci mejanya. Karena terlalu sempit dan ditambah lagi tdak fokus karena pak Yuda yg mondar mandir trus dan Candra yg masih berfikir keras dengan lima soal yg belum mendapat jawaban akhirnya mau tdak mau Dimas harus berusaha sendiri.
Bel berganti pelajaran sebentar lagi berdering dan membuat Dimas menjadi panik. Cowok itu memang suka sekali panik jka sdah terdesak.

Dimas menggebrak buku cetaknya di atas mejanya, lalu berdiri dari kursinya. "ANJIR, BUBAR SEMUANYA, BUBAAAR, PUSING KEPALA GUE LIAT SOAL INI"

Reynad tercengang melongo, meski sdah biasa melihat Dimas yg tdak tahan seperti ini tetapi setiap cowok itu menjerit pasti dirinya ikut terkejut.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Thanks😘

BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang