••Sebuah kesadaran yang datang terlambat dengan suatu penyesalan yang besar••
-yoshi_AN
Pertandingan basket akan segera dimulai, dan sang kapten masih mondar mandir sambil clingak clinguk. Seperti mencari seseorang.
"Woyy Rey, lu nape si?, sini gabung cepet kita nyusun setrategi." Seru Dimas yang mulai kesal dengan kelakuan sahabatnya itu.
Reynad berdecak sebal kemudian langsung menuju anak anak basket yang sedang berkumpul itu.
Pikiran Reynad melayang, ia sedari tadi sedang mencari gadis yang selama ini masuk kedalam hatinya, sapa lagi kalu bukan Sesil. Gadis itu tak terlihat dimanapun sejak tadi pagi, ia sudah bertanya pada Dian, namun Dian bilang Sesil gak bisa dihubungi. Apa Sesil lupa, wajar jika Sesil lupa, karna dia memang tidak trlalu peduli akan Reynad.
Sesil memasuki halaman sekolah sambil berjalan dengan santai, ia mengeryitkan dahi saat melihat lapangan yang sudah ramai dengan orang oarang. Ia menepuk jidatnya lagi.
"Tuh kan gue emang pikun, orang sekarang aja ada tanding basket ya pastilah lapangan rame." gumumnya sambil terkekeh. "Tunggu, tanding basket?...ASTAGA gue lupa petugas PMR nya" sedetik kemudian dia berlari kencang kearah lapangan.
Sesil mengedarkan pandanganya mencari sahabat sahabatnya, ia melihat Dian dan langsung saja berjalan kearahnya.
"Astoge!!,, Sesil lo kmana ajah kita cariin dari tadi juga!!" Seru Dian heboh.
Sesil mendongak menatap Dian
sambil ngos ngosan akibat larinya tadi, " bentaran kek gue nafas dulu, itu gimana petugas PMR nya udah di tugasin belum!!"Dian memutar bola matanya jengah, "Ya udah lah, udah gua suruh tadi adik kelas buat ngurus, lu juga si Ketua PMR kok telatt"
"Syukur deh kalo gitu, sorry deh gue ngrepotin, abisan gue lupa." ucapnya lega, sembari duduk di dekat Dian.
"Oh ya tadi ada yang nayariin tuh Ses?"
"Siapa?"
"Si Reynad tuh, ga tau deh kayaknya dia butuh penyemangat" sahut Dian.
"Halah gak mungkin, paling juga mau TEPES dia." seru Sesil.
"TEPES?" Dian mengeryit bingung.
"Tebar Pesona elah." Seru Sesil sambil memgambil minuman Dian.
"Anjirr minuman gue!" Ucap Dian tak rela melihat minumanya di srupit habis.
"Udah ikhlasin ajah napa si, air putih ini, entar gua ganti dah" ucap Sesil sembari menyerahkan botol ke Dian.
Dian mendengus, "iya in dah, eh btw lo kagak kasian aph sama Reynad?"
"Kasian knapa" seru Srsil sambil menarik sebelah alisnya keatas.
"Yah kan lo tau Reynad tuh dah suka sama lo dari dulu, lo ngga kasian apah dia ngejar ngejar lo terus, gini ya Ses ada saatnya Reynad tuh cape ngejar lo terus, dia tuh butuh kepastian Ses, gue cuma takut lo bakal nyesel, udah itu ajah."
Sesil memikirkan ucapan Dian, ia juga tak tau perasaanya ke Reynad itu seperti apa. Disaat melamunkan itu Sesil dikagetkan dengan adik kelasnya yang memanggil namanya.
"Kak Sesil, maaf ganggu tadi Kakak disuruh sama Bu Panca buat urus anak basket." Ucap adik kelas itu Amel.
"Oh iya de, bentar ya de, nanti kaka kesana okh," jawab Sesil.
"Oh okh ka, kalo gitu duluan ya ka?" Ucap Amel sembari beranjak pergi.
Sesil melirik Dian sebentar, "Dian gue tinggal bentar gpp kan, lo nonton sendiri disini yee." Ucap Sesil sembari berdiri.
"Siapp, selow ajah bro, lagian itu juga tugas lo kan sebagai Ketua PMR" ujar Dian dengan senyuman.
"Hehe iya, yaudah gue kesana ya!" Ucap Sesil sambil berlari menuju segromboloan anak PMR yang hanya diacungi jempol oleh Dian.
Setelah tadi menemui bu panca dan di tugaskan untuk memberi minum kpada pemain basket saat istirahat.
Saat menuju ruang basket matanya terbuka lebar saat mendapati seorang lelaki yang baru saja keluar dari ruang basket, langkahnya terhenti begitu juga dengan cowok itu."Hay, lo sekolah disini?, udah lama kita gak ketemu." Sapa cowok tersebut,Arya Maulana adalah sosok cowok yang lumayan tampan, dengan hidung yang mancung, dan kulit yang putih, Arya adalah salah satu musuh dari Reynad. Dan salah satu cowok yang pernah menyukai Sesil sejak dari SMP.
"Hehe iya ini Arya kan?, Arya Maulana bukan si?" Uacap Sesil masih belum yakin bahwa yang dilihatnya itu adalah teman SMP nya.
Arya terkekekeh sebentar lalu berucap, "Iya ini gue Arya Maulana, Sesil Kirna." jawabnya masih dengan kekehanya.
Sesil hanya memasang cengiran bodohnya saat Arya memanggil nama lengkapnya, "Hehe iya, kok lo disini?" Bodoh bila Sesil bertanya seperti itu, padahal dia sudah melihat Arya dengan seragam basketnya.
"Gue kan ikut tanding." Sesil hanya ber oh ria saat mendengarnya.
"Yaudah, gue mau kelapangan dulu ya, seneng bisa ketemu lo lagi." Sesil mengangguk, tapi bentar. Ada sesuatu yang membuat jantungnya berdegup cepat, Arya mengelus puncak kepalanya sebelum benar benar menghilang dari hdapanya.
Gue kangen sama lo Ses, perasaan ini masih sama kaya dulu, batin Arya yang menuju lapangan, senyumnya terus terukir saat ini. Membuat beberapa sisiwi yang berps pasan memekik kagum.
Wjah Arya memanglah tampan, tak kalah dengan ketampanan yang dimiliki oleh Reynad.
Sesil kembali melanjutkan langkahnya sampai terhenti karena bertiemu Anggota PMR juga yang bernama Ratna.
"Rat, cepet kelapangan ya."
Ratna mengangguk "Okh.""Kok gue liatnya sakitt yaa" Batin seseorang.
-
-
-
-
-
Tanks😘
KAMU SEDANG MEMBACA
BadBoy
Novela Juvenil"Sesil" "Brisik!!" "Sesil" "Brisik Curutt!!" "Sesil, Sesil, Sesil, Sesil, Sesil" "Diem Curuttt,, gue sumpel lo pake bangke Curutt!!"