Ciuman Pertamaku

2.3K 277 17
                                    


TY's Side

Ciuman Pertamaku

***

Character dan cerita asli merupakan milik bu Jo kesayanganku

***

"Yo, mud-blood." Taeyong sebenarnya tak ingin berhenti dan meladeni sikap menyebalkan duo Slytherin itu –Taeyong telah lelah menghadapi sikap menyebalkan mereka yang memang sudah ada sejak Taeyong menginjakkan kaki di Hogwarts, "Dengan kau membaca banyak bukupun, tak akan mengubah takdir para Hufflepuff. Sadarlah." –Jika saja, Johnny salah satu dari kedua Slytherin menyebalkan itu tidak membangun singa tidur, Ten, temannya ini.

"Ular seperti kalian juga tak perlu menjadi pintar untuk mendapatkan segalanya, kalian hanya perlu melakukan cara licik yang pas."Teriak Ten dengan kencang, kini semua anak tingkat empat yang berada di lorong dekat kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam memandang tertarik melihat pertengkaran dua asrama yang merupakan rival sejak dulu.

"Wow! Seperti biasanya, Singa selalu sok menjadi pahlawan. Pahlawan bagi mud-blood." Ten menggeram rendah, dia hampir saja menghampiri para pangeran Slytherin yang berada menyandarkan punggung mereka di lorong ujung, -hendak pergi dari kelas PTIH, tapi mereka belum juga beranjak pergi, padahal semua anak Ravenclaw dan Slytherin telah menghilang dari pandangan.

"Ini sudah berpuluh-puluh tahun lamanya sejak berakhir perang besar dunia sihir Tuan Seo. Mud-blood bukan lagi kata yang umum diucapkan, tak tahukah kau itu? Oh- tunggu, kau dan keluargamu salah satu pemujanya bukan? Oh- perlukah aku menyebutkan namanya, ya, lagipula namanya bukanlah hal terlarang sekarang, V-O-L--." Ten menyeringai ketika wajah itu mengeras, dia sengaja memperlambat setiap ucapannya dan menekan setiap katanya. "D-E--."

Tangan Johnny bergerak cepat dari kantong jubahnya, sehingga kini tongkat sihirnya teracung cepat ke arah Ten dan hal yang sama dilakukan oleh Ten. Hanya mengacungkan, belum ada satu mantrapun yang lolos dari mulut mereka. Mereka sepertinya lebih suka mengirimkan mantra lewat mata mereka.

"Tak ada seseorangpun yang boleh berduel diluar jam pelajaranku." Mendadak Prof. Lim muncul ditengah-tengah pertandingan, entah dari mana, tangannya memegang kedua wand milik Johnny dan Ten. "10 point dikurangikan dari Slytherin dan Gryfindor." Ten dan Johnny menggeram rendah, mereka baru masuk dan mereka berdualah yang pertama menjadi pembuka pengurangan nilai, oh untung saja Gryfindor telah memiliki nilai untuk dikurangi –bukan dari Ten sedangkan Slytherin harus menelan pil pahit nilai minus di batu hijau milik mereka.

"Dan." Dia menatap Jaehyun dan Taeyong. "Lima point lagi dikurangkan dari Slytherin dan Hufflepuff... Karena keteledorannya tidak menahan emosi temannya." Tambahnya ketika Jaehyun dan Taeyong menatapnya dengan tatapan tak percaya. "Dan Rabu malam datang ke ruanganku untuk mendapatkan detensi, kalian harus tahu apa yang sebenarnya kalian hadapi didunia kejam ini walaupun perang dunia sihir telah berakhir." Dia menurunkan dengan kasar kedua tongkat sihir Johnny dan Ten, wanita keturunan China itu tersenyum menatap mereka berempat lalu berbalik dengan anggun membuat jubah berwarna merah hati kini bergerak berayun-ayun dan hampir mengenai tubuh Ten.

Jaehyun berjalan perlahan lalu menarik lengan Johnny, sebelum mereka menghilang dibalik pintu, Jaehyun masih sempat melayangkan tatapan menghina pada Taeyong.

"Nanti di pertandingan pertama Quiddicth minggu depan, akan ku kuliti para ular itu." Dia mengepalkan tangannya, lalu berjalan, Taeyong hanya bisa tersenyum melihat mood Ten kini mulai kembali naik. "Tunggu dulu." Taeyong sontak memberhentikan langkahnya ketika sosok kecil itu menghentikan langkahnya dengan wajah panik. "Tadi Prof bilang kapan detensinya?" Ten menelan ludah dengan susah beberapa kali berharap bahwa apa yang dia dengar tak sama dengan apa yang dikatakan oleh teman berbeda asramanya ini.

Jaehyun and his slytherin prideWhere stories live. Discover now