"Jung Jaehyun." Taeyong sontak berbalik ketika matanya menatap sinyal tubuh musuhnya itu disana. Tak perlu di beritahupun sepertinya Jaehyun lah yang mengirim burung kertas itu.
"Tunggu, Lee Taeyong." Jaehyun bergerak cepat, tangannya menyentuh lengan kecil itu tetapi dengan segera dihempaskan dengan kasar, bahkan dengan keberanian yang didapat dari mana anak laki-laki yang terkenal pendiam dan baik itu, mengacungkan wandnya tepat di hidung Jaehyun.
"Jangan ganggu aku. Atau aku akan membuatmu membeku dan memasukkanmu kedalam lemari sapu."
Ancaman itu terdengar sangat serius, Jaehyun bahkan harus menghela napasnya, mengatur detak jantungnya yang berpacu dengan sangat cepat, dia hanya tak mau otaknya terlalu banyak terisi oksigen dan membuatnya kehilangan akal.
"Baiklah tapi jangan lewat patung kuda di lantai dua." Taeyong mendengus, dia tersenyum meremehkan.
"Apa disana kau meletakkan sesuatu yang berbahaya untuk menyakiti ku?"
Jaehyun menghela napasnya, terlihat kesal tetapi masih berusaha menenangkan hatinya. "Kalau aku berniat mencelakakanmu, aku tak mungkin memberitahukanmu."
Taeyong mendengus, dia kembali mundur berusaha menjauhkan tubuhnya dari Jaehyun, seolah tak ingin tertular suatu virus.
"Kau melakukan ini agar aku lewat sana dan akhirnya berhasil masuk perangkapmu, bukan?" Jaehyun tak tahu harus berkata apa lagi.
"Aku hanya tak mau kau bertemu dengan Mrs. Norris dan Mr. Flinch." Jaehyun kembali berusaha menyakinkan, setidaknya jika belajar bersama ini tak terjadi, tak masalah, Jaehyun hanya tak mau Taeyong kembali mendapatkan detensi.
"Jika benar, darimana kau tahu Mr.Flinch ada di lantai dua. Aku melihatnya turun ke lantai satu tadi. Itu artinya dia tidak akan naik ke lantai dua lagi." Jaehyun terdiam, tak tahu logika apa lagi yang bisa dilontarkan pada Taeyong. Jika dia berkata yang sebenarnya, perkataan logis Taeyong pasti akan mematahkannya dengan cepat.
"Minggir. Aku ingin segala pergi dari pandanganmu." Taeyong mendorong tubuh besar Jaehyun, berbalik dengan cepat tanpa bisa Jaehyun cegah.
***
Taeyong menahan napasnya ketika mendengar suara meong dari Mrs. Norris sampai ke pendengarannya. Bahkan suara langkah kaki dan suara berat Mr. Flinch yang mendekat padanya.
"Kau mendengar sesuatu,sayang." Taeyong mundur beberapa langkah, matanya berkeliaran, mencari sesuatu yang dapat membantunya bersembunyi atau setidaknya tak tercium oleh Mrs. Norris.
"Sepertinya memang ada seorang murid yang berkeliaran. Ayo cari dia dan mungkin kali ini, aku bisa mengajukan pada Kepala Sekolah untuk memasukkan memukul sebagai detensi." Taeyong dapat melihat dari posisinya gigi-gigi taring milik Mr. Flinch. Dia mundur dengan cepat ketika Mr. Flinch berjalan kearahnya, dia panik dan tersandung, tetapi entah mengapa tubuh kecilnya sama sekali tak jatuh.
"Ju-." Tangan besar itu sontak menutup mulut Taeyong, mulutnya kini mendekat perlahan kearah telinga Taeyong.
"Jangan berisik, nanti kita akan ketahui. Ikuti saja aku." Serunya sambil melepaskan tangannya tetapi memegang pergelangan Taeyong dan dengan cepat menariknya memasuki sebuah patung.
***
Taeyong terus berdehem ketika mereka tiba di lantai tiga tetapi Jaehyun masih saja terus menariknya mengelilingi sebuah dinding, ini sudah kedua kalinya. Dia tidak lelah atau lainnya tetapi suhu tubuhnya kini mendadak naik, jantungnya kini berdetak dengan cepat dan yang lebih penting apa maksud Jaehyun membawanya berputar seperti ini.
YOU ARE READING
Jaehyun and his slytherin pride
FanficJaehyun seorang pure blood dan seorang slytherin. dia sangat mencintai keluarganya dan housenya. tetapi bagaimana jika dia jatuh cinta pada seorang mud blood dan seorang bocah tidak beruntung yang hidup di Hufflepuff. bagaimana dia harus mempertaha...