Salah satu menara sepi di Hogwarts menjadi pilihan mereka. Jaehyun memberhentikan langkahnya lalu menatap Doyoung dengan tatapan tajam. Dia tak pernah se-benci ini kepada si elang ini. Tangannya bahkan berada di kantong bersiap mengeluarkan sebuah kutukan. Doyoung melirik sekilas tangan Jaehyun, dia mendengus dengan senyum meremehkan yang terukir jelas di wajahnya.
"Kau tak akan pernah bisa mengutuk ku dengan mantra mu." Doyoung berjalan perlahan mendekati jendela, memandang jauh ke hamparan pohon-pohon di hutan terlarang.
"Kenapa? Karena hal kau ketahui itu."Doyoung menatap sekilas Jaehyun dengan senyum yang tak bisa diartikan. "Kalau kau membicarakan tentang kutukan Cruciatus itu. Kukatakan sekali lagi-"
"Sudah ku bilang, bukan itu. Lagipula aku tahu itu bukan kau."Sebuah garis berkerut di keningnya.
"Apa maksudmu?" Senyum tak dapat diartikan kembali terpatri dengan sangat menyebalkan di wajahnya itu.
"Kau tak mungkin menyakiti seseorang yang kau cintai, bukan? Sejahat apapun dirimu."
Jaehyun terbatuk, seperti ada sesuatu yang menyangkut di tenggorokannya, senyum kini dipaksakan, pupil matanya terlihat berputar-putar tak jelas.
"Apa maksudmu? Aku mencintai, bocah kurang beruntung itu, tak mungkin aku menyukai."Doyoung berdecak, bergerak kembali kearah Jaehyun, tangannya kini terletak di pundak Jaehyun.
"Jangan mengelak lagi. Lagipula aku tak seperti si penyuka otot dan teman-temanmu. I have a brain, a Ravenclaw's Brain. Aku bisa melihatnya dari cara kau memandangnya Jaehyun, kau mengganggunya hanya untuk menutupi semua itu, ah klasik sekali." Doyoung menepuk-nepuk pundak Jaehyun perlahan. "Lagipula rahasiamu aman bersama para Ravenclaw." Serunya lagi, sebelum akhirnya berjalan pergi.
"Apa maksudmu dengan para Ravenclaw?"
***
Jaehyun tak pernah setakut ini dengan Ravenclaw, sebagai seorang Slytherin, dia hanya takut pada Gryffindor, tetapi ini bukan definisi takut yang sebenarnya. Gryffindor berbahaya apalagi dengan betapa kompetitifnya mereka. Tetapi pada Ravenclaw ini adalah ketakutan yang lebih dahsyat, para sekumpulan Elang yang siap menerkam dirinya yang seorang ular. Mereka punya otak yang dapat membuka selapis demi selapis dirinya.
Jaehyun bahkan harus berbelok jauh ketika menuju kelas berikutnya, ketika tak sengaja melihat beberapa kumpulan Ravenclaw yang tengah berjalan, Johnny bahkan memperotes tingkahnya yang diindakan oleh Jaehyun.
Dia memberhentikan langkahnya ketika mendapati wajah menyebalkan Doyoung didepan kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Lupa dirinya, jika Ravenclaw dan Slytherin akan bersama pada jam pelajaran ini. Dia hendak berbalik tetapi suara menyebalkan itu menyapanya, bahkan-
"Jaehyunie."
-menyisipkan Style Korea didalamnya.
Dahi Johnny berkerut, dia memandang Jaehyun dengan tatapan bertanya yang hanya dijawab gelengan kepala dari anak laki-laki surai hitam itu.
"Seo, aku pinjam sebentar temanmu, ini." Tanpa sempat berfikir Doyoung menarik jubah Jaehyun, menariknya ke sebuah lorong terdekat, dengan tak takutnya mendorong tubuh Jaehyun menuju sebuah dinding.
Ravenclaw hanya takut pada sesuatu yaitu kehilangan kepandaian.
"Jadi apakah kau akan terus berdiam diri dan tak mendekati si Hufflepuff itu?" Jaehyun menggeram marah, dia sama sekali tak suka urusannya di campuri orang lain apalagi Doyoung yang notabene adalah musuh bukan teman.
"Jangan mencampuri urusanku, bocah elang." Doyoung terkekeh perlahan, dia meletakkan telunjuknya diatas dagu.
"Bagaimana ya? Eh, Jaehyun, apa kau kenal Oh Sehun?"
YOU ARE READING
Jaehyun and his slytherin pride
FanfictionJaehyun seorang pure blood dan seorang slytherin. dia sangat mencintai keluarganya dan housenya. tetapi bagaimana jika dia jatuh cinta pada seorang mud blood dan seorang bocah tidak beruntung yang hidup di Hufflepuff. bagaimana dia harus mempertaha...