Taeyong baru saja selesai membersihkan meja makan malam mereka ketika bunyi telepon kini menggema nyaring hingga terdengar sampai ruang makan, membuat Ibunya yang kini memberhentikan kegiatan mencuci piringnya. Taeyong hendak mengangkat telepon tetapi Ibunya menggerakan tangannya, menyuruhnya untuk tetap berada di ruang makan.
Baru beberapa menit, suaranya kembali terdengar. "Taeyong, apa kau kenal seseorang bernama Jaehyun? Dia bilang dia teman sekolahmu."
"Iya, mom. Sebentar." Taeyong bergerak cepat menghampiri Ibunya, dia menggumam kata terima kasih sebelum akhirnya menyambar gagang telepon. "Hallo."
"Hai, apa yang kau lakukan malam ini?" Suara Jaehyun terdengar sangat renyah, senyum terangkat, senang bisa mendengar suara Jaehyun setelah hampir dua minggu lebih hanya bertukar kabar lewat pos burung hantu.
"Tentu saja, makan malam, Jaehyun."
"Janggut Merlin, benar. Betapa bodohnya aku." Taeyong kini memilih mengistirahatkan kakinya di kursi yang tepat disebelah telepon.
"Ngomong-ngomong ada apa kau menelpon? Dan darimana kau belajar menggunakan alat muggle?" Dahinya tanpa berkerut.
"Aku belajar dari Ten." Matanya besar terbelalak, ketika nama sahabatnya itu terdengar.
"Tunggu Ten, Ten, Gryffindor."
"Yeah, memang kenapa?" Ada suara bingung yang terdengar.
"Bagaimana cara kalian berteman?" Taeyong bahkan berdiri dari tempat duduknya, tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Ceritanya panjang. Dia dan Johnny punya 'something' dan Johnny yang mengenaliku padanya."
"Tunggu, apa katamu? Something." Taeyong berteriak, Ayahnya yang berada didepan televisi kini memanjangkan kepalanya hanya untuk melihat apa yang tengah dikerjakan anak satu satunya itu.
"Sebaiknya kau tanya Ten. Aku tak berhak untuk menjelaskan padamu." Taeyong mengangguk, walaupun tahu bahwa Jaehyun tak akan melihatnya.
"Jadi kapan kau akan kesini?"
"Besok. Mungkin agak pagi. Aku harus packing."
"Apa perlu aku jemput di stasiun?"
"Tidak. Aku tahu jalan kerumah. Kau tunggu saja dirumah. Ngomong-ngomong, aku mencintaimu. Tidur yang nyenyak, my love."
***
Suara bel kini terdengar, Taeyong yang baru saja turun dari kamarnya, tetapi ketika sampai di ujung tangga, pintu telah terbuka dengan Jaehyun yang kini tengah tersenyum padanya. Jaehyun tampak tampan dengan memakai denim dengan t-shirt putih didalamnya, rambut di sisir rapi, dengan poni menutupi dahinya.
"Nah itu dia, mari Jaehyun, masuk." Jaehyun terus tersenyum ramah, dia menunggu Taeyong turun dari tangga, memutuskan untuk berjalan bersama ke dapur.
YOU ARE READING
Jaehyun and his slytherin pride
FanfictionJaehyun seorang pure blood dan seorang slytherin. dia sangat mencintai keluarganya dan housenya. tetapi bagaimana jika dia jatuh cinta pada seorang mud blood dan seorang bocah tidak beruntung yang hidup di Hufflepuff. bagaimana dia harus mempertaha...