1. Mengingat Memori

481 27 0
                                    

"Andai dengan mengedipkan mata bisa mengobati rasa rindu, mungkin sekarang kita tak akan pernah berpisah."

A  D R E A M  &  Y O U

A  D R E A M  &  Y O U

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=======

Satu persatu siswa siswi berseragam putih abu-abu mulai keluar dari zona SMA Nusa Satu. Hari ini adalah hari terakhir Ujian Akhir Semester Satu. Dan inilah momen yang ditunggu-tunggu oleh para kelas 10 dan 11, sebab setelah liburan semester, mereka pasti mendapat jatah libur, berbeda dengan siswa kelas 12 yang mulai pening dan mendadak tekanan batin karena akan menghadapi UASBN, Tryout, Pendalaman materi yang kemungkinan besar akan mengganggu waktu pagi mereka, Ujian Praktek dan berakhir UNBK.

Tapi, cowok kurus yang tengah berjalan di lorong koridor kelas 10 dengan tas selempang hitam lusuh sama sekali tak memusingkan hal itu. Itu sudah resiko anak kelas 12. Jadi, ya terima aja, lah!

"Dit!!!"

Panggilan dari cewek jangkung di belakangnya itu membuat cowok itu berbalik. Tinggi mereka bahkan nyaris setara. Bedanya si cewek agak tinggi 3 cm dari si cowok.

"Baru gue mau samperin lo. Kita jadi kan?"

Cewek dengan name-tag 'Naomira Adhara' itu menampakkan cengirannya yang lebar. "Jadi dong! Gue udah bawa kuponnya!"

"Yang lain mana?"

"Yaelah! Makanya baca grup chat kita dong! Jul, Pasha, sama Yudha nunggu di kelas 10 IPS C, tempat ulangannya Pasha!"

Keduanya pun mulai berjalan. "Kalo Ratna?"

"Kan Ratna bilang di grup kalo dia mau lunasin tunggakan uang kasnya dulu ke bendahara kelasnya. Abis itu baru nyusul ke ruangannya Pasha. Ya ampun Radit! Makanya update di grup dong!!" Tandas Naomi geram dengan mencengkeram kuat tali kiri dan kanan pada tas kuningnya.

Cowok itu tertawa keras seraya meminta maaf atas kebiasaan buruknya itu. Namanya juga seorang Praditya Purnama atau suka dipanggil 'Radit' karena 'Praditya' kepanjangan. Sosok kalem, cerdas, mageran, dan kadang apatis. Tapi, jangan salah. Karena diantara mereka berenam, Radit adalah sosok perhatian bak ibu peri yang baik hati. Kalo gak ada Radit, mungkin mereka sekarang udah jadi bandar narkoba, kali.

Mereka berenam telah bersahabat sejak kelas 10, tepatnya di hari ketiga MOS. Waktu itu, mereka mulai mengenal satu sama lain ketika mereka berenam satu kelompok. Radit yang sama sekali pendiam memilih untuk tidak terlibat dengan siapa pun. Radit itu tipe orang yang harus disapa duluan, kalo gak ada yang nyapa, sudah dipastikan Radit gak bakal bisa akrab dengan siapa pun. Orang pertama yang menyapa Radit duluan adalah Jul. Dia ingat sekali, saat mereka berenam berkumpul dan membicarakan konsep apa yang akan ditampilkan untuk kelompok mereka, Jul seringkali menepuk bahu Radit seraya berkata, "heh patung kuda, mulut lu dipakein lem tembak, ya?" Maka, sejak hari itu Radit berusaha sebisa mungkin beradaptasi dengan mereka.

A Dream & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang