Three

404 51 1
                                    

So Hyun POV

Sudah pukul 12 malam tapi mataku tidak kunjung mengantuk. Hari ini aku sangat senang karena Taehyung lolos audisi itu.

Tapi entah mengapa menjelang tidur tadi aku kembali berpikir. Benarkah yang kulakukan sekarang? Aku memaksa Taehyung untuk mengikuti audisi itu dan akhirnya lolos.

Itu berarti Taehyung akan berangkat ke Korea untuk menjalani trainee dan akan menjadi penyanyi di sana.

Benar! Taehyung akan menjadi penyanyi terkenal, tapi di Korea! Korea! Negara itu berulang kali terngiang di kepalaku. Dan itu artinya aku dan Taehyung akan berpisah. Mungkin tidak akan bisa bertemu lagi.

Aku menutup wajahku dengan bantal. Kenapa baru sekarang hal itu terpikirkan olehku? Sungguh, aku tidak ingin berpisah dengan Taehyung!

Tapi aku juga ingin Taehyung bisa meraih cita-citanya. Tapi haruskah di Korea? Kenapa aku bodoh sekali?

Taehyung bisa saja menjadi penyanyi di negara ini. Kenapa harus jauh-jauh ke Korea?? BODOH! BODOH!

Harusnya aku tidak memaksanya ikut audisi itu! Tapi aku memang tidak boleh egois. BigHit Entertainment itu sangat terkenal. Untuk apa jadi penyanyi terkenal di sini bila Taehyung bisa saja terkenal di seluruh dunia?

Ya, mungkin perbuatanku ini ada baiknya juga. Tapi.. Aku tidak ingin berpisah. Sungguh! Aku pun mendekap bantal dengan kencang dan menangis sesenggukan.

***

“Kau habis menangis?” Taehyung langsung bertanya begitu aku keluar rumah untuk berangkat sekolah bersama.

“Hah? Tidak.” Aku mulai salah tingkah.

“Matamu sembab.”

“Benarkah? Ah, mungkin karena aku tidak bisa tidur semalam, terlalu antusias dengan keberhasilanmu.” Aku nyengir kaku.

Taehyung terdiam sejenak lalu menyuruhku untuk naik ke boncengan motornya.

Aku pun menurut dan sepeda melaju kencang. Selama beberapa saat tidak ada yang membuka pembicaraan.
“Kau tidak menyuruhku bernyanyi?” kata Taehyung tiba-tiba.

“Bernyanyi?” aku bingung dengan pertanyaan itu.

“Ya, kau sering menyuruhku bernyanyi kan?”

“Ah, tidak sering. Baru sekali aku memintamu bernyanyi saat berangkat sekolah seperti ini.”

“Hm.. Baiklah. Ini kedua kalinya aku akan menyanyikan lagu bersepeda untukmu.”

“Hahaha.. Lagu bersepeda? Istilah yang aneh. Baiklah, ayo nyanyikan lagu untukku. Harus bagus ya!”

Lalu sepanjang perjalanan Taehyung menyanyikan lagu untukku sambil mengayuh sepeda.

Diam-diam aku meneteskan air mata di belakang punggungnya. Sungguh aku tidak bisa menahan air mataku.

Bagaimana bila nanti aku sudah berpisah dengannya? Kapan lagi aku bisa mendengar suara emas Taehyung secara langsung? Suara ini nantinya sudah bukan lagi milikku seorang, suara ini akan menjadi milik seluruh dunia kelak.

Aku tidak rela.. Tapi apa yang bisa kulakukan? Semua sudah terjadi. Aku juga tidak mungkin dan tidak ingin Taehyung mundur. Ia harus tetap menjadi penyanyi!

***

“Sudahlah, jangan menangis..” Taehyung memelukku erat. Kali ini aku tidak bisa lagi menyembunyikan kesedihanku.

Begitu menginjakkan kaki di bandara, air mataku langsung tumpah. Taehyung segera memelukku. Memelukku untuk pertama kali, dan mungkin yang terakhir kalinya.

“Aku tidak akan berangkat jika kau tidak menginginkanku pergi.”

“Aku memang tidak ingin kau pergi, Taehyung. Tapi kau harus meraih cita-citamu. Ini kesempatan yang sangat bagus! Kau harus tetap pergi!” kataku dalam hati.

Aku menggelengkan kepala.

“Tidak, Tae. Kau memang… harus pergi.. Ini impianmu..”

Taehyung melepaskan pelukannya, ada sebersit perasaan kecewa saat ia tidak lagi memelukku.

“Ini memang impianku. Tapi aku bisa saja menjadi penyanyi terkenal di sini, tidak harus di Korea kan?”

Aku memukul lengan Taehyung pelan. “Kau jangan bodoh! Buat apa menjadi penyanyi terkenal di sini kalau kau bisa mendapatkan lebih? Lagipula, kau bisa mengharumkan negara ini jika kelak kau menjadi terkenal. Ya kan? Seluruh dunia akan mengenalmu.”

“Tapi kau..”

“Jangan pedulikan aku.” Aku tetawa miris dalam hati. Memangnya aku siapa?

Tentu saja Taehyung tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya teman dekatnya selama 7 bulan ini.

“Aku tidak apa-apa.” Lanjutku sambil menghapus air mata.

“Benar?” tanyanya dengan ragu.

Aku mengangguk pasti. “Yah, mungkin aku akan sedikit kesepian. Tidak ada lagi yang mengantar-jemputku ke sekolah.” Aku tertawa memaksa, sedangkan Taehyung hanya diam. “Tapi aku pasti akan menunggumu, sampai kau debut dan menjadi penyanyi terkenal. Wah, kau pasti akan sangat bersinar saat itu!”

Tiba-tiba Taehyung memegang kedua tanganku.
“Berjanjilah padaku. Kau harus datang ke konserku kelak.”

Aku tertawa pelan.
“Memangnya kau bisa tau aku datang atau tidak? Saat itu, kau pasti sudah memiliki banyak fans. Kau takkan bisa mengenaliku di tengah-tengah kerumunan fansmu itu. Hm.. Lagipula, menjalani trainee selama itu, pasti kau akan melupakanku.”

“Tidak akan. Aku tidak akan melupakanmu. Kau yang paling berjasa jika aku menjadi penyanyi terkenal, tidak mungkin aku melupakanmu. Aku pasti tau jika kau datang ke konserku. Aku pasti bisa melihatmu, seberapa banyak pun penonton yang hadir. Ayolah, apa susahnya kau berjanji padaku?”

“Baiklah aku akan datang. Awas kalau kau tidak mengenaliku ya!” ancamku.

Taehyung tersenyum kecil. “Pasti. Aku akan mengirimmu e-mail begitu aku selesai trainee. Kita harus tetap berkomunikasi.”

Aku tersenyum senang dan mengangguk.

“Jaga dirimu baik-baik, Sso.”

“Kau juga..” aku kembali menangis, tapi kali ini kutahan agar tidak terlalu banyak mengeluarkan air mata.

Taehyung memelukku sekali lagi dan mulai berjalan meninggalkanku. Ia pun bergabung dengan peserta lain yang lolos. Aku tidak berhenti menatap punggungnya. Tangisku pecah begitu Taehyung menghilang dari pandangan.

Selamat tinggal, Taehyung. Bila Tuhan menghendaki, sampai jumpa lagi lain waktu.

***

Jangan lupa Vote dan Comment!! Apakah nanti Taehyung dan So Hyun akan bertemu kembali? Kita lihat di episode selanjutnya!!

Wish To See You Again [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang