Wish To See You Again [END]

Six

So Hyun POV

Aku menghempaskan tubuhku ke tempat tidur hotel sepulang konser. Rasanya nyaman, tapi hatiku tidak. Semua kejadian hari ini sangat membekas di pikiranku.

Aku masih tidak percaya akhirnya setelah 5 tahun tidak bertemu, aku bisa melihat Taehyung lagi. Walaupun pertemuan ini benar-benar jauh dari harapanku.

Aku sudah lelah menangis selama 3 jam tadi, mungkin saat ini air mataku sudah mengering. Biarlah, setelah hari ini aku akan mencoba melupakan Taehyung.

“So Hyun..” Ji Woo perlahan mendekatiku. “Kau tidak apa-apa?”

Aku hanya mengangguk lemah.

“Bagaimana perasaanmu sekarang?”

“Sejujurnya aku lega. Akhirnya aku bisa menepati janjiku. Meskipun aku tau dia tak melihatku tadi. Dia mungkin takkan tau aku sudah menepatinya. Tapi aku senang bisa melihatnya lagi. Sungguh.”

Ji Woo menatapku dan tersenyum. Namun tatapan matanya menyiratkan rasa kasihan padaku. Aku tahu apa yang ada di pikiran Ji Woo sekarang.

“Sudahlah. Jangan menatapku seperti itu. Aku tidak apa-apa.”

“Kau mau menitip sesuatu? Aku dan Yoong Gi ingin ke minimarket membeli camilan.”

“Tidak perlu. Aku sedang tidak ingin apa-apa.”

“Kau mau ikut? Hitung-hitung jalan-jalan. Ini kan pertama kalinya kita ke Korea.”

“Aku ingin di sini saja. Besok baru kita jalan-jalan.”

“Yakin?”
Aku mengangguk pasti.

“Baiklah. Kau tidur saja duluan jika mengantuk. Aku tau kau lelah. Kartu kamar aku bawa satu, yang satunya untuk kau pegang.”
“Ya.”

Ji Woo pun meninggalkan kamar setelah mengusap lembut rambutku. Aku kembali menatap langit kamar. Samar-samar kudengar pintu kamar hotel tertutup pertanda mereka sudah pergi. Aku pun beranjak dari tempat tidur menuju dapur, mencari minuman untuk membasahi tenggorokanku yang mulai kering.

‘Ting Tong’ suara bel berbunyi. Aku mengernyit heran. Cepat sekali mereka kembali. Apa mereka lupa membawa kartu kamar hotel? Tanpa pikir panjang aku membuka pintu kamar.

“Kenapa…” kata-kataku terputus begitu saja. Seketika itu juga aku benar-benar menyesal tidak mengintip terlebih dahulu sebelum membuka pintu.

Aku terpaku sejenak. Seorang pria dengan masker dan kacamata hitam itu menatapku. Lengkap dengan jaket dan topi, membuatnya terlihat seram.

Aku segera menutup pintu tapi pria itu menahannya. Aku panik dan berteriak. Namun pria itu memang lebih kuat, ia mendorong kembali pintu hingga terbuka dan masuk ke kamar.

Aku benar-benar tidak tau apa yang harus kulakukan. Bagaimana ini? Celaka, matilah aku! Mengapa orang asing seperti ini bisa masuk ke dalam hotel? Walaupun hotel ini terbilang murah, seharusnya keamanannya bisa dijaga. Aku harus secepatnya menelepon Yoong Gi oppa. Tapi bagaimana caranya?

“Kau.. Siapa?!” aku memberanikan diri untuk bertanya. “Mau apa kau? Aku bisa melapor polisi jika kau berani macam-macam!” ancamku. Aku tidak peduli apa dia mengerti bahasaku atau tidak.

“Keluar! Atau aku akan berteriak!”
Pria itu masih bergeming.

“TOLONG!!! TO…” pria itu dengan cepat membekap mulutku dan menyandarkanku ke dinding.

Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Bagaimana kalau aku dibunuh? Aku mulai menangis.

“Ssst..” pria itu meletakkan telunjuk ke mulutnya. “Diamlah...” sebuah suara yang sangat tidak asing untukku..