AP-6

3.6K 516 58
                                    

"Pa-pangeran Chanyeol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pa-pangeran Chanyeol..."

"Kau berusaha menghindariku, hah? Kenapa selama seminggu ini kau tidak memenuhi undangan makan malamku?" Chanyeol menjepit kedua pipi gembil Kyungsoo dengan satu tangannya.

"Ma-maaf pangeran..."

"Aku tidak mau penolakan lagi. Besok malam kau harus datang memenuhi undanganku. Atau, kau memang sengaja melakukannya? Kau menceritakan segalanya pada Raja Insung atau Pangeran Sehun? Ku dengar akhir-akhir ini kau bersama mereka." Chanyeol menatap manik Kyungsoo penuh selidik.

"Maaf, pangeran. Saya tidak sanggup untuk melakukannya."

"Kali ini kau ku maafkan. Tapi jika besok kau tidak datang, kau tidak akan pernah ku maafkan." Ujar Chanyeol dingin. Dia tidak bermain-main dengan ancamannya. Jujur, dia merasa gelisah karena beberapa hari belakangan tidak bertemu dengan Kyungsoo.

"Ma-maaf pangeran..."

Pada kenyataannya, Kyungsoo tidak pernah memenuhi permintaan Chanyeol untuk makan malam bersama. Setiap malam Kyungsoo terlalu sibuk memenuhi undangan makan malam dari raja, selir Hyekyo atau mama ratu Jihyo. Kyungsoo yang disukai raja, tentu menjadi buah bibir di kalangan istana. Semuanya ingin mengenal Kyungsoo lebih dekat.

Kyungsoo sebenarnya takut untuk tidak memenuhi ancaman Chanyeol. Ancaman Chanyeol memasuki pikiran Kyungsoo tapi dia tak kuasa untuk memenuhinya.

Kyungsoo kerap mendapatkan bingkisan setiap pagi. Entah itu berupa ginseng merah, hanbok yang sangat bagus, gelang atau kalung. Pengirimnya tentu saja Chanyeol. Kyungsoo semakin ngeri dengan ini semua. Dia sudah mengabaikan Chanyeol, tapi tetap menerima kebaikannya yang tiba-tiba.

Tapi yang membuat Kyungsoo masih mewaspadai Chanyeol, sedikitpun Chanyeol tidak pernah merasa bersalah karena pernah melecehkan Kyungsoo.

*******

"Sepertinya raja sedang bahagia, pangeran Sehun."

"Oh, ayolah Jongin... Jangan memanggilku seperti itu. Panggil aku Sehun saja. Kita sudah mengenal sejak kecil."

"Pada kenyataannya kau adalah seorang pangeran kan? Dan kau adalah putra mahkota."

"Aku tidak suka jika kau memanggilku pangeran..." Sehun mengerucutkan bibirnya.

"Hahaha... Iya-iya... Sehun. Kau seperti anak kecil saja."

"Aku juga tidak suka dipanggil Sehun."

"Lalu kau mau dipanggil apa?" Jongin memutar bola matanya malas. Sahabatnya ini memang selalu banyak maunya.

ᴀɴᴏᴛʜᴇʀ ᴘʀɪɴᴄᴇ - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang