3 tahun kemudian...
Chanyeol dan Kyungsoo hidup tenang di ujung negri bagian utara. Terletak jauh dari istana dan pemukiman penduduk. Dibutuhkan waktu 20-30 menit dengan berjalan kaki untuk menuju perkotaan, atau rumah yang paling dekat dengan tempat tinggal Chanyeol dan Kyungsoo.
Chanyeol memilih lokasi di kaki bukit, tempat yang tenang. Agar dia bisa merasakan jika bahaya menghampiri mereka. Minimnya suara yang dihasilkan, membuat Chanyeol bisa lebih waspada. Setidaknya, mereka sudah merasa aman dalam 3 tahun belakangan ini.
Rumah ini berbentuk seperti panggung dengan lantai terbuat dari kayu dan berdinding tanah liat yang dibuat secara manual. Chanyeol dan Gaery membutuhkan waktu cukup lama saat membuatnya. Sementara itu nyonya Kang, Kyungsoo dan Sooyeol menunggu di penginapan yang terletak di perkotaan.
Kyungsoo tidak mengeluh dengan tempat yang menjadi tempat tinggalnya sekarang. Setidaknya lebih baik dibandingkan rumahnya dulu, walaupun tidak seindah saat tinggal di istana. Chanyeol pun perlahan-lahan membuat perabotan dari bahan yang bisa ditemuinya di hutan. Rumah ini tampak sangat sederhana, namun sangat nyaman.
Kelihatannya Chanyeol dan Kyungsoo terasing. Tapi beberapa anak yang tinggal tidak jauh dari tempat mereka, kerap mengunjungi mereka di sore hari. Kepiawaian Chanyeol dalam berperang, langsung tersiar di sekitar tempat tinggal mereka. Beberapa orangtua ingin Chanyeol mengajari anaknya berperang. Sebagai gantinya, orangtua mereka akan menitipkan makanan atau beberapa kebutuhan sebagai balas jasa.
Tidak ada yang bertanya tentang kehidupan pribadi Chanyeol, Kyungsoo dan seorang anak yang bersama mereka. Karena sikap Chanyeol dan Kyungsoo yang selalu menutup diri. Kecuali tentang latihan berperang, Chanyeol dan Kyungsoo tidak pernah berbaur dengan penduduk. Setidaknya sampai saat ini Chanyeol dan Kyungsoo merasa baik-baik saja.
Pada suatu pagi, Chanyeol terbangun saat mendengar suara derap kuda dari kejauhan. Dengan cepat, Chanyeol membangunkan Kyungsoo yang tidur di pelukannya. Tadi malam mereka baru saja melewatkan malam yang panas. Di gendongnya Sooyeol dan membawa kedua orang yang paling berharga dalam hidupnya menuju persembunyian.
Chanyeol memang membuat persembunyian untuk berjaga-jaga. Sebuah lubang di bawah tanah yang cukup untuk menampung 3 orang dewasa. Chanyeol yakin, mereka tidak akan aman selamanya.
"Ada apa?" Kyungsoo berbisik begitu Chanyeol mematikan lampu minyak dalam rumah mereka.
"Ada tamu tidak di undang." Chanyeol menarik Kyungsoo dengan cepat. Sooyeol sudah bergerak tidak nyaman didalam gendongan Chanyeol.
"Biar aku menggendong Sooyeol." Kyungsoo mengambil alih gendongan Sooyeol dan masuk lebih dulu ke dalam lubang persembunyian.
Chanyeol menyusul masuk ke dalam persembunyian. Mengatur agar persembunyian mereka tidak diketahui, tapi mereka juga dapat bernafas di dalam lubang sempit nan gelap ini.
"Appa..." Sooyeol merengek saat tidurnya terganggu.
"Ssstt... Sooyeol anak baik kan? Sooyeol tidak boleh mengeluarkan suara sekarang. Appa Kyung dan Appa Chan ada disini. Kita akan baik-baik saja jika Sooyeol tidak mengeluarkan suara. Mengerti?" Kyungsoo menenangkan Sooyeol yang berada dalam gendongannya.
"Mengerti appa. Tapi Sooyeol masih sangat mengantuk..."
"Tidurlah. Appa tidak akan berisik lagi." Kyungsoo memukul-mukul pantat Sooyeol dengan lembut, agar anaknya bisa kembali terlelap.
Kyungsoo memang sudah menganggap Sooyeol seperti anaknya sendiri. Sebulan setelah pelarian mereka, nyonya Kang sudah kembali ke kediamannya, karena merasa Kyungsoo dan Chanyeol sudah mampu mengurus Sooyeol. Menurut nyonya Kang, Kyungsoo belajar dengan cepat.
Chanyeol mencium ujung kepala Kyungsoo dengan lembut. Dalam kondisi panik seperti ini, Kyungsoo masih bisa tenang dan sanggup menenangkan Sooyeol. Chanyeol sendiri merasa sangat takut. Jantungnya bergemuruh dengan cepat.
"Kita akan baik-baik saja." Chanyeol berujar sangat pelan, di dalam lubang gelap itu.
Chanyeol menahan nafasnya saat merasakan derap langkah kuda berhenti di depan rumahnya. Terdengar suara orang yang turun dari atas kuda. Dari suaranya, sepertinya hanya satu orang saja yang berkunjung. Tapi Chanyeol harus tetap waspada. Tidak ingin lengah walaupun hanya satu orang saja yang mengunjunginya disaat matahari pun belum muncul.
Krieett...
Pintu terbuka perlahan. Kyungsoo menggenggam erat tangan Chanyeol, sementara Chanyeol bersiap dengan pedang yang ada di tangan satunya. Beruntung Sooyeol yang paham akan kondisi. Sedikit pun dia tidak mengeluarkan suara, memilih melanjutkan tidurnya dalam gendongan Kyungsoo.
"Pangeran Chanyeol?" Terdengar suara memanggil yang pelan. Langkah tamu yang tak diundang itu pun terdengar sangat hati-hati.
Chanyeol menajamkan telinganya. Terasa familiar dengan suara yang didengarnya ini. Lama tinggal jauh dari istana, membuatnya melupakan banyak hal.
"Pangeran Chanyeol, ini Yifan." Suara itu memanggil lagi dengan pelan.
Chanyeol melengos dalam persembunyiannya. Bagaimana dia bisa lupa akan suara sahabatnya ini?
"Pangeran Chanyeol, apakah kau disini?" Yifan mengulang memanggil.
"Aku disini!" Chanyeol berteriak didalam persembunyiannya.
Yifan bergerak menuju arah sumber suara. Terasa sesuatu bergerak di bawah lantai rumah, Chanyeol membuka penutup persembunyian mereka. Tersembunyi Chanyeol, Kyungsoo dan seorang anak kecil disebuah lubang persembunyian.
"Kenapa kalian disini?" Yifan bertanya bingung.
"Ku pikir kau musuh."
"Bisa-bisanya kau menganggapku musuh? Sini." Yifan membantu Chanyeol, Kyungsoo dan Sooyeol keluar dari persembunyian.
"Aku hanya waspada saja. Tapi, apa yang membuatmu kemari?" Chanyeol bertanya saat mereka sudah duduk di kursi.
"Ceritanya panjang. Bagaimana kabarmu?"
"Seperti kau lihat? Bahkan Sooyeol sudah besar. Aku takut dia bertumbuh lebih cepat dari yang bisa ku bayangkan."
"Sooyeol bertumbuh dengan baik. Kalian juga hidup dengan baik disini." Yifan berkomentar saat Kyungsoo bergabung bersama mereka. Sebisa mungkin Yifan menjaga agar tidak bertukar pandang dengan Kyungsoo. Jujur, saat Yifan melihat Kyungsoo, dia langsung teringat Hyesoo. Perempuan yang pernah dicintainya.
"Lalu, apa yang membuatmu kemari? Bahkan sebelum matahari terbit. Kau mengganggu tidurku saja."
"Harusnya kau bertanya bagaimana aku bisa kemari. Tidak kah kau penasaran?"
"Kau pasti datang karena petunjuk keluarga Kang. Sekarang katakan, kenapa kau kemari?"
Yifan menghela nafasnya sebentar, "Kau harus kembali ke istana, Chanyeol."
"Kau sedang melakukan hal yang sia-sia. Aku tidak akan kembali jika Kyungsoo tidak aman di istana. Aku perlu melindungi Kyungsoo dan anakku. Tempat ini yang paling aman buat kami." Chanyeol dengan cepat menolaknya.
"Tidak kah kau mendengar informasi terbaru? Jepang sedang berusaha menyerang kita lewat jalur darat dan laut. Tanpa kita ketahui, pasukan Jepang sudah berada di bagian timur negri ini. Dan menurut mata-mata, pasukan Jepang sedang berlayar menuju negri ini melalui arah barat daya. Kita akan diserang dari berbagai arah. Negri kita kekurangan pasukan terbaik, Chan. Bahkan raja Insung pun turun dalam pertempuran ini. Kau harus kembali untuk memimpin pertempuran ini."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀɴᴏᴛʜᴇʀ ᴘʀɪɴᴄᴇ - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]
Fanfiction#10 [Chansoo] [BL] [21++] Kyungsoo secara tidak sengaja masuk ke dalam istana. Dia benar-benar terjebak dengan kehidupan istana dan perasaan bersalah menghantuinya karena meninggalkan Baekhyun, anak raja yang asli. Chanyeol, seorang adik raja. Ibuny...