Bab 1

9.3K 939 110
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

Pencipta Wulan Benitobonita / Luna S. Winterheart

Planet Tri, Benua Epa, 1803 PR

Kilau cahaya matahari pagi jatuh menerangi daerah hutan pada Kota Bornea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kilau cahaya matahari pagi jatuh menerangi daerah hutan pada Kota Bornea. Pada salah satu dahan pohon, terlihat seorang gadis berambut merah sepanjang bahu sedang duduk bersandar dan mengunyah apel matang yang berasal dari salah satu ranting. Di tangan kirinya tergenggam selembar kertas lusuh yang sudah dibacanya berulang kali.

Mata cokelat Maisha Walcott mengamati kapal yang berlayar di kejauhan. Gadis yang baru saja menginjak usia 16 tahun itu menarik napas dalam-dalam untuk menikmati aroma alam di awal musim gugur. Dia menarik gaun merah yang dirinya pakai hingga menunjukkan paha mulusnya dan mengayun-ayunkan kaki kanannya yang telanjang dan menjuntai turun.

Ringkik kuda menyadarkan putri bungsu almarhum Baron Ansel Walcott dari lamunan. Maisha menunduk dan tersenyum ke arah kuda jenis morgan berwarna putih milik gadis itu. Binatang betina yang dia dapat dari ayahnya telah menginjak usia 3 tahun.

"Apa kau sudah ingin pulang?"

Princess, sang kuda, kembali meringkik seakan menjawab pertanyaan majikannya. Hewan yang memakai hiasan berbentuk mahkota berkilau pada bagian depan wajah menderapkan kaki dan mengibaskan surai.

Maisha tertawa kecil melihat ulah centil tunggangannya. Gadis itu melempar sisa apel ke tanah. Dia membuka dompet gantung yang terikat pada pinggang, lalu memasukkan kertasnya yang berharga sebelum melompat turun dari ketinggian satu meter.

Hamparan rumput tebal yang dihiasi kumpulan bunga ungu lavendel menyambut gadis yang mendarat dengan satu lutut menempel pada tanah. Sepasang sepatu bot cokelat miliknya terlihat terserak tidak jauh dari perempuan tomboi itu.

Maisha menggunakan tangan kanan sebagai penyeimbang tubuh. Gadis yang menghabiskan hampir seluruh waktunya di hutan bangkit berdiri dengan lincah, lalu mencoba menutup bagian pahanya yang terlihat dengan menarik gaun dengan kedua tangan.

Suara robek seketika terdengar nyaring dari belakang. Maisha menoleh ke sumber bunyi dan baru menyadari bahwa sebagian pakaiannya ternyata tersangkut pada salah satu dahan yang cukup rendah. Perbuatan gadis itu barusan telah menyebabkan terciptanya belahan panjang pada sisi gaun.

Maisha tersenyum jengah. Pasti Mrs. Cherry akan marah. Minggu lalu dia tanpa sengaja merusak gaun lain dan pelayan setianya itu membutuhkan waktu cukup lama untuk memperbaiki pakaian nonanya.

Embusan angin kencang tiba-tiba menerbangkan rambut Maisha yang terurai hingga menutupi sebagian wajah. Gadis yang masih memegang gaunnya yang robek itu segera mendongak.

Maisha terkesiap saat melihat tiga ekor binatang yang hampir sebesar gajah terbang di langit dengan memakai formasi V. Mata gadis itu berkilat panik dan segera berlari menuju kuda kesayangannya. "Princess! Cepat!"

Lady Wyvern [ Petualangan Nona Penakluk Wyvern ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang