Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.
Pencipta Wulan Benitobonita / Luna S. Winterheart
Maisha menjerit histeris ketika pegangannya terlepas. Kedua tangan gadis itu terentang, berusaha menggapai apa pun untuk menghentikannya dari terjun bebas.
Beberapa ranting dan dedaunan menggesek kulit gadis itu ketika dia terjatuh dengan kecepatan tinggi. Maisha menutup mata, bersiap-siap untuk merasakan benturan kuat pada punggung juga kepala.
Mati.
Aku akan mati muda.
Aku akan mati muda dan menjadi hantu.
Rasa hangat tiba-tiba melingkupi tubuhnya. Maisha mengintip dan mendapati sebuah dada bidang berbalut kaos hitam menghalangi pandangannya. Wangi mirip cedar samar-samar tercium dari pria yang memeluknya, mengingatkan dia akan aroma hutan itu sendiri.
Maisha pun mendongak secara perlahan, mendapati sepasang bibir tipis tegas dan rambut hitam pendek yang berkibar santai dipermainkan angin, sebelum pandangannya terpaku pada sepasang mata hitam yang sedang menatapnya balik.
Napas Maisha tertahan dan tanpa sadar menelan ludah. Jarak wajah mereka sangat dekat. Dia bahkan dapat merasakan napas hangat yang berembus dari pria itu.
"Cyril! Kau di mana?!"
Teriakan Samson dan Liam dari udara membuat kedua orang yang sedang berpelukan mendongak dan menemukan seekor wyvern merah muda sedang terbang mengelilingi daerah mereka.
"Aduh!"
Maisha refleks memekik saat tubuhnya benar-benar membentur tanah. Cyril mendadak meluruskan kedua tangan, membiarkan pemuda jadi-jadian itu menerima takdirnya, ditarik oleh gravitasi.
Akan tetapi, Cyril tidak memedulikan rasa sakit yang harus ditanggung oleh Maisha. Dia menarik keluar sebuah peluit yang tergantung pada leher dan meniupnya dengan nada berirama. Wyvern merah muda itu sepertinya memahami melodi yang dialunkan sebab dia mengangkat kepala sambil melenguh sebelum bergerak turun.
Wyvern itu mendarat lembut pada hamparan rumput di depan Maisha yang baru saja bangkit berdiri. Dia kemudian duduk rebah, membiarkan kedua penunggangnya melompat turun.
"Apa kalian baik-baik saja? Apa yang baru saja terjadi?" Samson menatap Cyril dengan ekspresi khawatir. "Apa Topaz kembali bertingkah?"
Maisha menoleh ke arah Cyril dan mendapati bibir pria itu menipis. Bukan pertanda baik.
"Uh, Samson, dapatkah aku menumpang denganmu saja?" tanya Maisha, membelokkan pembicaraan. Gadis itu tidak ingin tewas dilempar di udara oleh pria pemarah yang kini sedang menatap geram kepadanya.
"Oh, tidak bisa. Topaz tidak menyukaiku." Liam yang menjawab. "Dia selalu menggeliat setiap kali aku duduk di punggungnya."
Samson tersenyum kikuk sambil mengedikkan bahu. "Maaf, Bocah. Manusia Es ini sudah permanen bersamaku."
Tidak ada balasan dari Cyril. Pria itu hanya melangkah menuju tumpukan bagian-bagian zirahnya yang tergeletak di atas rumput lalu mengambil salah satunya.
Pandangan Maisha tanpa sadar mengikuti gerakan pria itu sebelum memberikan kritik dalam hati. Sama sekali tidak efisien. Dia seharusnya tidak membuka zirahnya sama sekali.
Seakan tahu sedang diperhatikan, kepala Cyril tiba-tiba menoleh ke arah Maisha. Mereka saling bertatapan sejenak sebelum dia mengedikkan bahu, meminta agar gadis itu datang mendekat.
![](https://img.wattpad.com/cover/146799717-288-k612590.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Wyvern [ Petualangan Nona Penakluk Wyvern ]
AventureAkibat dipaksa untuk menikah seorang duke tua yang telah memiliki lima belas orang cucu, Miss Maisha Walcott, putri mendiang Baron Walcott, yang baru berusia 16 tahun, memutuskan untuk melarikan diri dengan menyamar sebagai seorang laki-laki untuk m...