Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.
Pencipta Wulan Benitobonita / Luna S. Winterheart
Kenapa begitu banyak pria berpenampilan menarik di luar sini dan aku malah harus menikahi seorang kakek-kakek berumur tujuh puluh tahun?
Wajah Maisha pun berubah menjadi masam saat teringat akan pertemuannya dengan sang Duke. Kulit pucat pria itu bahkan telah mengkerut seperti sebuah jeruk yang hampir busuk.
"Naiklah ke lantai dua, kamar paling dekat tangga. Kau bisa bertemu Kapten di sana."
Perkataan Samson berhasil memutus lamunan Maisha. Dia kembali menatap pria itu dan berkata, "Terima kasih, Tuan."
"Jangan panggil 'Tuan', cukup Samson," balas Samson sambil tersenyum ramah. "Semoga berhasil dengan apa pun urusanmu itu. Kau membutuhkannya."
*****
Penginapan yang dimasuki Maisha termasuk bersih. Kayu yang digunakan sebagai lantai ataupun langit-langit tampak terawat, terlihat tidak adanya jamur ataupun sarang laba-laba. Beberapa meja berbentuk persegi panjang dengan enam kursi tertata secara teratur pada lantai dasar dan telah ditempati oleh beberapa pengunjung.
Akan tetapi, kening Maisha sontak mengerut saat melihat sebuah lukisan raksasa dekat dengan tangga. Seorang pria tua yang memiliki wajah familier. Bukan tunangannya, wajah tunangannya jauh lebih jelek dibandingkan dengan laki-laki yang berada di gambar itu.
Duke Ravenscroft.
Maisha pernah melihat pria itu dalam sebuah pesta. Tubuh kurus tinggi, pipi tirus, pandangan tajam bagai seekor gagak.
Tubuh Maisha merinding seketika. Dia tidak menyukai baik duke yang ini ataupun duke yang telah menjadi tunangannya. Sepertinya dia alergi dengan duke mana pun.
Fokus, Maisha, fokus.
Maisha mengabaikan lukisan itu dan menaiki tangga secara tergesa-gesa. Gerald pasti akan sangat terkejut melihat kedatangannya dan mungkin saja akan mengantar dia pulang ke rumah. Namun, dia tidak memiliki pilihan lain.
Langkah kaki Maisha terhenti di depan kamar yang dideskripsikan oleh Samson. Gadis itu menelan ludah dan bergumam pelan. "Ayo, Maisha, semangat."
Maisha membuka pintu. Dia melangkah masuk sambil berseru, "Kakak, aku datang!"
****
Kata terakhir yang diucapkan Maisha menghilang kala gadis itu ternganga, menatapi sosok yang berada di hadapannya. Pria Lumpur yang beberapa saat telah meninggalkannya kini berdiri di tengah ruangan dengan bertelanjang dada. Sebuah handuk putih masih menggantung pada leher, menunjukkan bahwa dia baru saja mandi.
Mata Maisha pun secara tidak sadar mengamati butiran-butiran air yang meluruh dari rambut hitam yang basah. menyusuri dada bidang dan perut ramping yang berotot.
Indah sekali.
Maisha meneguk ludah. Pandangan gadis itu terus turun, turun, dan tu--
"Apa yang sedang kau lakukan di sini?"
Suara dingin dan rendah Cyril menghentikan keterpukauan Maisha. Gadis itu sontak mengangkat kepala dan berkata tergagap. "Ma-maaf, tadi saya disuruh--"
"Keluar."
"Hah? Ta--"
"Keluar!"
Bentakan Cyril membuat Maisha melangkah mundur. Gadis itu keluar dari kamar dengan tergesa-gesa hingga hampir bertabrakan dengan orang yang baru saja datang.
![](https://img.wattpad.com/cover/146799717-288-k612590.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Wyvern [ Petualangan Nona Penakluk Wyvern ]
AdventureAkibat dipaksa untuk menikah seorang duke tua yang telah memiliki lima belas orang cucu, Miss Maisha Walcott, putri mendiang Baron Walcott, yang baru berusia 16 tahun, memutuskan untuk melarikan diri dengan menyamar sebagai seorang laki-laki untuk m...