Bab 6

98 29 0
                                    


Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

Pencipta Wulan Benitobonita / Luna S. Winterheart

Lenguhan manja dari wyvern betina membuat Maisha melupakan pria itu dan kembali menyikat tubuh si reptil raksasa sebelum suara Samson membuat gerakannya terhenti.

"Dari mana kau belajar mengurus mereka?"

"Huh?" tanya Maisha sambil menoleh ke arah pria besar itu.

"Kau terlihat terbiasa mengurus wyvern," balas Samson dengan tatapan menilai. "Apa kau pernah bekerja mengurusi mereka?"

"Ah, itu. Iya." Maisha tertawa kikuk. "Sa-saya pernah mengurus wyvern milik Lord Walcott."

"Jadi, itu alasanmu ingin mencarinya?" Kini, Liam yang bertanya. Berbeda dengan Samson, sorot mata pria pucat itu terlihat curiga. "Apa yang kau inginkan darinya?"

"Ah, saya ...." Maisha menjeda kata-katanya, mencoba mencari alasan yang tepat. Penting, tetapi tidak bertele-tele. "Saya .... Saya berhasil menemukan kudanya yang hilang, tetapi saat kembali dia sudah pergi."

"Oh, kuda putih itu." Ekspresi penuh prasangka Liam kini membias. Dia mengangguk-angguk sambil bergumam, "Saya sudah menduga bahwa kuda itu adalah kuda mahal."

Topaz yang merasa terabaikan pun menyenggol lembut bahu gadis itu. Namun, Maisha secara refleks mendorong jambul reptil tersebut saat berkata, "Hei! Apa kalian bisa mengantarku ke istana? Lord Walcott tentu akan senang bertemu dengan kudanya."

Akan tetapi, Cyril tiba-tiba menggulung peta dan melemparkannya kepada Liam yang langsung menangkapnya. Pria itu berjalan pergi sambil berkata, "Siapkan wyvern, kita akan berangkat tiga puluh menit lagi."

Maisha terbengong ketika Cyril meninggalkannya begitu saja. Dia melihat ke arah Samson sebelum pria besar itu menyeringai ke arahnya. "Maaf, Bocah. Cyril tidak menyukai istana ataupun orang-orang di dalamnya. Kau bisa mengurus kuda itu dan mengembalikannya ke pemiliknya setelah kontrakmu dengan kami telah selesai."

"Itu masih lima tahun lagi!" protes Maisha tidak terima. Saat kontrak selesai, dia sudah terlalu tua untuk memulai debut dan gadis itu tidak mau menjadi seorang perawan tua meski dia juga tidak bersedia menjadi istri kelima dari seorang kakek mesum yang tidak tahu diri mengenai kondisi kulit keriputnya.

Akan tetapi, Samson tidak terlihat peduli. Dia hanya mengedikkan bahu sebelum berkata, "Well, kau bisa membayar denda pemutusan kontrak kalau begitu. Aku yakin Cyril akan setuju. Dia sangat menyukai uang."

*****

Wajah Maisha sesuram langit mendung saat dia memanggul ransel dan berjalan mengikuti tiga pria yang sudah berada di depan. Bukan saja karena sarapannya hanya berupa semangkuk bubur tanpa daging ataupun karena dia lupa melarikan diri. Namun, juga karena gadis itu baru menyadari bahwa kelompok yang mengikat dirinya dengan kontrak bukanlah bagian dari pasukan istana. Wyvern Master 9 hanyalah kelompok pemburu binatang dan makhluk humanoid. Mereka bekerja hanya sesuai dengan permintaan klien yang dipasang di guild.

Sial! Kenapa aku sial sekali?!

Mungkin karena kamu kabur dari tunanganmu?

Maisha langsung menepis kuat-kuat hati nuraninya. Setiap perempuan seharusnya memiliki hak untuk memilih pasangannya dan dia menolak perjodohan tanpa cinta dan beda usia yang terlalu jauh.

Samson dan Liam mengikat barang-barang pada sadel wyvern merah muda, sedangkan Cyril yang telah memakai zirah merah berkilaunya kini sedang memasang sadel pada Topaz.

Lady Wyvern [ Petualangan Nona Penakluk Wyvern ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang