4 - A

10 4 0
                                    


Mulmed : Erena Airen

EMPAT

A untuk Arum

.

.

"ERWIN! MAIN YOK! ERWIN! MAIN YOK!" Kenan menaruh kedua tangannya di samping bibirnya. Kenan berteriak di depan gerbang rumah Erwin.

Eren terbelalak tidak percaya dengan tingkah Kenan. Eren menutup mulut Kenan dengan telapak tangannya, Eren harus berjinjit karena tinggi mereka jauh berbeda.

"EWHIN! MAUWEN-" Kenan berusaha melepas bekapan Eren. Memang tenaga Kenan itu super sehingga membuat bekapan Eren kendur.

"Ken udah, malu diliat tetangga." Eren melepas bekapannya pada mulut Kenan, dia tidak percaya dengan apa yang dilakukan Kenan. Wajahnya konyol karena menahan malu.

"Masih pagi gak ada yang lewat," jawab Kenan enteng sambil tersenyum.

Saat Kenan ingin berteriak kembali, seseorang menghampiri Kenan dan Eren. Wanita paruh baya itu Mama Erwin, dia membuka gerbang dengan terburu. Pasalnya suara Kenan malah terdengar seperti orang mengajak tawuran.

"Pagi tante," ucap Kenan tersenyum tanpa rasa bersalah dan menyalami Mama Erwin sebagai sopan santun. Mama Erwin menghela napas lega, ternyata Kenan yang datang.

"Pa-pagi tan," gugup Eren dan mengikuti apa yang dilakukan Kenan. Eren malu sekali, padahal Kenan yang berteriak bukan Eren. Wanita paruh baya itu terlihat cantik mengenakan gaun biru muda dimata Eren. Tidak salah lagi wajah Erwin diturunkan oleh siapa, pikir Eren.

"Lho nak Kenan dan-"

"Erena Tan," sahut Eren memperkenalkan diri sambil membungkuk sopan.

" nak Kenan sama nak Eren  pagi-pagi kok udah di sini." kata Mama Erwin atau Tante Fera dengan heran. Bibirnya menampilkan senyuman hangat.

"Iya, tadi Kenan sama Erwin udah janjian mau jogging." Kenan melongokkan kepalanya dari pintu gerbang, melihat sekeliling rumah Erwin. "Erwin belum bangun Tan?" tanyanya heran. Biasanya jika mereka sudah janjian apalagi Erwin yang mengajak, Erwin akan siap lebih dulu.

"Erwin masih tidur, dia gak bilang apa-apa sama Tante." Fera bingung sendiri, biasanya Erwin akan bilang padanya terlebih dahulu atau berpesan akan ada temannya pagi-pagi buta. Tapi sekarang tidak.

"Erwin lupa kali Tan," Kenan berpikir positif, Erwin memang bukan tipe orang pelupa tapi manusia juga punya kekurangan termasuk Erwin. Termasuk juga Kenan.

"Ada Kenan ya Ma?" seseorang muncul dari balik tubuh Tante Fera membuat Kenan terkejut.

"Arum," Kenan memanggil gadis yang mirip dengan Mama Erwin itu lalu tersenyum, senyuman yang aneh dimata Eren.

Arum Sintya Dewi, itu adik Erwin dan juga mantan pacar Kenan dulu. Mereka berpisah karena Arum pencemburu, sedangkan Kenan sendiri dia seenaknya. Padahal dia sudah memiliki Arum, tapi dia tetap modus sana-sini didepan Arum saat mereka masih berpacaran. Arum SMA sama seperti Kenan hanya saja dia dibawah satu tahun dari Kenan. Setahu Kenan, Arum tidak tinggal di sini lagi dia tinggal di rumah pamannya yang kebetulan dekat dengan sekolahnya. Setahu Kenan juga, Arum pergi ke sekolah yang berbeda dengan kakaknya karena dia ingin mengejar orang yang dia cintai setelahnya dia masa bodo dengan hubungan percintaan Arum. Baginya mantan tetaplah mantan, dia akan tetap berada di masalalu.

KENANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang