10 - Jealous 2

5 1 0
                                    

SEPULUH

Semua akan tampak buram jika menyangkut rasa
.
.


"... Woy Ken!" Teriak Erwin di telinga Kenan membuat Kenan mengaduh.

Kenan membuka matanya lalu menegakkan tubuhnya, dia ketiduran di kelas. Padahal ini masih pagi tapi Kenan sudah mengantuk.

Salahkan diary Eren yang membuat Kenan terjaga semalaman karena masih memikirkan kalimat dalam diary Eren.

"Kebo banget sih lo, ini baru jam pertama njir" sungut Erwin, untung saja dia membangunkan Kenan kalau tidak Kenan pasti sudah dicincang oleh Pak Tio karena tidur saat jam kelasnya.

"Kita lagi belajar apasih?" Tanya Kenan yang kini menguap membuat Erwin geleng-geleng kepala.

"Biologi Ken, lo liat deh ada Pak botak di depan" Erwin tersenyum dipaksakan, ingin rasanya pergi menjauh dari Kenan.

"Oh oke" jawab Kenan singkat hendak tidur lagi, Erwin menatap Kenan dengan tatapan membunuh. Kenan sadar, lalu dia bertanya. "A-apa?"

"Lo tidur, gue cekek sekarang" ucap Erwin sadis membuat Kenan langsung melek dan membuka bukunya.

Kenan bosan, dia tak mengerti apa yang diucapkan Pak Tio di depan jadi dia hanya memainkan pulpennya saja. Kenan melirik ke arah Erwin tapi cowok itu sedang fokus, fokus pada gamenya. Sialan, Erwin hanya membangunkan Kenan karena dia mau mencari aman. Begini maksudnya, kalau Pak botak tahu Kenan tidur otomatis dia akan menghampiri Kenan, melihat situasi ini sudah tentu Erwin yang teman bangku Kenan juga kena imbas karena bermain game saat jam pelajaran dimulai.

Kesal karena sudah tahu maksud Erwin, Kenan pun menekan-nekan tombol handphone Erwin membuat cowok itu melotot horror. Kenan nyengir lalu menjulurkan lidahnya. Erwin baru saja mau menimpuk Kenan dengan buku biologi yang tebalnya 10 cm tapi dia mengurungkan niatnya karena sadar Pak botak masih mengajar.

Kini Kenan beralih memandangi sosok di depannya, Eren. Entah kenapa dadanya berdesir saat melihat Eren walau dari belakang saja. Lalu tulisan itu kembali muncul dalam otaknya membuat Kenan menelan ludah. Jadi selama ini Eren menyimpan rasa padanya?

Ugh Kenan tak habis pikir, bagaimana bisa Eren menyukainya? Setahunya Eren sangat benci padanya atau jangan-jangan quotes itu benar.

BENCI DAN CINTA ITU TAK JAUH BERBEDA

Kenan mengangguk, quotes itu memang benar ternyata.

"Win, artinya I love you more and more everyday itu apa?" Tanya Kenan tiba-tiba, siapa tahu kan artinya sudah berubah sekarang.

"Aku cinta kamu lebih dan lebih setiap hari" jawab Erwin yang kini menatap Kenan penasaran. "Kenapa? Ada yang membak lo lagi?"

Kenan hanya bergumam yang membuat Erwin salah pemgertian.

"Wihh siapa? Adek kelas?" Tanya Erwin antusias tentu saja dengan suara sepelan mungkin, takut guru killer itu mendengar mereka.

"Hah?" Tanya Kenan bingung dengan suara tak kalah pelan.

"Apanya?" Ini Erwin yang bertanya.

Mereka berdua mendadak goblok sesaat. Mungkin efek dari menjomblo selama ini.

....

"Ren, ke kantin yuk" ajak Haris pada Eren.

Kenan yang mendengar itu langsung secepat kilat mendongakkan kepalanya menatap Haris yang sudah duduk di samping Eren.

"Boleh tuh gue juga laper" jawab Eren.

Mereka hendak beranjak dari kursi sebelum Kenan berteriak.

"EH WIN, QILL, RAS, RIS, REN KANTIN YUKKKK!!!" teriak Kenan membuat semua orang yang ada dalam kelas menoleh ke arahnya tak terkecuali Eren dan Haris.

"Kuy lah mumpung Qilla lagi gak sibuk nih" ucap Laras menyetujui ajakan Kenan.

"Boljuglah gue laper" timpal Erwin sambil mematikan game di handphonenya.

"Oke, lagian kita juga mau ke kantin. Ya kan Ris?" Tanya Eren yang sudah bangun dari duduknya.

Haris hanya mengangguk, padahal dia hanya ingin berdua dengan Eren.

Mereka semua pergi ke kantin minus Methew yang memang masih belum berangkat karena sakit. Cowok bule itu cedera di kakinya karena bermain basket.

"Gue mau bakso sama es jeruk" ucap Kenan setelah mereka sampai di kantin dan dusuk di meja paling pojok.

"Gue mie dong sama teh anget"- Erwin.

"Gue roti aja deh sama air mineral" -Laras.

"Gue apa aja deh yang penting bisa di makan" - Qilla.

"Ren pesen gih" suruh Kenan pada Eren membuat Eren mengerutkan keningnya hendak marah.

"Ayok Ren biar gue bantu" ucap Haris sambil menarik pergelangan tangan Eren.

Kenan menatap ke pergian mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah kenapa dia tidak suka pada Haris sekarang, sejak Haris memberitahukan perasaannya terhadap Eren.

"Ken lo kenapa sih? Kok tumben badmood?" Tanya Laras sambil memakan krupuk di atas meja.

"Muka lo asem banget sih hari ini" timpal Laras sambil memandangi wajah Kenan.

Kenan yang dipandangi oleh mereka hanya memanyunkan bibirnya kesal. Kesal pada Haris dan Eren juga, Eren sejak pagi tidak mengajaknya ngobrol. Memang sih selama ini Kenan yang selalu mengajaknya ngobrol duluan ralat mengganggu Eren maksudnya.

"Kenapa sih lo?" Kini Erwin yang penasaran, pasalnya Kenan sejak tadi tidak seperti biasanya.

"Tai ah gue males hari ini" Kenan menidurkan kepalanya di meja kantin  tapi matanya mengawasi Haris dan Kenan.

Sebenarnya apa mau Kenan? Mereka semua tidak tahu.



KENANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang