2 - Rumahku Punya Pintu!

19 7 0
                                    


DUA

Bertamulah dengan sopan. Karena rumahku bukan rumahmu!

.
.

Pepatah mengatakan tamu adalah raja. Tapi Eren tak sudi menganggap Kenan itu raja. Karena tidak ada tamu yang kurang ajar seperti Kenan.

"Kok lo di sini sih?!" Eren menjerit melihat Kenan yang sudah berada di tempat tidurnya. Kenan duduk dengan manis menatap Eren.

"Hehe pintu kacanya melongo," jujur Kenan sambil tersenyum manis.


"Lo naik pohon mangga lagi?! Sialan besok-besok gue tebang tuh pohon." Eren membaringkan tubuhnya di samping Kenan.


Rumah mereka memang bersebelahan. Bahkan balkon kamar mereka berhadapan, hanya terhalang oleh pohon mangga saja di tengah. Sudah kebiasaan Kenan jika bertamu ke rumah Eren dengan memanjat pohon mangga. Malas turun katanya.

"Janganlah, kasian. Tuh pohon kan dari kita piyik sampe sekarang, biarkan jadi sejarah pertumbuhan kita."


"Ngomong apa sih Ken," Eren benar-benar tidak mengerti apa yang dibicarakan Kenan.

"Dasar otak udang," Kenan menatap Eren jengkel.

"Kebalik bego," Eren memutar bola matanya malas.


Kenan memang begitu. Padahal otaknya pas-pasan tapi dia selalu tidak mau kalah jika dengan Eren.


"Besok-besok lo gak boleh lewat balkon lagi," Eren memejamkan matanya, tidak tidur Eren hanya mengistirahatkan matanya sebentar.

"Kenapa?" Kenan memalingkan wajahnya menghadap Eren, entah mengapa di mata Kenan, Eren terlihat bersinar malam ini.


"Kenapa? Ya karena rumah gue punya pintu." Eren membuka matanya kembali menatap Kenan. Kenan memalingkan wajahnya ke arah lain entah kenapa Kenan sangat takut jika Eren tahu bahwa Kenan memandanginya dengan aneh.


"Gue juga kan lewat pintu," Kenan menunjuk pintu kaca yang berhadapan dengan balkon.

"Maksud gue pintu bawah rumah gue Kenan,"


"Kan sama aja pintu Ren," Kenan tak mau kalah.


"Terserah," Eren lelah meladeni Kenan.

"Gue tuh heran sama lo Ren," Kenan berpikir sejenak.


"Kenapa?"

"Cewek kalo baru diputusin biasanya mewek kok lo malah jadi induk ayam sih?"

"Ken, gue gak pengen bahas itu," Eren kesal tiap kali Kenan mengurusi kisah cintanya. Padahal Eren tidak pernah mengurusi kisah cinta Kenan.


"Oh gue lupa, kemaren siapa ya yang nangis di boncengan gue." raut wajah Kenan di buat serius menerawang jauh ke sana tapi bibirnya menyunggingkan senyum mengejek.

KENANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang