11 - I LOVE YOU

4 1 0
                                    


SEBELAS

Kata I love you aja gak cukup buat yakinin gue kalo lo emang benci gue.

Bener-bener cinta maksudnya
.
.

"Ren! Kok lo tai sih!"

Eren berbalik menatap Kenan yang ada di belakangnya. Iya yang bicara barusan adalah Kenan.

"Apa sih Ken?! Bukannya lo ya yang selama ini kek tai??" Eren jengkel pada Kenan yang mengintilinya sejak tadi. Lalu mengatakan hal yang membuat Eren kesal.

Mereka ada di dapur rumah Eren. Eren baru saja mau mengambilkan minuman untuk Kenan tapi cowok itu malah membuatnya emosi.

"Kok lo pulang bareng Haris sihh?!" Teriak Kenan dengan wajah lebih kesal dari Eren.

Jadi ini yang membuat Kenan terusik sejak tadi hingga mengintili Eren. Emang apa salahnya jika Eren pulang dengan Haris? Toh memang Kenan sudah pulang duluan tadi, jadi mau tidak mau Eren menerima tawaran Haris.

"Emang kenapa kalo gue pulang bareng Haris?? Lagian lo udah duluan. Kan lumayan gue hemat uang jajan" jelas Eren kesal sambil menatap Kenan tajam. Yang ditatap malah balik menatap Eren tajam.

"Kan lo bisa telpon gue buat balik lagi" Kenan mencari alasan sambil berkacak pinggang.


Padahal walau rumah mereka berdekatan, mereka jarang berangkat dan pulang bersama. Tapi entah kenapa sekarang Kenan berbicara seolah mereka selalu kemana-mana bersama, membuat Eren jengkel.

"Otak lo dimana sih Ken? Gue darah tinggi lama-lama ngomong sama lo"

Eren lelah nenghadapi sikap Kenan, sebenarnya entah apa yang diinginkan cowok itu Eren tidak tahu.

"Di kepala lah yakali otak gue pindah ke kaki" bela Kenan tak terima atas ucapan Eren.

"Terus apa masalah lo kalo gue balik bareng Haris saudara Kenan Cakra Anggara?!" Tanya Eren jengah dan menekankan kalimat terakhir.

"Karena lo phpin gue lah!"

"Php apa anjir!"

Eren bingung. Maksudnya apa? Sungguh dia tak mengerti arah pembicaraan mereka sekarang.

"Lo bilang lo suka gue tapi jalannya sama yang lain!"

"Kapan gue bilang begitu?!" Kini Eren maju selangkah mendekati Kenan, dia gemas sekali dengan Kenan sampai rasanya ingin membunuh cowok tampan itu.

"Di buku lo" jawab Kenan terlampau santai.

"..."

"..."

Hening, Eren berpikir. Buku? Maksudnya buku diarynya? Buku yang berisi moment-moment manis dirinya bersama Kenan? Ya Tuhan, kenapa dia bisa melupakan itu.

"Ma-maksud lo buku diary gu-gue? Yang warna-warni itu?!" Tanya Eren gagap, ia sekarang panik. Matanya terbelalak kaget, apa Kenan membacanya? Kapan?

Selama ini Eren bahkan menyembunyikan fakta bahwa dirinya menulis diary dari Kenan. Tapi apa ini? Kenan sudah mengetahuinya? Lalu tulisan kemarin itu apa Kenan juga membacanya?

"Iya" jawab Kenan santai.

"Anjir! lo kenapa buka buku itu?!" Eren semakin panik dia malu tentu saja tapi melihat respon Kenan membuat Eren ingin memutilasi cowok itu.

"Bukunya lucu jadi gue buka"

"Lo baca—"

"Lo suka sama gue? Sejak kapan?" Belum sempat Eren menyelesaikan kata-katanya, Jenan sudah menyela mengatakan hal yang membuat jantung Eren loncat dari tempat.

"ARGHH KENAN ANJING! BAJINGAN!!"

Eren mencekik leher Kenan membuat Kenan susah bernapas. Dia memukul lengan Eren minta ampun, tapi Eren tidak peduli.

"EWHEN LEPHAS GUHWE GWAK BIWHSA NAPHWAS!!" Kenan menepuk lengan Eren lebih kencang tapi Eren tetap tak peduli. Dia kesal dan malu pada Kenan.

"KAWLO GUHWE MATHWI NTWAR LHO SAMWA SIWAPA???!"

"GUWHE JUGWA SUWKHA LHO"

Eren melepaskan cekikannya pada leher Kenan. Bukan karena takut Kenan mati tapi karena kalimat terakhir yang Kenan katakan. Eren tidak salah dengar kan?

"Uhuk uhuk uhuk" Kenan terbatuk sambil memegang lehernya yang tadi dicekik Eren, dia dengan cepat menghitup oksigen sebanyak-banyaknya.

"Coba lo ulangi apa yang lo bilang barusan" titah Eren, pandangannya menunduk ke bawah tak berani menatap mata Kenan.

"Yang mana?" Kenan pura-pura bodoh, sengaja dia ingin menggoda Eren.

Eren mendongak menatap tajam pada Kenan karena cowok itu menggodanya. Kenan hanya cengengesan, sebenarnya jantungnya jug sedang berdebar kencang karena melihat semburat kemerahan di pipi Eren. Cute, Erennya memang selalu cute.

"Gue juga suka sama lo Erena Airen!" Tegas Kenan sambil menatap Eren lekat-lekat.

Eren tak percaya, ternyata Kenan membalas perasaannya. Eren pikir selama ini Kenan hanya bercanda saja padanya jadi ia tak pernah berharap lebih pada laki-laki itu.

"Lo—" Eren bingung bicara apalagi, biasanya ia dengan mudah membalas perkataan Kenan tapi sekarang lidahnya kelu.

"I love you" ucap Kenan lagi membuat semburat di wajah Eren semakin merah. Eren menundukkan kepalanya lalu mengangkatnya lagi, menatap Kenan. Dia masih tak percaya, apa benar yang di depannya ini Kenan? Biasanya Kenan suka sekali bercanda, Eren takut ini hanya sebuah rencana busuknya saja untuk membut Eren malu. Tapi saat mayanya menatap manik obsidian milik Kenan, laki-laki itu bahkan tak terlihat sedang bercanda sama sekali.

"I love you" ulang Kenan karena kesal tak mendapatkan balasan. Sebenarnya ia gemas pada Eren sekarang. Gadis galak itu kini berubah menjadi anak kucing yang sedang shy shy cat.

"Yauda I love you too" balas Eren dengan malu, dia berbalik memunggungi Kenan.

Kenan tersenyum manis, lalu menoel bahu Eren dari belakang.

"Diem! Gue malu!" Sentak gadis itu tak menoleh sedikitpun.

"Jadi kita pacaran kan?" Tanya Kenan masih dalam mode senyumnya.

Eren hanya mengangguk malu membuat Kenan gemas sendiri.



KENANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang