Terlempar ke luar.
Merengek bersimbah darah.
Disambut riuh decak kagum.
Senyum-senyum terkulum.Udara keringkan ia.
Sebelum kain-kain membaluti.
Dalam dekap lengan kekar.
Dalam buai tangan halus.Mereka mulai bercerita.
Kata mereka, "Ini dunia."
Dan ia mulai tumbuh.
Katanya, "Aku akan jadi yang mereka butuh."Namun, raut keriput dari wajah-wajah lusuh tak dapat menunggu.
Mereka merenta seiring dengan dunia yang ikut menua.
Dan ia berkata, "Mungkin sebaiknya aku tumbuh seperti yang mereka butuh,
meski merengek bersimbah darah, meski tanpa decak kagum dan senyum terkulum."Darah akan kering.
Kain-kain akan membaluti rengekan.
Lengan kekar dan tangan halus pun akan senantiasa menyambut,
tatkala ia terlempar ke luar, ke tempat di mana tak ada yang membutuhkan.Aullia Akbar
Surakarta, 14 Agustus 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Diksi Nalar
PoetryAtas nama ingatan, izinkan Diksi nan bersemayam dalam Nalar, menempati tempat maya ini, menemani teman nyata ini; diriku.