"Tenanglah, aku ada disini untuk mu!"
■■▪▪■■
Pandangan ku kosong. Aku masih tidak percaya dengan apa yang ku alami tadi malam. Semua terasa nyata. Dari awal hingga akhir. Bahkan saat aku memakan sarapan ku, aku masih dapat merasakan bagaimana rasa rendang buatan mom pagi itu. Tapi kenapa? Kenapa? "Argh!" Aku frustrasi. Aku seperti orang gila sekarang. Semua orang menatap ku. Termasuk guru yang sedang mengajar di kelas ku. "Ada masalah Mss. Hood?" Bahkan saat ia bertanya itu terasa nyata. Tapi aku tidak tahu ini nyata atau mimpi. Bisa saja ini mimpi kembali. Hah. Membayangkan bahwa semua yang ku lakukan adalah mimpi membuat ku bergidik ngeri. "Mss. Hood? Anda baik baik saja?" Kembali guruku menanyakan keadaan ku. Bahkan satu kelas tak berhenti menatap ku. Aku menjadi pusat perhatian di kelas. Dan aku tak suka itu. "Emm.. kurasa aku ingin ke toilet." Tanpa basa basi ku langkahkan kaki ku keluar kelas, menuju toilet siswi.
Sampai di toilet aku hanya menatap pantulan diri ku di cermin. Tak ada yang salah dengan diri ku. Dan ini terasa nyata. Ku raba seluruh wajah ku dan ini terasa nyata. Aku bisa merasakan nya. Senyum ku merekah. Senyum bahagia bahwa setidak nya aku bisa menjalani hidupku dengan normal hari ini. Tapi senyum ku tak bertahan lama, senyum ku memudar. Aku melihat pantulan diri nya. Melihat ke arah ku dengan tatapan yang sulit diartikan
Dia berdiri di belakang ku. Axel menatap pantulan diri ku di cermin. "Siapa kau?" Walaupun aku tahu nama nya tapi aku tidak tahu menahu siapa Axel itu.
Dia mendekati ku dan dengan seenaknya memeluk ku dari belakang. Aku ingin protes atas tindakan semena mena nya tapi rasa ini menghalangi. Hangat. Itulah yang kurasakan. "Aku merindukan mu," rasa itu kembali muncul dalam diriku setelah ia mengucapkan kalimat itu. Dan yang paling buruk, aku menyukai nya. Aku terhanyut dalam pelukan nya. Aku terhanyut akan kehangatan nya. Ku pejamkan mata ku.1menit
2menit
3menitKubuka kembali mata ku. Dia menghilang. Seperti biasa. Tapi ini bukan mimpi. Ini nyata. Dan dia nyata. Semua itu nyata. Tapi kenapa aku selalu memimpikan semua ini?
***
Pelajaran telah usai dan bel tanda istirahat sudah berbunyi sejam setelah aku kembali dari toilet. Dan kini aku berada disini. Di antara rak rak yang berisikan begitu banyak buku. Tepat nya di perpustakaan. Perpustakaan sekolah ku mempunyai 3 lantai. Dan aku terbiasa menyendiri di lantai 3. Dimana di lantai ini sunyi senyap. Jarang siswa siswi yang menapakan kaki nya di lantai ini semenjak kejadian beberapa lalu.
Kejadian yang membuat ku bergidik ngeri jika membayangkan nya kembali. Kalian ingin aku menceritakan nya? Baiklah. Akan ku ceritakan. Sebelum kejadian itu, perpustakaan lantai 3 ini ramai dikunjungi siswa siswi sekolah ini. Sampai kejadian itu tepat nya satu tahun yang lalu terjadi pembunuhan di lantai ini.
Pembunuhan yang tak masuk akal menurut ku. Pembunuhan itu terjadi tiba tiba. Tanpa alasan dan sebab yang pasti. Pembunuhan itu meninggalkan banyak korban di dalam nya. Termasuk salah satu sahabat ku. Tessa Gray. Dia gadis yang ceria, hangat, dan mudah bergaul. Berbeda sekali dengan diriku bukan? Aku tahu itu. Tapi aku tidak masalah dengan perbedaan itu. Bahkan dia pun merasa sebalik nya. Kami saling melengkapi satu sama lain. Dan perlu kalian tahu, dia adalah sahabat pertama ku selama ku hidup di muka bumi ini. Kalian pasti tidak percaya bukan? Aku juga tidak percaya dengan diriku sendiri. Tapi itulah kenyataan nya. Aku sudah katakan kepada kalian tak ada yang istimewa dari hidup ku. Aku merasa hampa.Sebelum kejadian itu aku dengan nya sedang berada di kantin. Bercanda ria sembari menikmati makan siang. Lalu kami pergi bersama meninggalkan kantin menuju ruang kelas kembali. Tapi belum sampai di kelas, Tessa berpisah dengan ku. Ia mengatakan harus pergi ke perpustakaan karena ingin meminjam beberapa buku. Ku tawarkan diri untuk menemani nya tapi ia menolak halus tawaran ku. Dan segera berlari meninggalkan ku. Aku yang ditinggalkan hanya pasrah dan kembali melanjutkan langkah ku menuju ruang kelas.
Sudah lama aku menunggu Tessa di kelas tapi ia tak kunjung datang. Sampai bel tanda istirahat berakhir pun ia belum menampakkan diri nya di kelas. Aku yang dilanda kecemasan memutuskan untuk mencari nya di perpustakaan dengan alasan izin ke toilet. Setelah mendapat izin dari guru yang mengajar di kelas, aku segera berlari menyusuri lorong lorong, meninggalkan ruang kelas, menuju perpustakaan. Sesampai nya di perpustakaan, Mrs. Hudson selaku pustakawati disana menyapa ku dengan ramah. Aku membalas nya dan langsung menanyakan kebedaraan Tessa. Lalu Mrs. Hudson mengarahkan ku ke lantai 3. Kami berdua menaiki tangga dengan tergesa gesa. Entah kenapa aku merasa Tessa dalam bahaya.
Sampai nya di lantai 3 kami disambut dengan pemandangan yang mengerikan. Tessa. Gadis itu. Mati. Dengan kondisi yang mengenaskan. Darah membanjiri mayat nya. Perut nya terkoyak hingga seluruh organ dalam nya nampak ku lihat. Dan yang paling buruk, kepala nya tidak lagi menyatu dengan tubuh nya. Ini gila.
Aku menjerit. Aku histeris. Aku syok. Mrs. Hudson pun sama. Tapi kesadaran Mrs. Hudson lebih cepat kembali daripada kesadaran ku. Tanpa pikir panjang Mrs. Hudson menuruni tangga menuju lantai bawah berusa mencari pertolongan.
Meninggalkan aku yang masih histeris menatap mayat sahabat ku ini. Mrs. Hudson pun kembali, dengan membawa petugas keamanan, kepala sekolah beserta para guru dan tim medis. Polisi pun turut hadir disana. Mereka mengevakuasi tempat kejadian perkara, dan memulai penyelidikan ketika mayat Tessa diangkat oleh tim medis untuk diotopsi. Charlie pun turut hadir dalam pengevakuasian dan penyelidikan itu.Satu sekolah gencar. Semenjak kejadian yang menimpa Tessa tersebar luas ke seluruh siswa di sekolah. Bahkan ada yang sampai pindah sekolah karena takut kejadian itu akan menimpa diri nya. Apalagi bukan hanya Tessa yang menjadi korban satu satu nya. Hampir kurang lebih ada 25 siswa yang mengalami hal yang sama setiap minggu nya. Dan itu sukses membuat dinas pendidikan
Hampir menutup Sekolah Forkers. Namun tidak jadi karena secara tiba tiba teror itu berhenti. Meninggalkan tanda tanya yang besar bagi seluruh penghuni sekolah. Termasuk diri ku.
Dan aku disini. Di lantai yang menjadi saksi bisu terhadap kejadian pembunuhan Tessa.Kreett... kreettt...
Suara apa itu? Ku cari sumber suara aneh itu namun tak ada orang di sekitar ku
Kreett... kreett...
Suara itu berasal darisana. Dari rak dengan tumpukan buku yang tak tersusun rapi di pojok kanan tempat ku berdiri sekarang.
Perlahan tapi pasti. Ku dekati rak itu. Perlahan demi perlahan. Hampir dekat. Sampai suara itu menghentikan ku. "Hai! Aku senang kita berjumpa kembali"
Tubuh ku menegang dan segera berbalik untuk melihat si sumber suara yang tak lain adalah Axel. Dia tersenyum ke arahku dengan pandangan nya yang lembut. Rasa hangat menjalar di seluruh tubuh ku. Tapi entah kenapa tubuhku mulai bergetar kembali saat ia melangkahkan kaki nya mendekati ku
"Tenanglah, aku ada disini untuk mu!" Seru nya ketika menyadari ketakutan ku terhadap nya. Ku tarik nafas ku kemudian kuhembuskan kembali guna menetralisir rasa takut ku dan berhasil. Kini aku sudah merasa lebih tenang dari yang sebelum nya.
Ku tatap mata nya dan segera menanyakan hal yang selama ini ingin ku tanyakan, "Siapa kau?"
Ia tak menjawab. Hanya menatap ku dengan pandangan gelisah. Atau bimbang? "Ku ulangi pertanyaan ku, siapa kau?" Kali ini suara ku lebih tegas daripada sebelum nya. "Nama ku Axelius Alessandro -" akhir nya ia menjawab pertanyaan ku, "-dan aku adalah pelindung mu.""Apa maksudmu?"
"Aku adalah angel mu"
"A-aaku tidak me-pffttt-" benda kenyal itu mendarat di bibir ku. Memberikan sensasi menggilakan yang belum pernah aku rasakan. Ciuman yang menggairahkan. Ciuman yang menggilakan. Dan yang terburuk aku menyukai nya.
Axel semakin memperdalam ciuman nya. Bahkan kini ia memojokkan ku di dinding perpustakaan. Aku tahu ini salah. Aku tahu ini gila. Tapi sudah ku katakan aku menyukai nya.Sebenar nya apa yang terjadi dan apa ini hanya mimpi kembali?
TBC
.
.
.Terimakasih untuk para pembaca yang menunggu cerita ini.
Tolong berikan saya vote serta jangan segan memberikan komentar (tentu nya dengan bahasa yang sopan) agar saya terus termotivasi untuk memberikan sebuah kisah yang menarik pembaca.Angeliutri
KAMU SEDANG MEMBACA
-DREAM- (Hiatus)
FantasyAngelica Hood tak mengerti tentang apa yang terjadi? Mulai dari mimpi aneh nya hingga kedatangan para tokoh mimpi nya di kehidupan nyata. Hingga suatu ketika, satu mimpi yang ia harapkan tidak nyata menjadi nyata. Mimpi mengerikan yang merenggut n...