PART 6

18 2 0
                                    

'Saat kau harus memilih, berlari ke neraka atau terjun ke surga'
===

Apa lagi ini? Apa yang harus ku lakukan? Kenapa dia meneror ku? Apa salahku? Siapa yang meneror ku? Dan kenapa aku? Semua pertanyaan itu terngiang acak di otak ku. Tak mengerti dengan semua kejadian aneh yang terus menimpa diriku. Aku ketakutan, sangat ketakutan. Seumur hidup ku belum pernah aku diteror seperti ini. Sebenar nya ada apa ini? Kenapa? Ada apa? Mimpi itu, orang itu dan sekarang pesan ini?

Krek...

"Siapa di sana?!" Refleks ku balikan badan ku berusaha mencari asal suara. Tak dapat dipungkiri aku ketakutan sekarang. Tapi tetap berusaha tenang. Ku tarik nafas ku kemudian menghembuskan nya berulang kali berusaha menetralkan kembali degup jantung ku.  Dengan kaki gemetar ku tunggu bis sialan ini.

Kenapa bis nya belum sampai juga?!

Srreet...

"Siapa di sana?!"

Srreet...

"Jangan macam macam pada ku! Ayah ku seorang polisi!"

Srreet...

Sialan. Suara itu tak mau berhenti. Tak sadar kaki ku melangkah mundur--meninggalkan halte bis.

Aku disini...

"Siapa?! Ku mohon jangan!" Tak sadar air mataku menetes ketakutan. Sungguh, seingat ku aku tak pernah berbuat salah pada orang lain. Aku selalu menghindari pertengkaran dengan selalu mengalah. Aku tak pernah suka pertikaian. Apalagi sampai menaruh dendam.

Aku disini...

"Siapa di sana?! Ku mohon jangan..."

Di situasi ini, aku tak punya pilihan lain lagi selain lari. Ku kerahkan seluruh tenaga ku berupaya berlari sekencang serta sejauh mungkin.

Tap! Tap! Tap!

Telinga ku tak berhenti mendengar suara langkah itu. Langkah yang menurut ku kian dekat.

Di depan ku pohon pohon menjulang tinggi, menutup rapat rahasia di dalam nya. Sadar tak punya pilihan lain, tanpa rasa takut ku masuki hutan berkabut tersebut.

Pohon demi pohon ku jelajahi, jalan demi jalan ku tapaki. Tanpa memperdulikan yang lain lari ku terus melaju tanpa henti. Sampai tak sadar suara langkah itu telah berhenti. Di gantikan suara aneh seperti suara geraman yang menggema. Dalam keremangan cahaya hutan aku berhenti, berusaha melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Disana, di antara pepohonan itu. Seseorang berdiri membelakangi. Aku tak bisa melihat wajah nya, hutan ini sungguh gelap sekali. Sampai ia berbalik badan pun aku tidak terlalu jelas melihat nya kecuali...

Senyuman nya...

Seringaian nya...

Terasa familiar namun aku tidak mengingat nya.

Siapa dia?
Dan mau apa dia?


Cukup lama kami berdiri di tempat masing masing, hingga dia melangkahkan kaki nya mendekat ke arah ku. Tahu apa yang harus ku lakukan, segera kembali ku kerahkan tenaga ku guna lari sekencang-kencangnya. Dan terjadi lagi-lagi aksi kejar mengejar itu.

-DREAM- (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang