PART 5

35 11 4
                                    

Orang yang kau dekati berbahaya...
Orang yang kau jauhi berkuasa...

■■▪▪■■

"Sebenar nya apa maumu?!" Tanya ku pada pria yang sedari tadi membuntuti ku ini. Ya dia pria itu. Pria yang sama yang melempar benda keras--batu-- itu ke kepala ku. Pria yang sama yang menyapa ku dengan senyum riang nya tapi entah kenapa justru membuat mood--ku hancur seketika. Pria ini sedari tadi selalu membuntuti ku kemanapun aku pergi. Mulai dari gerbang, kelas, perpustakaan, dan sekarang...

Toilet...

Apa sebenarnya mau pria ini?!

"Diri mu cantik..."

Dan ya ia selalu menjawab semua pertanyaan ku dengan jawaban basi nya itu. Sungguh aku tidak mengerti, manusia seperti apa dia itu. Apa ia tak punya pekerjaan lain selain membuntuti ku? Apalagi sekarang ia membuntuti ku sampai ke toilet wanita!

"Kau tahu tempat apa ini?"

"Toilet"

"Khusus?"

"Wanita"

"Keluarlah"

"Kenapa?"

"Apa?!" Sungguh aku muak sekarang, ia bertanya 'kenapa' dengan wajah lugu nan polos nya itu, seakan akan ia hanya bocah laki laki berumur 5 tahun yang dengan leluasa bisa masuk ke toilet wanita karena alasan ingin menemui ibunya!

For god's sake! Aku harus menenggelamkan pria ini ke dalam sumur sekarang juga!

"Pergi dari sini sebelum aku kehilangan kesabaran ku!" Ucap ku yang tanpa sadar membentak nya.

Ia hanya menatap ku, dalam dan lama. Seakan ingin mengungkapkan semua nya lewat tatapan itu. Kemudian ia membuka sedikit bibir nya dan mulai berkata, "Orang yang kau dekati berbahaya, orang yang kau jauhi berkuasa," dingin, suara nya tak lagi hangat seperti saat menyapa ku. Setelah mengatakan hal yang tak ku mengerti itu lantas ia pergi begitu saja--meninggalkan ku yang sedang diserbu oleh beribu banyak pertanyaan.

***

Selang beberapa menit--setelah kejadian aneh itu--bel sekolah berbunyi. Dan ya, di sinilah aku berada, di dalam kelas yang ramai nya tak terkira. Jika perang dunia ke II ramai dengan suara tembakan dan bom yang menggelegar, maka kelas ku akan ramai dengan si-vocal yang dengan baik hati nya selalu menyumbangkan suara tenor nya itu untuk seisi kelas ku. Entah apa yang mereka bicarakan satu sama lain, pembicaraan itu tak dapat di dengar dengan jelas karena kelas terlalu berisik. Tak sadar aku menggeleng pelan kepala ku kemudian memutuskan membaca materi pelajaran yang akan di pelajari hari ini.

Hening...

Ruangan kelas tiba tiba hening...

Bahkan si vocal secara ajaib diam, suara tenor nya tak lagi terdengar...

Penasaran dengan penyebab nya, aku pun mendongakkan sedikit kepala ku. Dan ya! Mata ku sukses membelalak lebar. Sekarang, di depan kelas, persis di depan mata ku, aku dapat melihat dua sosok makhluk yang tak pernah ku bayangkan sekelas dengan ku. Aku melihat dia, si mimpi ku berdiri di sebelah dia, si teka teki ku.

-DREAM- (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang