PART 2 : BAHAGIA ITU SEDERHANA

88 14 2
                                    

Pagi yang cerah menyinari seluruh dunia, annisa tiba tiba saja terbangun saat melihat jam yang telah menunjukkan 6 pagi.

"walah, kesiangan lagi, wahh bahaya nih". Kata annisa tergesah gesah. Seketika aktivitas annisa terhenti ketika mengingat ia harus merawat si jepang itu. "loh? Hariini kan aku cuma ngurusin si jepang jelek itu, ah ngapain coba berangkat, males ah". Kata annisa lalu pergi tidur lagi. Tiba tiba saja...

'sambala sambala bala samballado,, terasa pedes, terasa panas, sambala sambala bala samballado, bibir bergegas, lidah bergoyang, cinta mu seperti sambalado'.

Ponsel annisa berdering, cepat cepat annisa mengangkatnya. "ah siapa sih". Gerutu annisa saat mengangkat telfon. "halo?.... Siapa ya... Maaf ini siapa sih?.... Apah? Pasien saya?... Yang katanya mengidap penyakit kangker itu?... Hah... Saya harus ngurus kamu?... Eh urus aja sendiri... Eh jangan bos saya dong... Ahh... Iya iya, saya kesana, udah tunggu aja... Bye". Balas annisa saat di ujung percakapan. "aduh, si jepang jelek itu tau nomer aku dari mana ya?". Fikir annisa. "wah, Dzaky!". Teriak annisa sekencang kencangnya. "wah, pasti dia nih yang ngasih tau nomer aku ke si jepang jelek nyebelin itu". Kata annisa kesal. "yah, harus mandi kan jadinya, ah males banget, pasti dia ngajak ngomong jepang lagi, ah elah, kenapa sih aku harus ketemu orang senyebelin itu, aku lagi, malah bilang bisa bahasa jepang, gini kan jadinya, ahhh! ga usah idup aja sih tuh orang, euhh!". Keluh annisa kesal, mau tidak mau annisa harus mandi, agar pasien tersebut tidak mengadu kepada atasannya.

Tak lama kemudian, annisa pun sudah siap dan akan segera berangkat. "haahhhhh, semoga aja berjalan dengan lancar". Kata annisa pelan lalu mengeluarkan mobilnya dari garasi, ia pun mulai berjalan menjauhi rumahnya.

'hahh, apa yang akan terjadi selanjutnya ya? Ko perasaan aku ga enak ya'. Batin annisa. Tak lama kemudian, annisa sampai di rumah sakit, banyak orang orang disana, ada yang sedang periksa, menunggu obat, dan lain sebagainya, tiba tiba saja ditengah keramaian...

'sambala sambala bala samballado,, terasa pedes, terasa panas, sambala sambala bala samballado, bibir bergetar, lidah bergoyang, cinta mu seperti sambalado'.

Handphone annisa berbunyi sangat keras, lantaran annisa lupa mengecilkan suaranya, sontak semua mata tertuju pada annisa, annisa pun cepat cepat mengangkatnya.

'aduuhh siapa sih'. Batin annisa sambil mengangkat telfonnya dan berjalan menjauh dari kerumunan orang orang. "halo?.. Aduh apaan lagi sih?... Iya saya bentar lagi menuju ruangan kamu ko... Ya tunggu aja sih... Ya bawel, udah ya, bye". Kata annisa dan menutup telfonnya. "hadeuhh nyusahin aja sih nih pasien". Kata annisa sambil menepuk jidatnya.

Tak lama kemudian, annisa pun memasuki ruang VVIP pasieannya itu. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat pasiennya itu lemas tak berdaya di atas ranjang. Annisa yang panik langsung menghampiri pasien tersebut. "loh? Loh? Eh, eh, bangun, aduhhh, bangun dong". Kata annisa yang berusaha membangunkan hiroshi.

Ia lalu mendekatkan mukanya kepada hiroshi, memastikan apakah hiroshi benar benar meninggal atau tidak. Dan, tiba tiba saja, hiroshi terbangun, keduanya terkejut, mata mereka saling berpandangan kaget.

Saat ini mereka sangat dekat sekali hingga hidung mereka menyentuh. "dokter?". Sapa hiroshi membuat annisa tersentak dan menjauhkan jaraknya dengan hiroshi. "kamu ini ngapain sih? Kan aku jadi mikir yang ngga ngga". Kata annisa kesal. "hehehe, maaf, aku ketiduran, habis dokter lama sih". Jelas hiroshi. "yaya, kamu udah makan belum?". Tannya annisa dingin. "wihh, dokter perhatian banget sih, nannya nannya udah makan apa belum, ah jadi baper". Kata hiroshi geer. "yeh, anak kecil, wajar aja lah aku nannya, kamu itu kan pasien aku". Ingat annisa. "tapi aku mah maunya jadi pacar dokter, ga papa kan?". Tannya hiroshi spontan. "enak aja, ga ya! Sekolah aja dulu tuh yang pinter". Kata annisa. "dokter, kalo aku bodoh, lalu mengapa aku terpilih menjadi murid pertukaran pelajar, lalu mengapa aku menjadi kumlot di kuliah ku? Bahkan itu universitas terkenal disini". Tannya hiroshi tak mengerti. "ih sombong, dokter juga dulu kumlot tau, di universitas kedokteran". Balas annisa. "ga nannya". Ledek hiroshi sambil menjulurkan lidahnya. "ihh, tau ah, dokter males jadinya ngurus kamu, mending dokter keluar aja". Kata annisa lalu pergi. "tunggu, iya dokter, hiroshi minta maaf ya". Lirih hiroshi.

THE DOCKTOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang