PART 5 : DI CULIK

50 10 0
                                    

'terkadang ada masanya kita membagi waktu dengan orang orang disekitar kita'

"nah, hiro, nisa, aku pamit ke kerjaan lagi ya". Pamit dzaky. Hiroshi yang tadinya duduk kini berdiri dan diikuti oleh annisa. "makasih ya broh, udah main dan nengokin aku, maaf aku udah egois". Kata hiroshi sambil menepuk pundak dzaky. "santai aja, harusnya aku yang minta maaf, nis, jagain ya, kalo nakal jewer aja". Pintah dzaky. "wahh, siap". Balas annisa sigap. "yaudah ya, bye". Pamit dzaky lalu pergi. "ya, bye". Jawab hiroshi dan annisa bersamaan. "nah, hiro, waktu istirahat ku telah habis, aku akan melanjutkan tugas ku, bye hiro". Kata annisa lalu pergi meninggalkan hiroshi. "dokter? Lalu bagaimana dengan cerita ku? Aku ingin bercerita". Keluh hiroshi, yang membuat langkah annisa terhenti dan berbalik kepada hiroshi. "ohh, baik lah, ayo ceritakan". Pintah annisa. "serius? Lalu bagaimana dengan pekerjaan mu?". Tannya hiroshi. "diri mu jauh lebih penting, ayo cepat ceritalah". Kata annisa. "baik lah, dokter, aku ingin lagu yang berbunyi tadi pagi, dan satu lagi, sebenarnya tadi saat makan aku ingin disuapi oleh dokter, dan aku ingin dokter menemani ku tiap saat, aku sendiri, aku takut". Kata hiroshi. "hmmm, kamu ini, baik lah jika kamu menyukai lagu itu sekarang juga aku akan berikan, dan untuk disuapi oleh ku, nanti sore saja ya, dan untuk menemani mu setiap saat, ku rasa bisa saja, karena aku takut kamu di usik oleh orang lain lagi". Jawab annisa. "terimakasih banyak ya dokter, kamu begitu baik dan sabar". Kata hiroshi. "tapi, aku pulang dulu ya,  untuk mengambil semua barang ku ke sini, ya". Kata annisa. "baik lah". Kata hiroshi. "ok, dokter melanjutkan tugas dulu ya". Izin annisa. "siap bos". Jawab hiroshi. Annisa pun meninggalkan hiroshi. 'sesungguhnya perasaan ku sangat sulit untuk jauh darinya, dan aku merasakan hal buruk akan menyimpannya jika aku tidak menjaganya'. Batin annisa yang sangat mengkhawatirkan hiroshi. 'entah mengapa aku merasa aman jika bersama annisa'. Batin hiroshi.

#setelah beberapa jam annisa meninggalkan hiroshi

"dokter kemana ya? Ko belum dateng? ". Tannya hiroshi. Tiba tiba saja

Cringg!

Jendela kaca ruangan pecah yang menimbulkan suara sangat keras. Dan penyebabnya adalah sebuah batu yang di lemparkan oleh seseorang dari luar. Perlahan hiroshi melangkahkan kaki dan mengambil batu itu. Terlihat sebuah foto tertempel di batu itu. Sebuah foto yang membuat hiroshi kesal dan panik. "hah? Dokter?!". Kejut hiroshi ketika melihat annisa yang tengah diikat dibangku dan terlihat begitu lemas. "siapa yang berani melakukan hal bodoh seperti ini?! Siapapun itu, tidak ada yang boleh melukainya". Kata hiroshi kesal sambil meremas kertas itu. Ketika hiroshi melihat batu tersebut, ada yang janggal dengan batu tersebut. "tulisan apa ini?". Tannya hiroshi ketika melihat sebuah kata di batu tersebut. "ji...ka...kamu...i...ngin...dia...selamat..da... Tanglah...dan...selamatkan...lah.. dia. (kebun desa)
#barra malik hawwas".

Eja hiroshi yang tengah membaca isi tulisan di batu tersebut. 'apa maksudnya?!'. Batin hiroshi kesal. Ia hannya ingin menolong annisa, bahkan ia tidak memikirkan dirinya yang sedang sakit. 'pokoknya aku harus bisa selamatin dokter annisa'. Batin hiroshi. Ia pun melepas selang infusan dari tangannya, dan ia pun mulai berlari sekencang kencangnya. Seketika hiroshi hannya memikirkan annisa, ia begitu khawatir dan takut dengan keadaan annisa saat ini, bahkan ia pun masih mengenakan baju tidurnya yang berwarna biru. Sambil berlari ia mengharapkan bahwa annisa baik baik saja. 'semoga kau baik baik saja annisa, aku sangat takut kamu kenapa napa, bertahan lah, aku akan menyelamatkan mu'. Batin hiroshi sambil berlari. Semua yang menghilangi hiroshi saat ini dihadangnya. "misi, misi, maaf, maaf". Kata hiroshi sambil menyenggol nyenggol semua orang yang ada di depannya saat ini. Hiroshi hannya berfikir gimana caranya ia keluar dari rumah sakit ini dan menyelamatkan annisa. Setelah hiroshi bisa keluar dari rumah sakit itu, cepat cepat ia mencari dari belakang rumah sakit, belakang sekolahnya (tempat kuliah), bahkan hutan hutan pun dia telusuri, namun ia tak menemukan apapun. "aku ga boleh nyerah, pokoknya annisa harus selamat". Kata hiroshi. Seketika ia mengingat tulisan yang berada di batu itu. Hiroshi berfikir sejenak. "oh ya, kebun desa". Katanya. Hiroshi pun menannyakan kesemua orang dimana tempat itu berada. "pa, pa, bapa tau ga dimana kebun desa". Tannya hiroshi kepada seorang bapa bapa. "oh, tempat itu, tidak jauh dari sini, kamu tinggal masuk aja ke sini, ikutin aja jalannya, nanti juga ada tulisan 'kebun desa', berhati hatilah lah ya nak, jika ingin kesana". Jelas orang tersebut sambil menunjukkan kearah sebuah hutan yang sangat lebat. "oh ya pa, makasih ya". Kata hiroshi lalu meninggalkan bapa itu. 'sebenernya aku takut dengan hutan, tapi jika ini untuk menyelamatkan dokter annisa, aku rela melakukan apapun'. Batin hiroshi. Dengan berani hiroshi memasuki hutan tersebut, ketika hiroshi sampai dan masuk ke hutan tersebut, semuanya terasa sangat gelap, hiroshi semakin takut, kaki hiroshi bergetar. 'ayolah, aku bisa, aku bisa, dia akan selamat'. Batin hiroshi yang berusaha menyemangatkan dirinya sendiri.

THE DOCKTOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang