PART 4 : PENGERTIAN

49 12 0
                                    

Malam hari yang sangat sunyi dan indah, membuat hati annisa senang, karena sekarang ada seseorang yang sedang menemaninnya melalui via suara.

"halo? Hiroshi? Apa ini kamu?". Tannya annisa. "ya, dokter aku ga bisa tidur, aku takut, aku butuh dokter". Kata seseorang dari sana. "apakah kamu baik baik saja? Aku lihat tadi sore kamu sudah tidur, lalu mengapa kamu bangun lagi?". Tannya annisa khawatir. "ya, tiba tiba saja aku terbangun, semuanya gelap, aku takut dokter, cepat lah kesini, sepertinya ada seseorang yang menuju ke sini, aku takut, hiks, hiks, hiks". Kata seseorang disana dengan nada takut dan sedih. "okok, dokter akan kesana, kamu tunggu ya, kamu tunggu disana aja". Kata annisa panik. "ok dokter, aku tunggu". Jawab seseorang disana dengan nada yang membaik.

Cepat cepat, annisa bersiap siap, bahkan, ia tak sempat mengganti bajunya, ia masih menggunakan piama miliknya. Dengan kecepatan tinggi, ia mengendarai mobilnya, yang ia fikirkan sekarang adalah, keadaan hiroshi.

Tak lama annisa pun sampai, ia segera berlari menuju ruangan hiroshi, dan betapa terkejutnya annisa, ketika melihat hiroshi sedang ditutupi bantal, oleh seseorang yang tak dikenal, lantaran orang tersebut menggunakan penutup wajah. "woi, siapa tuh!". Teriak annisa, membuat orang tersebut terkejut dan melarikan diri.

Cepat cepat annisa melihat keadaan hiroshi, saat itu hiroshi terlihat sangat lemas tak berdaya. "dok,, dok,, dokter,, apa itu kamu,, uhuk uhuk uhuk". Tannya hiroshi yang sesak nafasnya. Annisa hanya bisa menangis, melihat keadaan hiroshi yang sudah tak berdaya di ranjang.

Annisa mengusap usap pipi hiroshi dengan pelan, sekarang jarak mereka sangat dekat, hidung mereka menyatu. "kamu harus kuat ya, ada aku disini". Kata annisa berusaha mensupport hiroshi. "dok.. dok.. dokter, rasanya sesak sekali, uhuk uhuk uhuk". Keluh hiroshi.

Cepat cepat annisa mengambilkan selang oksigen dan di pakaikan ke hiroshi. "kamu harus kuat, kamu harus kuat". Rengek annisa.

#pagi hari


Pagi yang cerah, menyilaukan mata hiroshi, seketika hiroshi terbangun, dan melihat annisa tengah tertidur di tempat biasanya.

'dia, menemani ku semalaman? Demi aku? Mengapa ia begitu menjaga ku? Bahkan, dia belum mengganti bajunya?'. Batin hiroshi. Tak sengaja pipi hiroshi memerah, ketika membayangkan annisa. "hei, ayo bangun, udah pagi nih". Kata hiroshi yang berusaha membangunkan annisa. "mmmm, hooaaammmm, wah udah pagi ya". Kata annisa linglung. "eh, hiro, kamu udah siuman?". Tannya annisa. "ya, aku sudah merasa lebih baik". Jawab hiroshi dengan senyum manisnya. "mmm, syukur lah". Kata annisa. "dokter, mengapa rambut ku rontok? Sekarang aku sudah setengah botak". Keluh hiroshi. "hmmm, itu efek kemo hiro, wajar saja hal seperti itu terjadi". Kata annisa. "lalu berapa lama rambut ku akan tumbuh?". Tannya hiroshi takut. "tenang lah hiroshi, kamu tidak akan botak ko, paling hanya tidak memiliki rambut, hahahhaa". Ledek annisa. "sungguh? Apakah aku akan botak? Apakah aku akan botak? Apakah aku akan botak?". Tannya hiroshi panik. "ei, tenang lah, ngga ko kamu gaakan botak, beberapa minggu kemudian rambut mu akan tumbuh". Kata annisa. "syukur lah". Lega hiroshi. "kamu udah makan?". Tannya annisa. "mmm, belum, aku ga laper dok". Kata hiroshi. "baik lah, tapi menjelang siang kamu harus makan ya, nanti aku buatkan capcay". Kata annisa. "baik lah, dokter, bisa kah kau~". Perkataan hiroshi terhenti ketika handphone annisa berdering.

'sambala sambala bala samballado,, terasa pedas, terasa panas, sambala sambala bala samballado, bibir bergetar, lidah bergoyang, cinta mu seperti sambalado'.

Sontak, annisa dan hiroshi terkejut dan menatap benda yang ada di meja. "ehh, biar aku angkat dulu ya". Kata annisa sambil menghampiri handphonenya dan mengangkatnya, dan pergi menjauh dari hiroshi. "halo?... Ohh yaya....". Kata annisa ketika mengangkat telfon.

'ko, suara deringnya gitu ya? Lagunya enak di denger, aku mau minta ke dokter ah, hihi'. Batin hiroshi sambil tersenyum.

Tak lama, annisa pun kembali. "nah, hiroshi, sekarang ada pasien yang harus aku obati, kamu banyak istirahat ya, aku ga tau sampe jam berapa, yang pasti aku bakalan kesini nemenin kamu, tunggu ya". Kata annisa lalu pergi. "eh tunggu, ketika kembali nanti, aku ingin mengatakan sesuatu". Ujar hiroshi. "baik lah, bye". Jawab annisa.

'aku harap, kamu tidak pergi terlalu lama, karena aku sangat membutuhkan mu'. Batin hiroshi.

#siang hari

"hoammm". Kantuk hiroshi saat bangun dari tidurnya. Seketika hiroshi terkejut melihat dzaky sudah terlap di kursi sampingnya. 'eh, dzaky, tumben banget kesini, mungkin dia lagi renggang waktunya, lalu, dimana annisa ya? Apakah dia belum balik?'. Batin hiroshi yang sangat menghawatirkan annisa. "hmmm, eh, ro, kamu udah bangun?". Tannya dzaky yang di balas anggukan oleh hiroshi. "nyari siapa ro? Ko kayanya ngeliat kanan kiri mulu?". Tannya dzaky bingung. "eh, aku lagi cari annisa, kira kira kemana ya dia?". Tannya hiroshi khawatir. "ooh, annisa, dia tadi nitipin capcay buat kamu, katanya biar aku suruh suapin kamu, annisa masih ngurusin pasiennya, dia keliatan sibuk banget". Jelas dzaky. Mendengar jawaban dzaky, seketika hiroshi merasa tak bersemangat. "ah, aku males makan, aku mau nungguin annisa aja". Kata hiroshi. "loh kenapa? Ayolah ro, kamu makan dulu ya, ntar makin sakit". Kata dzaky khawatir. "emang kamu seneng aku mati kan? Kalo aku bilang ngga ya ngga". Bantah hiroshi. "apa maksud kamu? Mana mungkin aku mau sahabat aku mati, ayolah jangan menyusahkan seperti ini". Peringat dzaky. "sahabat? Aku ga salah denger tuh? Mana ada sahabat yang selalu sibuk, yang selalu jauh, yang ga perduli, bahkan sahabatnya lagi sakit juga dia lebih mentingin pekerjaan dari pada sahabatnya sendiri! Mana ada sahabat macam gitu!Baka! Aku sakit, tapi kamu terlihat lebih memilih pekerjaan kamu! Aku kesal! Apa kamu tau?! Saat itu aku sudah sangat putus asa! Tapi karena kehadiran annisa! Semuanya berubah! Aku menjadi lebih bahagia". Marah hiroshi, bahkan hiroshi pun sampai mengeluarkan air mata, begitu pun dengan dzaky, dia pun mengeluarkan air mata yang cukup deras. Merasa bersalah, dzaky pun memeluk hiroshi dengan erat.

"gomenasai, gomenasai, gomenasai". Jerit dzaky sambil memeluk hiroshi. Hiroshi pun membalas pelukan dzaky.

"wah, wah, sweet nya, dzaky, makasih ya, udah turutin permintaan aku". Kata annisa ketika membuka pintu, dan melihat dzaky yang tengah menyuapkan nasi ke hiroshi, annisa pun mulai mendekat kearah hiroshi dan dzaky. "ehh, sama sama". Jawab hiroshi. "dokter! Apa dokter telah kembali?". Tannya hiroshi senang. "iyalah, dokter sedang istirahat, jadi, dokter ada waktu untuk jaga kamu". Kata annisa sambil tersenyum manis. "dokter udah makan?". Tannya hiroshi. "mmm, belum, kalo dokter makan, nanti waktu istirahat dokter habis, dan nanti dokter malah ga bisa liat kamu deh". Jelas annisa.

'hah? Dia belum makan? Hanya untuk melihat keadaan ku? Aku harus berterimakasih padanya'. Batin dzaky. "ky, hiro abis ga ma~". Pertanyaan annisa terhenti, karena, tiba tiba saja, hiroshi memeluk annisa. "e..eh, kamu kenapa?". Tannya annisa. "hannya ingin berterimakasih". Kata hiroshi lembut di telinga annisa.

Annisa hanya merasa jantung hiroshi yang berdebar dan pelukannya yang hangat, membuat annisa sangat nyaman. "mmmm, iya sama sama, sudah lah ayo lepaskan". Kata annisa, hiroshi pun melepaskan pelukannya. Dzaky yang melihatnya hanya terperanga tak percaya, karena baru pertama kali ia melihat adegan pelukan aslinya.

Disis lain, dzaky merasa senang karena kehadiran annisa, hiroshi terlihat lebih bersemangat jalani hidup.

'aku harap kalian terus bersama seperti ini selamanya'. Batin dzaky, ia pun memandangi annisa dan hiroshi yang sedang tertawa bersama.

________________
Gomenasai : maaf
Baka : bodoh

THE DOCKTOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang