chapter 4✨

218 33 2
                                    

Lo pasti sedih.
Gue yakin dia pasti bakal ingat sama lo.

Warning! Typo word!


Wendy part.

Wendy sudah seminggu ini melamun dikelas. Ia tidak konsen menerima pelajaran dan moodnya turun sejak insiden yang menerpa adik kesayangannya.

Ini sudah jam istirahat dan murid-murid tampak berada diluar kelas. Sedangkan, Wendy yang biasanya jam istirahat akan ke kantin justru malah memilih untuk berdiam di kelas.

Ia tampak stress dan memikirkan kondisi adiknya yang sama sekali belum ada perkembangan dalam memorinya. Itu membuatnya kecewa dan sedih. Menurut Wendy insiden tujuh hari yang lalu adalah kesalahannya karena lebih mementingkan tugas sekolah dibandingkan adiknya.

Padahal Wendy tahu jika Chaeyoung sejak kecil memang tidak berani untuk menyebrang jalan. Ia saat itu merasa bodoh dan lupa jika Chaeyoung akan menaiki bus dan harus menyebrang untuk ke haltenya.
Wendy terus menyalahkan dirinya sendiri.

"Heh! Wen! Lo udah seminggu murung mulu." Tegur sahabatnya Wendy yaitu Joy.

Joy menegur Wendy yang murung terus beberapa hari ini. Joy tahu tentang kejadian yang menimpa Wendy. Ia turut prihatin dengan kondisi sahabatnya ini. Jarang keluar kelas sejak seminggu lalu, membalas ucapan seseorang dengan singkat, dsb. Dan itu membuat Joy resah sendiri.

"YOOO! WHATSAPP YERI YOOO!!" Suara semangat dari luar kelas terdengar. Cewek dengan perawakan agak pendek, cantik, dan selalu bersemangat setiap harinya

"BERISIK AH YER!" Ucap seorang disebelahnya sambil memukul kepala belakang Yeri dengan tamgannya sendiri. Orang itu tampak kesal karena Yeri sangat tidak jelas dan berlebihan.

"AHH SEULGI! JANGAN NAMPOL KEPALA BELAKANG GUE NAPA SI!??" Teriak Yeri tidak terima kepalanya dipukul oleh Seulgi.

"Udah, berisik kalian." Salah satu perempuan melerai mereka. Dilihat dari wajahnya, ia paling kalem diantara yang lain dan lebih dewasa.

Perempuan itu kemudian berjalan ke arah Wendy dan Joy diikuti oleh Seulgi beserta Yeri dibelakangnya. Perempuan itu duduk, menopang dagunya, dan melihat ke arah Wendy yang sedari tadi murung.

 Perempuan itu duduk, menopang dagunya, dan melihat ke arah Wendy yang sedari tadi murung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Heh, Wen!"

"Hm?"

"Lo bisa ga berhenti murung? Gue cape lihat muka lo yang begini mulu."

"Iya."

"Gue bukan butuh jawaban cuma Iya, gue butuh langsung lo lakuin itu. Mana Wendy yang ceria setiap harinya? Mana Wendy yang ketawa lepas kayak kemaren-kemaren?"

"Iya ren, gue tau.. tapi Chae-"

"Gue tau lo gini gara-gara kejadian yang dialamin sama adek lo, tapi mikir gak sih lo? Chaeyoung emang hilang ingatan tentang lo, tapi mungkin ada suatu hari dia bakal ingat sama lo. Dan posisi lo yang sekarang? Lo murung gini gak bakal ada perkembangan Wen. Chaeyoung gak bakal seneng lo murung gini, pasti dia gak mau kakaknya sedih."

MACHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang