chapter 5✨

176 26 0
                                    

Hidup itu kayak film
Ada sedihnya ada juga bahagianya

Bunyi kendaraan bermotor dan mobil yang berlalu-lalang memekakkan telinga. Asap kendaraan motor dan bunyi klakson yang tidak berhentinya berbunyi.

Wendy menghela napas. Ia sekarang berada di mobil. Barusan supirnya, Pak Maman menjemputnya dari rumah sakit. Wendy tadi habis menjenguk Chaeyoung. Mama Wendy? Ia kembali ke kantornya untuk mengadakan meeting dengan beberapa klien. Sepertinya mamanya akan lembur apalagi papanya.

Wendy dan Chaeyoung sangat jarang bertemu papanya. Om Wilson seringkali menjenguk mereka setiap dua bulan sekali. Dan itu membuat dua saudara perempuan itu kurang dekat dengan sang ayah.Namun, papanya kadang mengirimkan uang jajan kepada anaknya setiap minggu sebagai perhatian kecil dari orang tua.

"Halo?" Wendy mengangkat telepon dan menyapa orang yang meneleponnya duluan.

"Halo Wendy? Kamu sudah pulang?" Teriak orang diseberang. Ternyata mamanya.

"Iya, ini udah dijemput Pak Maman kok. Bentar lagi nyampe rumah ma." Jelas Wendy kepada mamanya

"Oke. Wendy, mama hari ini pulang malam. Masih banyak yang harus mama kerjakan dikantor." Ucapan mama Wendy membuat bibir Wendy mengerucut.

"Iya. Aku tau mama sibuk." Wendy ngambek karena nanti dirumah bakalan sepi

"Kamu marah sama mama? Nanti mama blokir loh atm kamu." Ancam mamanya dari seberang telepon.

"Eh! Jangan ma! Aku mau belanja perlengkapanku gimana?" Protes Wendy, ia tidak mau Atmnya diblokir. Nanti ia makan apa?.

"Nah, gitu. Jangan banyak protes kamu ya, mama kerja juga untuk kamu sama Chaeyoung." Perjelas mamanya Wendy.

"Iya-iya ah, aku ngerti kok. Tapikan aku sepi dirumah, ga ada temen."

"Hmm.., gini Wen. Mama tadi belum sempat ngomong ini sama kamu. Chaeyoung kan kondisinya mulai membaik sejak kecelakaan itu. Ia boleh dipulangkan oleh dokter besok."

Perkataan mamanya tadi membuat Wendy terkejut. Ia membulatkan matanya tidak percaya. Kini Wendy mempunyai teman cerita dirumah. Sejak Chaeyoung masuk rumah sakit, Wendy hanya ditemani pembantunya Bi Inem dan supirnya Pak Maman.

Wendy akrab dengan Pak Maman serta Bi Inem. Namun jika masalah curhat dan cerita tentang kehidupan pribadinya, Wendy tidak nyaman untuk bercerita kepada mereka. Wendy jika bercerita dan curhat pasti kepada adik kesayangannya yaitu Chaeyoung. Namun sejak Chaeyoung masuk rumah sakit, tidak ada teman baginya untuk bercerita dan menumpahkan segala isi pikiran perempuan itu.

Dan untungnya, kabar bahwa Chaeyoung pulang ke rumah besok membuat Wendy senang. Ia tidak sabar menanti hari esok dan bercerita dengan adiknya itu sepuas hatinya. Menurutnya, curhat dengan Chaeyoung itu sangat mengasyikan. Berdebat dan bercanda menjadi satu didalamnya. Chaeyoung juga sering memberinya nasihat-nasihat dan itu selalu berarti bagi Wendy. Padahal, Wendy lebih tua dari Chaeyoung. Namun Chaeyoung lebih memiliki pemikiran yang lebih terbuka.

"HAH!?? Beneran ma? Chaeyoung pulang besok?" Wendy menanyakan mamanya untuk memastikan.

"Iyalah, masa mama bohong. Dokter William beritau kok tadi. Dia nelpon mama sambil menjelaskan kepada mama."

"YESSS!!!" Jerit Wendy bahagia.

"Duh Wendy, jangan teriak. Nanti pendengaran mama bisa tuli tau."

"Mama gak tau aja kalo anaknya lagi senang."

"Iya-iya. Ya udah, mama tutup telponnya ya"

MACHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang