12 [ GIC ]

489 21 3
                                    

Entah sudah sampai mana mereka berlari, bahkan mereka tidak tau jalan ke villa.

Dan itu artinya mereka nyasar.

"yahh lex ini ada dimana" ucap alic khawatir.

"ya lo masa nanya ke gue" ucap alexa yang juga tak kalah panik.

"trus gue harus nanya siapa lagi kalo bukan lo, mana disini sepi lagi" ucap alic sambil menggosokan tangannya.

"tanya mas Google sana" kesal alexa.

"ish alexa ini tuh lagi genting masih sempet bercanda lagi" ucap alic.

"mending kita nyari rumah warga aja deh, keburu malam nih" ucap alexa.

Alic menghela nafas nya. Dan berjalan mengikuti alexa.

"kayak nya disini gak ada rumah warga deh" ucap alic.

"usaha dulu lah" ucap alexa.

Setelah berkeliling untuk mencari rumah warga, mereka malah semakin nyasar.

Entah sejak kapan, sekarang alic menangis sembari menutup wajah nya dengan kedua tangan nya.

Alic sangat takut. Takut tidak bisa kembali. Takut tidak bisa bertemu dengan kedua orang tua nya. Takut tidak bisa makan masakan mamah tercinta nya.

Lebay? Alic tidak lebay tapi ia hanya takut. Apa jadi nya jika seorang penakut ditinggalkan di tempat yang seram seperti rumah mantan. Eaaa.

"kok lo nangis lic" ucap alexa berjalan ke arah alic yang sedang berjongkok sambil menutup wajah nya.

Alexa pun memeluk alic agar bisa lebih tenang. Alexa sangat tau sifat buruk alic. Salah satu nya ini.

"gue takut lex" ujar alic sambil mengeratkan pelukan nya.

"jalan sedikit lagi ada gubuk tuh, kita istirahat disana dulu aja" ucap alexa membawa alic ke gubuk itu.

Saat mereka berjalan.

"heh alic dengerin gue yah, jangan pernah lo deketin axel lagi!!" ucap orang dari belakang alic dan alexa.

"hak lo apa ngatur ngatur alic" bukan alic yang menjawab melainkan alexa.

Orang itu maju selangkah demi selangkah.

"lo gk pernah ngerasain jadi gue, yang selalu di tindas oleh kakak kelas, di bully" teriak orang itu.

Alexa tertawa kencang, seakan tak takut dengan iblis didepan nya.

"lo di bully? Harus nya lo benerin kata kata lo. Lo yang tukang bully" ucap alexa santai.

"gue gak peduli, intinya lo harus jauhin axel" ucap nya.

"gue gak bisa"

"gue udah nyaman sama dia" lanjut alic.

"oke gue terima pengakuan lo, tapi gue bakal balik lagi buat nyiksa lo, lo tinggal tunggu tanggal mainnya aja" ucap nya sambil tersenyum sinis dan pergi entah kemana.

Alic menghela nafas nya dengan berat.

"dia siapa? " tanya alexa.

"cewek yang suka sama axel"  ujar alic.

Mereka pun menyudahi obrolan nya dan terlelap di gubuk itu.

----

Beda hal nya di lain tempat. Dua laki laki itu hampir tidak tidur.

Karna sibuk mencari keberadaan alic dan alexa yang pergi tanpa pamit.

Bahkan mereka berfikir alic dan alexa diculik atau pun pulang lebih dulu ke jakarta.

Tapi mereka tetap mencari. Hingga sebuah telepon membuat mereka sedikit tenang.

"heh kutil kemana aja lo, ngilang gak bilang bilang" kesal David setelah melihat alexa.

"ish apaan sih lo, lagian ya kalo gue mau ngilang gue gak akan bilang dulu ke lo" ucap alexa sambil menoyor kepala David.

"songong lo" kesal David sambil menjitak alexa. Dan terjadi lah jitak menjitak.

"guys tadi gue ketemu vera" ujar alic tiba tiba.

"m-m-maksud lo" tanya axel dengan gugup.

"oh nama nya vera"

"lo harus hati hati lic, kayak nya ancaman nya gak main main deh" lanjut alexa.

"lo di ancam sama dia lic" tanya axel dengan khawatir.

"udah lah gue juga gpp" ujar alic jutek.

Tanpa mereka sadari sepasang mata sedang menatap ke arah mereka dengan senyum kemenangan.

--------

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ghost In CampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang