BAB 1

17.3K 576 66
                                    

“Kak Ano cepat dong, nanti aku telat bagaimana?”

Langit tampak cerah, dan awan berwarna putih biru menghiasi cakrawala. Kediaman Anggara selalu diisi dengan suara merdu dari seorang gadis yang kini sudah beranjak dewasa. Putri Silia Aurora, bagus sekali bukan nama gadis itu? Gadis berlesung pipi, berambut panjang, mata bulat, pipi gembul dan hidung mancung, serta jangan lupakan senyum ceria yang selalu terpancar di wajahnya. Gadis yang ceria, penuh semangat, dan energik.

“Sabar dong, Put. Kakak lagi pakai sepatu dulu,” protes Ano kepada adiknya yang selalu ingin terburu-
buru.

“Ihh, kakak selalu lelet. Kalau Putri kena hukum, pokoknya kakak harus tanggung jawab.”

Putri saat ini tengah menempuh pendidikan di bangku perkuliahan, lebih tepatnya hari ini dia akan mengikuti ospek. Ospek? Apa yang ada di benak kalian mengenai ospek? Seragam putih hitam? Kakak senior yang ganas? Atribut yang aneh? Yap, itulah yang saat ini dialami oleh gadis itu dan mahasiswa baru lainnya. Kuliah. Ketika seseorang berada di titik ini, dia bisa dikatakan sebagai orang yang sudah dewasa dan mampu mengambil keputusan. Namun, bagaimana dengan Putri? Apa dia bisa mengambil keputusan yang baik dan benar dalam hidupnya?

“Nah, sudah siap. Kuy berangkat,” ajak Ano.

Mereka berdua segera berangkat ke kampus. Anggara University, menjadi tujuan mereka saat ini. Anggara? Ya, itu adalah salah satu universitas yang dimiliki oleh Anggara Group yang merupakan keluarga mereka.

“Kak, aku langsung masuk barisan ya, bye bye.” Belum sempat Ano membalas, adiknya itu sudah berlari menuju lapangan yang sudah dipenuhi oleh maba.

   Dasar, batin Ano yang sudah hafal dengan tingkah sang adik.

Terdengar napas Putri yang tak beraturan. Sambil menetralkan nafasnya, Putri memperhatikan sekitarnya. Dia berada di perkumpulan orang-orang yang sama sekali tidak dia kenal. 
Huft, aku merasa asing. Andai saja Vanessa ada di sini,  batin Putri meratapi nasibnya yang buruk.

“Hai.” Tiba-tiba saja ada yang menyapa Putri
ramah.

“Hai,” jawab Putri kikuk.

“Kenalin nama aku Jesi Ananda, kamu bisa panggil aku Jesi,” kata gadis bernama Jesi itu. Sepertinya Jesi hendak berkenalan dengan Putri.

“Nama aku Putri Silia Aurora, kamu bisa panggil aku Putri,” balas Putri tersenyum manis.

“Hm ok Putri, jadi kamu jurusan kedokteran juga?” tanya Jesi.

“Iya. Kamu juga?”

“Iya. Me too. Semoga kita bisa berteman ya,” ungkap Jesi antusias.

“Hehe ok.”

Dan akhirnya, di hari pertama ospek ini Putri tidak merasa terasingkan lagi karena dia sudah mempunya teman baru. Untuk Vanessa, gadis itu berbeda jurusan dengan Putri. Vanessa memilih manajemen sebagai pelabuhan terakhirnya. Alasan gadis itu masuk ke sana adalah atas tuntutan orang tuanya yang menginginkan Vanessa untuk meneruskan bisnis keluarga.

“Btw, kamu berasal dari sekolah mana, Put?” tanya Jesi yang sudah mulai mengakrabkan diri.

“Aku dari SMA Kencana,” jawab Putri.

PUTRI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang