1. Winter

17.6K 1.4K 301
                                        

Busan, Awal Desember 2013

Saat itu musim dingin sudah memasuki Korea Selatan.

Dimana para petani diliburkan, ibu-ibu mulai melalukan Gimjang*, Samhansaon** mulai tiba dan sepasang kekasih yang mengatur jadwal kencan hanya untuk melihat salju di hari pertama.

Malam itu Jungkook ingat sekali, bocah berumur tiga belas tahun dengan mata bulat dan bibir tipis itu diam-diam mendengar berita malam saat ayahnya sedang menonton.

Menurut berita, salju akan turun di awal bulan Desember, hal itu sangatlah mengejutkan mengingat fakta selama ini salju hanya akan turun pada akhir bulan desember atau awal januari di Korea.

Mungkin karena akibat pemanasan global, kita sendiri bahkan tidak akan pernah tahu kapan salju akan turun. Maka dari itu bocah kecil dengan wajah imut itu langsung menghubungi tetangganya di sebelah melalui jendela kamarnya.

TAR!

Suara kaca yang dilempari kaleng tersebut terdengar sangat kuat, cepat-cepat Jungkook menoleh, melihat pintu kamarnya lalu menghela nafas lega saat orang tuanya tak masuk atau menegurnya dari luar.

Mata bulatnya kembali melihat ke arah ujung jendela, dimana tepat kamar sahabat kecilnya berada.

Beberapa menit ia menunggu, pipinya sudah terasa beku karena ia yang mengeluarkan kepala dari jendela kamarnya tanpa pengaman apapun.

"Jimin Hyung cepatlah buka.." Gumamnya seraya bergetar, cuaca benar-benar sangat dingin dan ia mulai tak tahan.

Merasa sahabatnya tak akan membuka jendela dalam waktu dekat, Jungkook masuk kedalam lalu mengambil selimut tebalnya dan kembali hanya untuk menunggu seseorang disana.

"Yak! Cari mati?!"

Tiba-tiba suara cempreng yang sangat ia gemari itu terdengar, Jungkook buru-buru berlari dan menyembulkan kepalanya kembali karena terlalu semangat.

"Masukkan kepalamu kedalam, Bodoh! Sebentar lagi akan hujan!"

Jungkook menggeleng gemas. "Besok salju akan turun, kita akan keluar bersama!"

"Tidak, Jungkook-ah. Besok pasti sangat dingin, kau akan sakit." Bocah yang lebih tua menggeleng keras, mencegah ide gila sahabat kecilnya tersebut.

"Hyung, Kookie mohon.."

Yang diseberang terdiam seketika, ia melihat wajah Jungkook yang memelas lagi menggemaskan. Menghela nafas, karena tak dapat menolak akhirnya bocah pendek tersebut menganggukkan kepalanya dengan lemas. Sungguh ia lemah dengan Jungkook yang terlihat sangat imut dan cantik.

"Baiklah, kita akan keluar bersama besok." Ujarnya seraya tersenyum.

"Yeay! Kookie melihat salju pertama dengan Jiminie Hyung!"

Bocah bernama Jimin itu tersenyum hangat, lalu melambaikan tangannya. "Sampai jumpa besok!"

"Tunggu!"

Jimin yang hendak menutup jendelanya menghentikkan kegiatannya, "ya?"

"Kookie sayang, Hyung!"

Terkekeh gemas Jimin pun mengangguk, "Hyung juga!"

"Selamanya?"

"Hm, selamanya."

Keduanya mulai melemparkan senyum polos khas bocah, lalu melambaikan tangan sekali lagi dan menutup jendela masing-masing.

.
.
Fallacy
Eveus present
.
.

Fallacy [OPEN ORDER!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang