Jungkook menyusuri jalan kota Daegu dalam diam. Ia tak berniat membuka mulut atau pun bersenandung untuk menghibur hatinya, karena yeah..
Ia sakit.
Untuk beberapa alasan yang ia sendiri sedikit tidak menerimanya.
Lalu Jungkook mulai bersyukur kepada langit yang mulai menggelap, sehingga orang-orang tak perlu melihat wajah datarnya yang terlihat menyedihkan dengan jelas.
Kalo dilihat lebih jeli, kita bisa melihat bahwa dua netra Jungkook tampak berkaca-kaca dengan tatapan kosong. Memikirkan hal yang menganggu malamnya selama ini.
Park Jimin.
Apa arti orang itu bagi Jungkook?
Cinta atau Kebencian?
Yang mana yang lebih mendominasi Jungkook pun tak tau. Jungkook hanya berpikir, bahwa Jimin telah melakukan kesalahan. Dan ia pantas mendapatkan penolakan dari Jungkook.
Tapi, apa benar ia sudah berhasil mendepak Jimin dari hatinya?
Kalau benar ia berhasil..
Lalu kenapa ia sangat tak rela Jimin bersama orang lain?
"Hah.." Menghela nafas, Jungkook mulai melihat ke atas. Berpikir mengenai kejadian tadi, dimana Jimin memeluk sahabatnya dengan eratㅡtampak menenangi Taehyung yang bergetar karena menangis.
Jungkook mulai berpikir kembali. Bagaimana dengannya dulu? Apa Jimin melakukan hal yang sama ketika ia diperlakukan dengan tak manusiawi?
Ia tak ingat..
Yang ia tau, ia sendirian disana. Melawan rasa takut dan kecewa pada Hyung yang ia cintai.
Ya.. mungkin rasa cintanya sudah pergi dibawa Jimin yang kabur meninggalkannya.
Dan Jungkook kembali sesat pikir.
Membenci Jimin tanpa mau membuka pikiran untuk mencari jalan keluar dari permasalahannya sendiri.
.
.
.Hari itu Jungkook pulang terlambat, ia yang sampai ke penginapan pada sembilan malam dimarahi Namjoon habis-habisan di depan anak kelas. Sedangkan Taehyung sudah terlebih dahulu diomeli karena mukanya yang babak belur.
"Baik Yoongi, Taehyung, Jungkook. Kalian sama saja, saya kira kalian sudah berubah karena dapat bekerja sama dengan Hoseok dan Jimin. Tapi tidak, kalian terus berulah."
"Kenapa anda bawa-bawa saya?" Yoongi protes, sedangkan anak 3-1 mulai cemas karena ketuanya itu tampak sangat tidak tau situasi. Dalam hati mereka merutuki ketua kelas berwajah dingin itu, seharusnya Yoongi diam saja dan menerima ocehan Namjoon Saemㅡseperti yang lainnya.
"Kau ketua kelas bukan?"
Yoongi diam mendengarkan, namun tidak dengan matanya yang terus menatap Namjoon dengan berani.
"Lalu kenapa?"
"Mana tanggung jawabmu? Kenapa Taehyung bisa terluka? Kenapa Jungkook pulang malam dengan bau alkohol?"
Memutar bola matanyaㅡjengkel, Yoongi berdecak. "Itu kesalahan mereka, mereka yang melanggarnya padahal sudah jelas-jelas diberi peringatan. Lalu kenapa aku yang dimarahi?"
Menggeram emosi Namjoon yang hendak kembali berbicara mulai ditegur Jin yang sedari tadi diam.
"Yoongi-ah, kau adalah ketua. Tanggung jawab anak kelas 3-1 adalah tanggung jawabmu juga."
"Ya, aku tau. Tapi aku tidak suka kesalahan orang lain berimbas kepadaku." Yoongi masih keras kepala sedangkan Namjoon sudah memijit pelipisnya pusing.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fallacy [OPEN ORDER!]
FanfictionJimin berusaha masuk, namun Jungkook tak membukakan pintu untuknya. #11 Jikook #12 KookMin #26 BL #181 Yaoi Top!Jungkook, Bottom!Jimin 🔞⚠Sexual Harrasment Content⚠