7. Kim Taehyung, Min Yoongi and Ambition

8.5K 1.2K 425
                                    

Pagi sekali Jungkook sudah pergi ke sekolah, Jimin yang baru bangun melihat pergelangan tangannya yang membiru.

Menggigit bibir bawahnya, ia pun segera mandi untuk membersihkan diri.

Seusai mandi dan berpakaian Jimin berkaca terlebih dahulu, melihat lehernya yang memerah keunguan. Menghela nafas berat Jimin memasangkan syal berwarna merah miliknya untuk menutupi kissmark yang diberikan Jungkook semalam.

Memang hanya satu, tapi dibagian atas sehingga tak tertutupi kerah dengan baik. Lagi pula warnanya sangat jelas dan hampir sepenuhnya ungu.

Sedangkan milik Hoseok..

Merah tua dan sangat manis. Berbeda dengan miliknya, terlihat sekali bahwa yang menandai sangat membenci dirinya.

Setelah kejadian semalam Jungkook tak kembali ke kamar, ia bahkan menatap awas pintu kamar tersebut sampai tengah malam namun Jungkook tetap tak masuk kedalam sampai ia tertidur di kasur sahabat kecilnya dalam keadaan gelisah.

Sebenarnya Jungkook memang kerap kali ingin melakukan tindakan seperti semalam, tapi remaja itu selalu mengurungkan niatnya ketika ia sudah melihat Jimin ketakutan atau meringkuk takut.

Biasanya dengan begitu Jungkook merasa sudah cukup.

Tapi tidak dengan semalam.

Jungkook benar-benar melecehkannya.

Ia sakit hati. Tapi jika memang dengan cara tersebut Jungkook dapat memaafkannya, Jimin berusaha menerima, walau harga dirinya sudah hampir mati.

Menghela nafas berat, Jimin pun memutuskan pergi kesekolah tanpa sarapan.

.
.
.

"Makanlah."

Hoseok menangkap roti pemberian Yoongi dengan sigap, lalu menatap pemuda itu dengan bingung. Kini keduanya sedang berada di atap saat cuaca sedang dingin, atap ini adalah tempat favorit Yoongi, Hoseok yang diajak hanya dapat mengikuti tanpa protes walaupun dia sendiri sudah sangat kedinginan.

"Kau pasti tak sarapan lagi, 'kan?"

"Eh? Dari mana kau tau?"

Memutar bola matanya malas, Yoongi berbalik. Melihat lapangan sekolahnya dari atas sana.

"Kau itu berisik. Jadi aku bisa mendengar keluhanmu pada Jimin setiap pagi."

Mengerucutkan bibirnya, Hoseok mulai membuka bungkus tersebut. "Terima kasih." Ucapnya gugup.

Sedangkan Yoongi yang mendengarnya mulai menyeringai. "Jangan berterima kasih saja."

Melihat kearah atas, Hoseok yang duduk tersebut menunggu Yoongi untuk melanjutkan kalimatnya.

"Menginaplah lagi di Apartemenku."

Blush.

Pipi Hoseok memerah seketika, entah kenapa bayangan malam itu berputar secara otomatis di otaknya dengan baik.

Saat Yoongi memeluk dirinya ketika ia terbangun dari mimpi buruk, menggodanya dengan kata-kata manis, menyentuh wajahnya lalu...

"Kau tidak ingin mencobanya lagi, hm?" Kini Yoongi berjalan ke arah Hoseok, lalu berjongkok untuk melihat wajah pemuda tersebut dari dekat.

Mengerjap malu, Hoseok yang ditanya seperti itu buru-buru menghabiskan rotinya. Sedangkan Yoongi yang menunggu Hoseok makan mulai menarik sudut bibirnya lalu meraih rambut teman kelasnya itu untuk ia usap.

Deg. Deg.

Meneguk ludahnya gugup Hoseok perlahan melihat Yoongi yang tengah menatap kepalanya seraya mengelus rambutnya dengan lembut.

Fallacy [OPEN ORDER!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang